(4+) ternyata begitu

1.7K 435 53
                                    










Sebuah ruangan yang semula cukup gaduh mendadak hening saat Felix masuk dengan lunglai dan aura berkabungnya. Pemuda itu tampak lebih letih dari biasanya padahal hari ini ia tidak punya jadwal lain selain pemotretan.

"Kenapa lo?" tanya Nancy setelah melirik Felix kemudian kembali melanjutkan aktifitasnya menuliskan nama orang yang akan diberikannya undangan.

"Gue udah ngomong lagi sama Alisha—"

"BERANI BANGET LO MENAMPAKKAN DIRI LAGI"

"DIAM DULU!"

Nancy menghela napas lalu diam, menurut.

"Dia cantik banget, keliatan lebih anggun sekarang." lanjut Felix dengan tatapan menerawang.

Nancy mendecih, "Makanya jangan brengsek. Nyesel kan lo akhirnya"

Felix tersenyum miris. Benar, dulu dia yang tak sabar. Awalnya dia yang jenuh pada hubungan mereka yang terkesan monoton dan berakhir mencari orang baru. Dulu dia pikir, Alisha bukan lagi sesuatu yang penting, singkatnya gadis itu sudah membosankan. Ia jenuh melakukan rutinitas yang sama setiap harinya.

"Dianya juga gak ada waktu gue lagi butuh dia, jangan nyudutin gue terus." balas Felix, tidak mau disalahkan. Dasar laki laki.

"Emang Felix ini udah bodoh dari dulu ya, Nan?" tanya Gerald sambil memasukkan undangan-undangan ke plastiknya.

"Iya, Kek kamu."

"Kok jadi aku???"

"Sama-sama gak bisa ngertiin cewek. Sama-sama ngegampangin perasaan cewek."

Mendengar hal itu, Gerald diam, seluruh ruangan jadi diam. Felix yang sedang duduk disofa membalikkan badan membelakangi orang-orang kemudian meringkuk, kembali mengintropeksi diri sama seperti malam-malam sebelumnya dan juga merasakan penyesalan yang selalu datang setiap malamnya.





--- -- ---



Arka kembali menyodorkan tissu saat Alisha masih terus saja menangis tersedu-sedu disebelahnya. Pemuda itu masih bungkam, tak ingin mengganggu acara sedih Alisha.

"g-gue.. gue pikir.. d-dia masih sayang sama gue... tapi ternyata—HUAAAAAAAAAAAAAAAA"

Arka tersentak kecil lalu menyumpal mulut Alisha dengan gumpalan tissu yang diambilnya asal.  "Berisik banget lo, ini rumah sakit."

Alisha mengeluarkan tissu tersebut kemudian menatap Arka dalam. Sesaat kemudian,


"HUAAAAAAAAA"

Arka pusing.

"Kenapa sih lo??????????" tanya Arka frustasi.

"Felix..."

Arka menghela napas. Pemuda itu jadi sadar, siapa lagi sih di dunia ini yang mempu membuat Alisha menangis bahkan hanya dengan story instagramnya?

"Kenapa lagi dia?"

"Nikah."

Arka terbelalak. "Sama siapa?????"

"Nancy."


Arka mengernyit. Setaunya, sore tadi ada undangan yang datang ke ruangannya dan itu undangan Nancy. Arka juga tidak tau mengapa ia bisa diundang, tapi yang jelas disana dituliskan kalau Nancy menikah dengan Gerald, bukan Felix.

"Tau dari siapa?" tanya Arka lagi.

"Felix..." cicit Alisha.

"Felix ngasih tau lo langsung?"

"Iya! Eh—nggak juga... Tapi iya, tapi tapi gitu.... HUHUHUHU"

"TERUS MAKSUDNYA APA SIH ALISHA???????"


"YA POKOKNYA DIA MAU NIKAH SAMA SI NANCY NANCY ITU ARKAAAAAAAAAAAAA "

Arka menghela napas panjang. "Gue dapet undangannya."

Alisha menatap Arka tak percaya, "Bahkan lo juga?"

Arka buru-buru membuka lacinya kemudian mengambil undangan berwarna merah muda tersebut dan menyodorkannya ke Alisha.

"Undangan Nancy, tapi bukan sama Felix."

Alisha melotot, dengan cepat membaca undangan tersebut. Sesaat setelahnya, gadis itu melirik Arka. "Terus... Felix nikah sama siapa dong?" tanyanya pelan dengan bibir yang masih cenderung melengkung ke bawah.

"Sama gue." balas Arka sekenanya kemudian memakai jas rumah sakitnya. "Udah sana pulang lo. Mau kerja gue."

Alisha meletakkan undangan tersebut dengan pelan. Wajahnya perlahan memerah, malu. Namun tangannya kembali mengambil undangan tersebut untuk mengecek sekali lagi nama mempelainya. Perlahan, senyuman tipis mulai tergambar di wajahnya.

"Secinta itu ya lo sama Felix?" tanya Arka saat melihat senyuman Alisha.

"Nggak juga."

"Terus?"

"Nggak tau."

"bodoh."

Alisha terkekeh. "Aduh bahagia banget gue."

Arka hanya bisa geleng-geleng kepala. "Hati-hati dijalan."

"Iya."

"Jangan gampang ngambil kesimpulan lagi."

"iya-iya. Dah!" ucap gadis itu kemudian menghilang dibalik pintu.




























Arka kembali duduk. "Nampaknya hati lo udah mutlak milik Felix, dan lo gak pernah membiarkan hati lo berpindah ke tangan lain. Udah saatnya gue berhenti ya, Sa?" kemudian tersenyum miris.























--- -- ---

A/n:

Jangan lupa vote dan comment nya mantemans ^^

Biar Saya Ceritakan | Felix lee. [√]Where stories live. Discover now