*****
Anyversary yang ke sembilan!!
Hera sudah mencoba melupakan dan mengatakan apa yang dia dengar dan lihat tentang Rama juga Yuli beberapa hari belakangan ini.
Lagipula, Rama sudah berjanji akan mengajaknya dan Rena makan enak di luar. Hera bahkan sudah memesankan kue istimewa untuk di makan di rumah nantinya.
Semua rencana sudah di susun dengan sangat baik. Hera juga berjanji pada dirinya sendiri jika dia tidak akan terlalu cemburu buta pada apa yang belum jelas kebenarannya. Dia bukan remaja lagi dan dia juga memiliki Rena yang harus ikut di pikirkan.
Desi terus berseloroh selama bekerja, gadis itu senang sekali menggoda Hera. Begitu juga dengan Guntur.
Hera tidak memperhatikan jika dua orang itu terlihat seperti menjaga jarak. Tentu saja, Hera sedang bahagia hingga dia tidak memikirkan apapun selain dirinya dan kebahagiaannya sendiri.
"Jadi, mbak gak bakal traktir aku malam ini yah?" Goda Desi saat Hera berkemas untuk pulang.
Dia akan memberi kejutan untuk Rama. Hera tidak pernah datang ke tempat Rama karena terlalu malas bertemu dengan Yuli. Tapi, hari ini pengecualian.
Senyum tak luntur dari bibirnya. Hingga dia tidak sadar ada sepasang mata lain yang memperhatikannya dengan sakit hati.
Hera menepuk bahu Desi, "aku duluan. Masalah traktir bisa di atur," kayanya dan melenggang pergi.
"Dasar," kekeh Desi.
Hera menyapa orang-orang yang berpapasan dengannya. Sungguh hari ini Hera seakan menjadi manusia baru yang di penuhi keceriaan.
Tempat kerja Rama ada di lantai delapan, jadi cuma turun satu lantai dan tidak akan menghabiskan banyak waktu. Hera juga sengaja tidak menghubungi suaminya. Namanya kejutan.
Hera sudah sampai di depan pintu ruang kantor devisi Rama, Hera tersenyum dan membuka pintu itu, berseru.
"Rama...??!"
Tapi ucapan Hera terhenti saat melihat apa yang ada di depan matanya.
Rama... dengan Yuli...mereka...
Hera menggeleng, perasaannya campur aduk. Di sambar petir di siang hari pasti begini rasanya.
Rama pucat dan berlari menghampirinya, "Hera, ini..." Rama menggenggam tangan Hera.
Tapi Hera menepisnya dengan kasar. Matanya buram karena air mata. Dadanya sesak. Hatinya hancur.
Dan suaminya berkhianat.
Hera beralih memandang ke arah Yuli yang sekarang berdiri di samping Rama dan balas memandang Hera tanpa merasa bersalah sedikitpun.
Seluruh tubuh Hera gemetar hebat karena emosi yang saling tumpang tindih.
"Beraninya kalian...kalian..."
"Ini tidak seperti yang kamu lihat!" Bentak Rama.
Hera menggeleng.
"Dan kamu Yuli, apa kamu tidak tahu malu? Dia suamiku!"
"Dia milikku!" Balas Yuli keras.
Hera menggeleng tidak percaya.
"Yuli, diam!" Bentak Rama kalut, Rama berusaha menggenggam tangan Hera, namun Hera kembali menepisnya.
"Aku...kecewa padamu," kata Hera lirih.
Rama ingin meraihnya, menjelaskan semuanya, tapi, Yuli menahannya dan Hera pergi begitu saja.
Hera tidak peduli jika saat ini air matanya banjir. Dia bahkan setengah sadar saat berjalan keluar. Seseorang baru saja merusak hidupnya, mengambil dunianya, pijakannya, sandarannya...

YOU ARE READING
Be Happy √
ChickLitHera bahagia, dia mencintai keluarganya, suaminya dan anak perempuannya, dia juga mencintai pekerjaannya walaupun dia memiliki bos yang menyebalkan. Tapi, apa yang harus dia lakukan saat seseorang menghancurkan pernikahan yang selama ini dia jaga? A...