BAB 23 >>Kau Menyelamatkanku Lagi<<

1.8K 106 0
                                    

Hari semakin gelap, tapi belum ada yang berubah. Di ladang suasana masih terasa sunyi namun juga mencekam dan menengangkan. Tak sedikit pun terlihat tanda-tanda adanya perang mau pun akan dimulainya perang.

Semua lycan dan vampire yang berada di pihak para hunter termasuk para hunter masih terlihat sedang bersantai sambil menyantap makan malam yang mereka buat dari bahan-bahan seadanya yang didapat dari rumah-rumah penduduk yang ditinggalkan begitu saja. Tak sedikit dari mereka yang sedang duduk di sekitar api unggun yang dibuat sebelum malam tiba untuk menghangatkan tubuh dari dinginnya malam yang terasa menusuk sampai ke tulang. Sementara itu, beberapa hunter lain terlihat sedang sibuk memeriksa senjata dan amunisinya masing-masing.

Zero duduk termenung di sebelah Terrence. Digenggamnya secangkir air hangat yang mulai dingin karena Zero tak meminumnya sedikit pun karena sebenarnya ia sama sekali tak menginginkan air hangat itu dalam genggamannya, apa lagi meminumnya. Ia hanya terpaksa menggenggamnya karena paksaan Terrence yang mengkhawatirkan keadaannya yang sejak tadi hanya duduk termenung tanpa bersuara dan bergerak sedikit pun. Pandangannya yang kosong terus tertuju pada api unggun yang berjarak sekitar 5 meter di depannya.

"Sherry, kemana sebenarnya kau pergi?" batin Zero. Sepertinya ia semakin khawatir pada Sherry. "Sial, aku tak akan bisa tenang jika terus seperti ini!" gerutu Zero sambil berdiri. Tanpa sadar, ia menjatuhkan cangkir yang digenggamnya tadi, hingga membuat air di dalam cangkir itu langsung tumpah dan membasahi tanah.

Terrence yang melihat sikap Zero pun ikut berdiri lalu menatap Zero dengan tatapan bingung. "Apa yang akan kau lakukan?" Tanya Terrence.

"Aku ingin berjalan-jalan sebentar." Jawab Zero singkat tanpa menoleh ke arah Terrence.

"Apa ini karena Sherry?" Tanya Terrence dengan wajah serius. Meski Zero berusaha menyembunyikan apa yang ada dalam pikirannya, namun sering kali Terrence bisa menebaknya dengan tepat.

Zero hanya terdiam. Dalam pikirannya, ia berusaha mencari alasan yang tepat agar ia bisa pergi meninggalkan tempat itu untuk mencari Sherry. Namun karena pikirannya terlalu penuh oleh rasa khawatirnya terhadap Sherry, akhirnya tak satu pun alasan yang melintas dalam pikirannya.

"Sepertinya dugaanku benar, ya." Gumam Terrence sambil tersenyum sinis. "Kalau begitu aku tak akan membiarkanmu pergi dari tempat ini dengan mudah meski pun kita harus bertarung." Kata Terrence dengan wajah yang tampak sangat serius.

Mendengar ucapan Terrence, Zero langsung menatapnya. Terlihat jelas kemarahan di wajah Zero. "Dengar Terrence, aku tak ingin ada pertarungan di antara kita. Jadi biarkan aku pergi karena aku harus mencari Sherry." Jawab Zero dengan nada tegas seakan sedang memberi perintah pada Terrence untuk menyingkir dan membiarkannya pergi.

Semua hunter, lycan, dan vampire yang ada di sekitar mereka pun ikut menatap mereka dengan tatapan bingung seolah ingin mencari tau apa yang sebenarnya terjadi di antara mereka. Apa lagi raut wajah Zero dan Terrence yang terlihat serius serius membuat membuat mereka semua semakin penasaran.

"Aku tau kau menyukai Sherry," lagi-lagi Terrence menebak dengan tepat. Zero yang mendengarnya pun langsung tersentak kaget, hingga ia tak bisa menutupinya. "tapi bukan berarti kau harus meninggalkan tanggung jawabmu untuk melindungi desa ini." Lanjut Terrence yang tak perduli dengan ucapan Zero tadi.

Zero hanya terdiam. Benar apa yang dikatakan Terrence. Dia memang menyukai Sherry. Dia tak ingin Sherry terluka. Dia ingin melindungi Sherry. Dia ingin berada di dekat Sherry agar ia bisa memastikan bahwa Sherry baik-baik saja. Meski begitu, ia juga harus mengingat bahwa ia adalah pemimpin bangsa vampire di Darkforrest dan dia mempunyai tanggung jawab yang besar untuk melindungi desa ini.

The Hunter Love StoryWhere stories live. Discover now