10. PUEBI

809 31 2
                                    

📚 A. PUEBI 📚

***

Frustasi✖: Frustrasi ✔
Bis✖: bus ✔
Coklat✖: cokelat ✔
Hembus✖: embus ✔
Goa ✖: gua ✔
Harafiah✖: harfiah ✔
Himbau✖: imbau ✔
Jerigen✖: jeriken ✔
Materai✖: meterai ✔
Kaos✖: kaus ✔
Lembab✖ : lembap ✔
Terlantar✖: telantar ✔

***

🔍 1. Pengertian


PUEBI merupakan singkatan dari Panduan Umum Ejaan Bahasa Indonesia. PUEBI biasanya digunakan untuk patokan seseorang dalam menulis dengan menggunakan kaidah bahasa Indonesia yang baik dan benar.

📋 2. Sejarah

Pada 1947, bahasa Indonesia menggunakan sistem Ejaan Soewandi, kemudian sistem Ejaan Melindo pada 1959, dan EYD (Ejaan yang Disempurnakan) pada 1972 hingga 2015. Tahun 2016, EYD diubah menjadi PUEBI.

🔌 3. Perubahan

Perubahan EYD menjadi PUEBI dilakukan sebagai dampak meluasnya ranah pemakaian bahasa seiring kemajuan teknologi, ilmu pengetahuan, dan seni.

Ada tiga hal perubahan yang terjadi pada PUEBI. Perubahan tersebut meliputi penambahan huruf diftong, penggunaan huruf tebal, serta penggunaan huruf kapital.

Huruf diftong yang ditambahkan ke PUEBI adalah ‘ei’. Penambahan ini terjadi karena bahasa Indonesia banyak menyerap istilah dari bahasa asing, sehingga kini ada empat diftong dalam bahasa Indonesia yakni ai, au, ei, dan oi.

Diftong ‘ei’ ditambahkan karena bahasa Indonesia menyerap kosakata dari berbagai bahasa asing dan banyak istilah asing tersebut yang pakai ‘ei’, seperti pada kata ‘survei’. Jadi, sudah seharusnya diftong ini diserap.

Selain diftong, perubahan juga terjadi pada penggunaan huruf tebal. Penggunaan huruf tebal ini belum diatur pada ejaan bahasa Indonesia sebelumnya. Pada PUEBI, huruf tebal ini dipakai untuk menegaskan bagian tulisan yang ditulis miring serta untuk menegaskan bagian-bagian karangan, seperti judul buku, bab, atau sub-bab.

Perbedaan PUEBI dengan EYD yang terakhir terletak pada huruf kapital. Pada ejaan bahasa Indonesia sebelumnya tidak diatur bahwa unsur julukan ditulis dengan awal huruf kapital, namun kini sudah tersedia di PUEBI.

📓 4. Isi

Aturan-aturan penulisan ejaan bahasa Indonesia dengan kaidah EBi meliputi:

A. Pemakaian huruf

a. Huruf abjad
b. Huruf vokal
c. Huruf konsonan
d. Huruf diftong
e. Gabungan huruf konsonan
f. Huruf kapital
g. Huruf miring
h. Huruf tebal

B. Penulisan kata

a. Kata dasar
b. Kata berimbuhan
c. Bentuk ulang
d. Gabungan kata
e. Pemenggalan kata
f. Kata dasar
g. Partikel
h. Singkatan dan akronim
i. Angka dan bilangan
j. Kata sandang

C. Pemakaian tanda baca

a. Tanda titik (.)
b. Tanda koma (,)
c. Tanda titik koma (;)
d. Tanda titik dua (:)
e. Tanda hubung (-)
f. Tanda pisah (–)
g. Tanda tanya (?)
h. Tanda seru (!)
i. Tanda elipsis (…)
j. Tanda petik (“…”)
k. Tanda petik tunggal (‘…’)
l. Tanda kurung ((…))
m. Tanda kurung siku ([…])
n. Tanda garis miring (/)
o. Tanda penyingkat atau apostrof (‘)

D. Penulisan unsur serapan

Dalam perkembangannya bahasa Indonesia menyerap unsur dari berbagai bahasa, baik dari bahasa daerah, seperti bahasa Jawa, Sunda, dan Bali, maupun dari bahasa asing, seperti bahasa Sansekerta, Arab, Portugis, Belanda, Cina, dan Inggris. Berdasarkan taraf integrasinya, unsur serapan dalam bahasa Indonesia dapat dibagi menjadi dua kelompok besar. Pertama, unsur asing yang belum sepenuhnya terserap ke dalam bahasa Indonesia, seperti force majeur, de facto, de jure, dan l’exploitation de l’homme par l’homme. Unsur-unsur itu dipakai dalam konteks bahasa Indonesia, tetapi cara pengucapan dan penulisannya masih mengikuti cara asing. Kedua, unsur asing yang penulisan dan pengucapannya disesuaikan dengan kaidah bahasa Indonesia. Dalam hal ini, penyerapan diusahakan agar ejaannya diubah seperlunya sehingga bentuk Indonesianya masih dapat dibandingkan dengan bentuk asalnya.

Jika ada yang bertanya apa itu huruf Diftong?

Diftong adalah vokal yang berubah kualitasnya. Dalam sistem tulisan diftong biasa dilambangkan oleh dua huruf vokal. Kedua huruf vokal itu tidak dapat dipisahkan. Bunyi /aw/ pada kata "harimau" adalah diftong, sehingga <au> pada suku kata "-mau" tidak dapat dipisahkan menjadi "ma·u" seperti pada kata "mau". Demikian pula halnya dengan deretan huruf vokal <ai> pada kata "sungai". Deretan huruf vokal itu melambangkan bunyi diftong /ay/ yang merupakan inti suku kata "-ngai"

***

Materi KepenulisanWhere stories live. Discover now