Mochi

771 89 40
                                    


Daehwi sebal. Pipinya nyut-nyutan dan terlihat bengkak, bibirnya mengerucut terlihat seperti sally imitasi. Sally si Bebek unyu salah satu karakter l*ne, bukan abangnya upil ipil.

Matanya berair, dia sudah berniat untuk melaporkan penderitaannya pada bundanya. Bocah manis itu dengan emosi menghampiri kakak buluknya, geplakan sayang ia layangkan pada bagian belakang kepala Woojin. Refleks yang lebih tua mengaduh dan hendak marah pada pelaku yang membuat kepalanya cekot-cekot.

Tangannya terkepal, tinggal dilayangkan saja pada orang yang sudah berani melakukan kekerasan pada tukang buat onar di sekolah.

Sayang niatnya hilang karena yang dilihat si Gingsul adalah adik kesayangannya. Bukan marah, Woojin malah terlihat panik karena adik manisnya mulai menangis.

"Ya.. Ya... Hwi kenapa? Apa tanganmu sakit?" si Sulung mengangkat tangan si Bungsu dan meniup-niupnya sesekali mengecupnya.

"HUUAAA~!!!!!!!" Bukan menjawab, si Imut malah makin kencang menangis.

"Kak, pipiku sa- hik sakit--"

"Tadi digigit kak kuda niel! Sakit! Huuuee~" Daehwi menunjuk pipi kirinya yang biru dengan bekas gigitan.

Woojin kaget, ia ingin marah pada kakak kelasnya. Tapi takut, bagaimana tidak. Kang Daniel itu badanya besar, dempal, dan tinggi semampai. Sedang Woojin, hanya bocah kelas 2 SMP yang hitam, kecil, dan tak setinggi kak Daniel si Beruang dari kelas 1 SMA dalam yayasan yang sama.

"Kak Ujin yang salah kenapa enggak jemput Daehwi! Pipi Hwi dari tadi dicubit-cubit! Ditarik-tarik sama kakak-kakak yang lewat waktu Hwi kesini!"

"Kak Ujin jahat! Huks.. Huks! Ternyata main bola di sini sama kak Embul sampai lupa sama aku HUEE!!!!"

"BUNDA! KAK UJIN JAHAT!!!"

"iya Hwi, iya kakak yang salah maaf ya. Janji besok kakak gak bakal lupa."

Woojin mengelus pipi si Adik sesudah menyeka air matanya yang tumpah ruah.

Bocah gingsul itu melihat arloji yang melingkar ditangan kirinya, jelas menunjukkan pukul 15.00 WIB. Pantas saja adiknya marah, sepulang sekolah sekitar 30 menit tadi Woojin harusnya menjemput Daehwi les.

Maklum si Kecil berpipi tembem itu sekarang kelas 6 SD. Les setelah pulang sekolah menjadi salah satu kebijakan sekolah.

Bocah SD pulang jam setegah satu, jeda setengah jam lalu langsung lanjut les wajib. Pas sekali dengan jam pulang Woojin. Adik imutnya ini terlalu manis untuk pulang sendirian dan terlalu beresiko kalau menitipkan pada teman lainnya, meski ada beberapa orang yang dipercaya Woojin.

Daehwi masih marah, ia tak mau menatap Woojin. Mengabaikan setiap panggilan yang disuaraka si Hitam ganteng dan mengerucutkan bibir pertanda sebal.

Pipi adiknya yang penuh lemak jadi terlihat makin berisi. Ia menahan diri agar tidak mencubit atau menggosok pipi mochi itu.

Iya pipi mochi. Terlihat bulat dan kenyal. Woojin tak heran kalau banyak orang yang gemas tapi ya....  Mau bagaimana lagi orang yang punya pipi memang lucu dan imut mksimal.

Woojin menghela napas frustasi karena adiknya masih saja mogok bicara padahal mereka sekarang berjalan beriringan menuju rumah. Setelah Woojin membatalkan big match antara anak kelas 8 A dan 8 B.

Padahal hadiahnya lumayan. Dua kotak ne#t st@r jajanan kesukaan Woojin. Meskipun oada akhirnya dibagi untuk 11 orang sih.

Sekarang yang ada di otak sederhananya hanya bagaimana cara untuk membujuk adiknya supaya tak merajuk lagi.

"Hwi?"

"......"

"Dedek Hwi sayang... "

"......."

"Dedek Hwi kesayangannya kakak, jangan marah dong. Nanti kakak beliin es cream mochi mau? "

"...." masih tak ada jawaban.

"Daehwi sayang nanti kakak beliin es cream mochi sama cokelat ratu perak mau?"

"...." Daehwi berhenti berjalan, tapi masih memalingkan muka dari kakaknya.

"Beneran deh free kakak enggak minta ganti kok. "

"Beneran?!" masih ketus.

"Iya beneran. Kakak engga bakalan bohong."

"Dua-dua ya kak, pokoknya nanti kalo Kak Ujin sampai minta ganti ke Hwi dan ada bunganya----- Hwi bakar semua koleksi polaroid Black Orange punya kakak!"

"Aduh dek ampun, apapun asal jangan yang satu itu." si Bocah SD memandang Woojin penuh telisik dan mengernyit sebal.

"Iya Hwi iya. Janji, benar-benar janji sekarang. "

"Horray!!!!!! Es cream..... Es cream.... Es cream.....choco.... Choco..... Choco. "

"Kebanyalan nonton produce 48 kamu dek."

"week, biarin. " lidah si bungsu terjulur dengan kantong mata bagian bawah sedikit diturunkan. Niat mengejek memang. Untung Woojin sayang.

Lupanya Woojin menjemput Daehwi hari ini berakhir dengan ludesnya uang sakunya selama seminggu. Salahkan Indoapril yang banyak diskon dan Daehwi yang tak ada hentinya memasukkan cemilan ke dalam keranjang belanjaannya.

Woojin be like: Good bye..... Good bye... Good bye~


🐹🐹🐣🐹🐹




Annyeong semuanya~ maapkan aku yg hiatus lumayan lama wkkwwkwk...

Sesuai janji, hyung and his dongsaeng aku buatkan book sendiri~

Tolong abaikan cover book ini yang menjadi saksi bisu kegagalanku buat cover yang bagus. Wkwkwk

See u letter guys. 😘😘😘😘






















With love,



Nakarinda❤

Hyung and DongsaengWhere stories live. Discover now