20

8.9K 913 237
                                    

Renjun merengek kecil saat cahaya matahari mengusik dari alam mimpinya. Padahal Renjun masih betah tidur untuk mengistirahatkan tubuhnya yang masih terasa sangat lelah.

"N-Nana—angh!" Renjun refleks mendesis lirih merasakan bagian belakangnya yang masih nyeri dan tersumpal sesuatu. Ya, sesuatu itu adalah miliknya Jaemin. Cowok itu tidur tanpa mencabut kebanggaannya dari lubang sang pacar tadi malam.

Karena Renjun yang memukul-mukul bahu Jaemin, cowok itu jadi terbangun. Dan langsung menyengir lebar merasakan kehangatan melingkupi miliknya. Tapi nggak bertahan lama, karena cowok mungil yang ada didepannya sudah cemberut dan memasang wajah merajuk.

"Iya, iya. Aku lepas nih." Jaemin bergerak pelan-pelan. Dan Renjun menutup matanya erat-erat sambil menggigiti bibir bawahnya agar nggak mengeluarkan suara aneh. "Kamu mau lanjut tidur atau mau aku gendong ke kamar mandi?" tanya Jaemin lembut sambil mengusak rambut halus Renjun.

Setelah resmi pacaran, mereka memang bicara pakai aku-kamu, nggak pakai gue-lo lagi. Biar manis.

"Mau ke kamar mandi aja." jawab Renjun, lalu melanjutkan dengan berbisik pelan, "Badan aku kerasa lengket gara-gara tadi malem." muka Renjun memerah karena tiba-tiba teringat kegiatan mereka yang penuh kenikmatan itu.

Jaemin terkekeh gemas, kemudian menggendong Renjun ala koala.

"Yakin kamu mau mandi sendiri? Atau mau aku temenin?" goda Jaemin sambil menaik-turunkan alisnya.

Renjun meninju pelan bahu Jaemin dengan bibir mencebik lucu, "Nggak! Injun bisa mandi sendiri!" lalu cowok itu membanting pintu kamar mandi tepat didepan wajah ganteng Jaemin.

Selagi menunggu Renjun mandi, Jaemin memungut boxer miliknya dan segera mengenakannya. Dia juga membuka gorden jendela lebih lebar, sampai Jeno terbangun karenanya.

"Loh? Pacar kita mana?" Jeno panik nggak menemukan Renjun disampingnya.

"Lagi mandi, tolol." sahut Jaemin sambil mendengus dan memutar bola matanya.

Jeno menghela nafas lega. Lalu meraih ponselnya yang tergeletak di atas meja kecil samping ranjang. Keningnya langsung berkerut dan memandang Jaemin penuh tanya,

"Jaemin, kita disuruh ngumpul di rumah Hwall. Katanya mau ada yang diomongin masalah Eunbin." Jeno kembali menscroll history chatnya dan masih dilanda kebingungan, "Emang Eunbin kenapa ya?"

"Mana gue tau." jawab Jaemin cuek. "Tapi ya udah lah. Abis check-out kita langsung ke Hwall aja."

*
*

Para anggota pertemanan berkumpul di rumah Hwall pagi menjelang siang itu.

Felix datang diboncengi oleh Sanha dan nggak berhenti mengomel karena cowok tiang itu barusan membawa motornya mengebut.

Hyeyeon, Nancy dan Jinyoung ditebengi oleh kak Dino yang sekalian mengantar Siyeon, empat manusia itu memang menginap di rumah Siyeon tadi malam, jadi mereka bisa berbarengan.

Jeno, Jaemin dan Renjun datang bersamaan. Dari turun mobil sampai duduk di sofa ruang tamu Hwall, Jeno nggak berhenti memeluk pinggang Renjun dan menuntunnya berjalan. Kasihan, cowok mungilnya itu masih nggak bisa jalan dengan benar karena masih merasa nyeri di bagian belakangnya.

Lalu ada Haechan yang datang diantar oleh Mark. Dari awal wajahnya kelihatan kelam, kayak mau makan orang. Jadi nggak ada yang berani menegur cowok manis ini.

Sedangkan Hyunjin datang paling akhir sendirian dengan menggunakan taksi. Padahal keadaan dia masih loyo, badannya juga masih dililit banyak perban dan lebam-lebam dimana-mana.

sohib | norenminحيث تعيش القصص. اكتشف الآن