Ch.11 Pikiran yang bercabang

2.5K 229 0
                                    

(Apa yang salah? Bianca terlihat gembira ketika aku melamarnya pagi ini. Ia bilang ia tidak perduli aku bukan orang Kaya. Lalu kuberitahu tentang gelar baruku. Tidak, lebih tepat aku membual tentang menjadi seorang Duke. Tidak setiap Hari pria miskin seperti diriku mendapatkan gelar dan kekayaan pada saat yang sama).

Sang Duke Channingham yang baru, Thomas Gardner sedang berdiri di depan rumahnya yang baru. Sebuah rumah yang sangat besar dan mewah.

Tom masih mengenakan jas hitam sebagai pakaian berkabung untuk mendiang sepupunya, Tristan Maxwell.

Sebuah krepe hitam di lengannya sebagai tanda ia sedang berkabung. Ini bukan tradisi yang biasanya. Umumnya krepe hitam hanya digunakan jika ada saudara kandung atau orang tua yang meninggal dunia. Tapi dalam hatinya, Tristan sudah seperti adik kandung yang tidak pernah ia miliki. Jadi ia mengenakan krepe hitam untuk mengenangnya.

Tadi pagi Baroness Garfields berubah kaku dan dingin setelah mendengar tentang keberuntungannya. Ia meminta Tom untuk pergi dari rumahnya secepat mungkin. Tidak pantas bagi seorang Duke yang terhormat berada dalam rumahnya yang sederhana.

Semuanya baik2 saja di antara mereka sampai ia mengetahui tentang gelar baru Tom.

Duke Channingham yang baru menghela nafas panjang. Sepupunya baru saja dikuburkan di samping makam ayahnya tadi pagi. Dan Tom sudah merasa kelelahan.

Tidak banyak orang yang menghadiri pemakaman Tristan, hanya beberapa teman baiknya. Hampir semua pekerja dari perusahaan penerbitan menghadirinya. Menilai dari mata mereka yang bengkak dan merah, Tom menduga2 jika semua teman kerjanya itu sebenarnya gay. Ini akan menjelaskan mengapa mereka tidak pernah menilai atau mengejek dirinya sebagai gay.

Bekas bosnya terlihat seperti mayat hidup. Ia pasti sangat mencintai Tristan Maxwell.

Tom masih tidak dapat mengerti mengapa seorang pria dapat mencintai pria lainnya. Cinta melampaui batas apapun. Mungkin penjelasannya hanya sesederhana itu saja.

Ada sebuah krepe hitam diikat dengan pita putih di bel pintu depan. Sebuah pertanda bahwa orang2 dalam rumah ini sedang berkabung. Juga sebuah tanda agar pengunjung tidak membunyikan bel pintu. Tidak ada yang lebih menyakiti sebuah keluarga yang sedang berkabung daripada suara bel yang ceria.

Tom mengetuk pintu beberapa kali. Akhirnya penjaga pintu membukakan pintu untuknya.

Ia menyapa, "Selamat datang di rumah, Your Grace. Pengacaramu menunggumu di kantor. Sang duchess menunggumu di ruang duduk."

Tom mengerutkan keningnya. Ia tidak pernah mengetahui Tristan sudah menikah. Tapi tentu saja mereka telah kehilangan kontak selama bertahun2.

Seorang Duke seperti Tristan harus menikahi seorang lady yang pantas. Walaupun dirinya itu gay. Banyak pria bangsawan (gay) memiliki istri di rumah.

Sang penjaga pintu menerima topi Tom. Ada sebuah rumput berwarna kehitaman di topinya. Lagi2 sebuah tradisi berkabung untuk seorang saudara kandung, bukan saudara sepupu.

Tom mengenakan pakaian hitam, sarung tangan hitam dan dasi hitam saat ini. Sesuai tradisi, ia harus mengenakan pakaian berkabung selama enam bulan lamanya.

Sebaiknya ia segera menyelesaikan masalah ini secepat mungkin.

Tom meminta seorang pelayan untuk mengantarkannya ke ruang duduk untuk menghibur seorang duchess yang sedang berduka.

Black Widow/ Janda Hitam (Iversley#1)(versi Indonesia)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang