Akhir cerita

1.8K 456 32
                                    












Setelah membaca tulisan-tulisan saya sebelumnya, menurut kalian, bagaimana seorang Felix?






Saya sendiri menganggap kalau Felix masih menjadi tempat terbaik saya untuk pulang, meskipun saya sudah tidak berniat menjadikan dia sebagai destinasi saya untuk pulang lagi. Karena saya tidak berani kembali mengambil resiko.





Bagaimanapun, saya pernah dibuat sebahagia-bahagianya kebahagiaan oleh dia. Meskipun saya juga pernah dibuat sesedih-sedihnya kesedihan yang juga disebabkan oleh dia.




Tapi, serius, saya tidak bisa lagi bertemu dengan dia. Karena sekarang sudah empat tahun, kehidupan saya dan dia pun sudah berubah. Sudah banyak yang berubah, termasuk perasaan saya. Saya tidak mau dinding pertahanan saya hancur lebur hanya karena bertemu dengan dia. Dia sudah bahagia dengan kehidupannya, dan saya —meskipun belum terlalu bahagia saya akan terus mencari kebahagiaan saya.



Saya menulis semua ini karena tiba-tiba rasa rindu dengan tidak sopannya menggerogoti hati saya. Sebenarnya saya rindu masa SMA saya, namun Felix ikut terseret rindu tersebut hingga akhirnya mampu menjadi pemeran utama dalam semua lembaran-lembaran yang sudah saya tulis disini.



Setidaknya, rindu saya sedikit terobati. Saya seperti kembali kemasa dimana saya dan dia masih menjadi tempat bersandar satu sama lain.




Sekarang, saya bukan lagi seorang siswi yang memperhatikan Felix secara diam-diam. Saya bukan lagi seorang mahasiswi yang selalu menunggu kabar dan kedatangan Felix.


Sekarang, saya sudah punya tanggung jawab sendiri yang membuat saya tidak bisa lagi terlarut-larut akan masa lalu.























Tidak, saya tidak menikah. Entah tidak atau belum. Saya tidak tau. Saya tidak tau harus menikah dengan siapa. Saya juga tidak tau untuk apa saya menikah. Meskipun mama sudah meneror saya untuk menikah dan mengancam akan menjodohkan saya dengan seseorang, saya memang belum terpikir untuk menikah, karena saya belum berniat mengambil resiko lagi. Dan saya juga belum siap untuk jatuh hati lagi.





Fyi, kemarin saya baru menghadiri pernikahan atasan saya, Kian. Dia sekarang jadi CEO diperusahaan kami, padahal sebenarnya saya yang punya ide membangun perusahaan ini, tapi karena semua dana awal dari dia, maka dialah yang menjadi CEO dan saya hanya sebagai bawahan yang sering dijadikan babu. Padahal perusahaan ini bergerak di bidang fashion, namun saya acap kali hanya mendapat tugas untuk membeli makanan untuk seluruh pegawai atau menghubungi layanan service jika wifi sedang bermasalah. Miris. Btw, suaminya Galang yang masih suka tebar pesona itu.









Jadi, inilah kisah singkat saya dan Felix. Penuh drama dan cringe thing yang membuat saya sering kali merutuki diri sendiri kenapa dulu saya ataupun dia melakukan itu. Sebenarnya masih banyak lagi kejadian-kejadian yang sudah kami alami, tapi saya rasa itu tidak penting dan ya, terima kasih sudah membaca kisah saya dan Felix!























Tertanda,
Alisa.













































end.





































end?

Biar Saya Ceritakan | Felix lee. [√]Where stories live. Discover now