20. Twenty

54.7K 7.2K 1.7K
                                    

Jeno menatap lamat ponselnya. Haruskah ia menanyakan keadaan Jaemin? Atau haruskah ia menanyakan alasan kenapa Jaemin pergi dari rumahnya tanpa pamit pada dirinya?

Entah kenapa memikirkan hal tersebut membuat Jeno kalut. Ditambah lagi perkataan Hyunjin saat di sekolah tadi.

'Mana ada rasa khawatir tanpa peduli?'

'Yang gue tahu nih ya, rasa khawatir itu ada saat kita peduli.'

'Lo mending nunjukkin apa yang ada di hati lo. Daripada telat? Nyesel nanti.'

Mengingat rentetan kalimat yang dilontarkan bibir penuh Hyunjin membuatnya mendecak.

"Ckk! Memangnya apa yang ada di hati gua? Empedu?"

Jeno tidak paham apa yang ada dipikiran Hyunjin. Bisa-bisanya pemuda itu menuduhnya peduli pada Jaemin.

"Gua itu cuma khawatir tau. Lagian mana mungkin gua peduli."

Ow ow.. Lalu kalau bukan peduli, kenapa kamu bisa se-frustasi ini Jeno?

Nampaknya kita butuh jampi dukun untuk menyadarkan seorang Lee Jeno.

🐁🐁🐁

Jaemin melangkahkan kakinya dengan menggeret koper hitam di tangan kanannya, serta ransel digendongannya. Kali ini, ia bersama Lucas sedang menuju kabin pesawat.

"Jaem, besok lo masuk ga?" tanya Lucas sembari meletakkan koper mereka pada bagasi pesawat.

Jaemin mengangguk. "Iya lah. Emang lo nggak mau masuk?"

Sebuah cengiran terbit pada bibir Lucas. Tanpa dijawab pun, Jaemin bisa langsung menebaknya.

"Kok lo nggak mau masuk sih? Besok kan senen."

"Justru senen itu makanya gua mager. Mending gausah masuk aja yok Jaem."

"Ei..ei.. nggak bisa gitu. Inget, lo udah kelas 12, kebiasaan bolos pas kelas 11 jangan dibawa." Nasihat Jaemin yang kini telah menduduki kursinya.

Lucas ikut mendudukkan dirinya di samping Jaemin. "Gua nggak bolos Jaem. Kan ada surat izin bekas kemaren."

"Itumah sama aja lo bolos, Baim!"

"Kok lo jadi bawa-bawa bapak gua?" Lucas sedikit tak terima. "Gua aduin baru tau rasa!"

"Yeu.. aduan, kayak anak SD aja." ejek Jaemin.

Lucas mencebik. "Lah, lo sangka ngata-ngatain nama bapak bukan kelakuan anak SD?"

"Dih, siapa juga yang ngatain bapak lo? Emangnya yang namanya Baim cuma bapak lo doang?" Seketika Jaemin memeletkan lidahnya.

"Yaudah deh, terserah lo. Gua sebagai manusia paling waras cuma bisa ngalah."

Jaemin memutar bola matanya jengah. Sejak kapan pemuda jangkung itu waras?

Positif thinking saja, mungkin pemuda itu waras saat lebaran keluarga-nya.

( Read = lebaran kingkong )

"Bodo amat Cas."

"Eh Jaem, jadi gimana? Mau ikut gua nggak masuk sekolah nggak?"

Lagi-lagi Jaemin memutar bola matanya jengah. Sudah tahu Jaemin adalah anak rajin, tapi kenapa sepupunya itu masih saja mengajak dirinya untuk bolos?

"Sorry, gua nggak mau ikut bolos." tolak Jaemin.

"Ish, kan gua udah bilang, itu tuh namanya bukan bolos. Surat izin kita masih berlaku, jadi guru-guru ngiranya kita masih izin." tutur Lucas

[✔️] Fanboy | NominWhere stories live. Discover now