-17 Face the truth

14K 1.9K 59
                                    

Haechan duduk tepat di sebelah Yuta. Tangannya memerbaiki posisi topinya yang dia bawa dengan sengaja. Yah, untuk jaga-jaga saja kalau nanti ada keadaan darurat dimana ia harus menyembunyikan identitasnya.

Matanya menatap ke sekeliling private room yang tersedia di restoran tersebut. Seperti yang kalian ketahui, restoran itu terdapat di lantai 7 apartemen milik Leon corp. alias milik keluarga Lee Minhyung.

Suara pintu terbuka membuat mata Haechan otomatis melirik ke arah pintu. Tampaklah seorang lelaki tampan yang sangat tidak asing menurutnya. Kening Haechan mengerut dalam. Orang itu jelas saja Lee Minhyung, tapi bukankah Yuta akan bertemu dengan Mark Lee? Dari pada semakin pusing Haechan memilih untuk diam saja dalam pertemuan itu.

"Tuan Lee?" sapa Yuta dengan sopan. Haechan yang duduk di sebelah Yuta ikut berdiri dan menunduk sopan ke arah Mark, begitupun dengan Mark, ia pun menunduk sopan ke arah Yuta dan Haechan.

"Mari kita mulai saja, Tuan Lee." Yuta yang sudah terbiasa dengan pertemuan-pertemuan dengan kliennya dengan nada yang sopan dan ramah membuka percakapan.

"Mark saja, Tuan Nakamoto. Lagipula saya di sini hanya menggantikan ibu saya." 

"Kalau begitu panggil Yuta saja, saya juga sedikit risih jika dipanggil dengan marga saya." Mark mengangguk seraya melirik ke arah seseorang yang tampak misterius duduk di sebelah Yuta. Sedikit peka, Yuta berdehem pelan. "Yang duduk di sebelah saya ini adalah sepupu saya, Lee-," Belum sempat Yuta menyebutkan nama Haechan, lelaki manis itu sudah lebih dulu meremas pelan pinggang Yuta seperti mengirim kode.

"Jangan sebut namaku, hyung." Bisik Haechan pelan dengan pandangan menunduk. Yuta yang tidak tahu apa alasan mengapa Haechan tidak ingin diperkenalkan hanya diam.

"Yah, dia hanya sepupu biasa yang ingin belajar dari saya. Anggap saja dia tidak di sini." Senyuman miring tersemat di bibir indah Haechan. Hampir saja identitasnya ketahuan.

Mark mengendikkan bahunya seraya meminum segelas anggur yang ada di depannya. Haechan yang masih belum yakin kalau di depannya ini Mark Lee atau Lee Minhyung berusaha membuktikannya dengan sesuatu hal yang pasti.

Tangan Haechan bergerak pelan ke arah kantong celananya untuk mengambil benda berbentuk persegi. Dalam diam Haechan mengetikkan sesuatu untuk dikirim kepada Mark.

Lee Minhyung

Mark
read

Mark
read

Mark
read

Haechan mendiamkan ponselnya saat sadar Mark sudah membaca pesannya. Kepalanya mendongak sedikit untuk melihat reaksi orang di depannya. Benar saja, kepala Mark tengah menunduk ke bawah memerhatikan ponselnya.

Dengan jelas Haechan bisa merasakan ponselnya bergetar. Badannya memberikan sedikit reaksi aneh yang membuat Mark sedikit curiga dengannya. Perlahan Haechan bergerak mengetikkan sesuatu untuk Mark.

Lee Minhyung

Kenapa?

uhm, aku hanya ingin bertanya
kamu dimana?

Haechan masih diam di tempatnya tanpa mengucapkan sepatah katapun. Sebenarnya Haechan mulai risih karena Mark sesekali meliriknya dengan pandangan aneh. Ia hanya bisa berdoa semoga pertemuan ini akan berjalan cepat.

Rasa penasaran Haechan belum habis karena ia berpikir mungkin itu sebuah kebetulan saja jika waktu ia mengirim pesan dan waktu orang di depannya membuka ponsel itu berdekatan. Untuk mencari bukti yang lebih kuat ia pun mengetuk sebuah ikon telpon yang berada di ujung kanan atas. Ia membuat panggilan telpon dengan Mark. 

On-Lee You -Markhyuck ✔حيث تعيش القصص. اكتشف الآن