Mick Jagger dan Gallagher

11 0 0
                                    


Siapa band favorit kamu? Siapa Musisi yang paling mempengaruhi kamu? Yang suka musik pasti lah punya musisi favorit ataukah band favorit pilihannya.

Sejak kecil saya terbiasa dengan Mick Jagger yang hampir setiap hari dia bernyanyi di rumah saya melalui tape compo punya bapak saya. Karena meskipun tidak mendeklarasikan diri sebagai fans The Rolling Stones fanatik, nyatanya bapak saya punya albumnya lengkap, posternya masih ada di rumah saya, meskipun sudah lama nggak di pajang, sampai akhirnya saya amankan dan pajang di kamar. Poster legendaris, Mick Jagger bertopi koboy, duduk sembari pegang gitar dan bercelana cutbray, tak lupa logo lidah pasti terpampang disana. Vintage banget!

Saya sendiri sebetulnya akrab dengan lagu anak-anak pada masa itu sebut saja lagu "Abang Tukang Bakso", "Dudi dudi dam" dan lainnya, tetap saja suara Mick Jagger lebih terngiang di telinga saya waktu itu dan mulai hafal lirik dan irama lagunya. Selain itu, akrab juga dengan Durran Durran, Bee Gees, Lionel Ritchie, Stevie Wonder yang menjadi playlist wajib bapak saya. Era tersebut harusnya ada The Beatles yang menjadi band atau playlist favorit, tapi entah mengapa bapak saya seolah malas mendengarkan mereka bernyanyi. Sekaliber The Beatles tidak mampu mengalihkan hati bapak saya dari The Rolling Stones.

Sewaktu SD, tiap kenaikan kelas kalau lah saya rangking satu pasti dikasih imbalan kaset, dari mulai album kompilasi (Air Supply - Goodbye, The Radio - Teardrops dll.), Kompilasi Mega Rock Ballads (Kompilasi lagu-lagu Guns n Roses, Deep Purple, Queen, Scorpions dll.), sampai albumnya Bon Jovi, U2 dan Carlos Santana. Saya dengarkan dan saya jadikan koleksi, ditambah koleksi kaset-kaset yang biasa bapak saya dengarkan. Oh, itulah nikmatnya mendengarkan karya saat itu, rangking dulu, baru kebeli kaset, lalu baru lah bisa saya dengarkan lagu favorit saya, lalu saya rawat biar tidak cepat rusak biar bisa didengar kapanpun saya mau. Jaman sekarang? Karya cepat usang.

Kalau saya boleh bilang, era SD tersebut adalah era pencarian jenis musik yang memang cocok untuk saya dan jujur, saya tidak sampai nge-fans berat pada salah satunya. Sampai ketika jaman saya masuk Madrasah Tsanawiyyah (SMP), disitu ada satu band yang ber-genre britpop yang menarik perhatian saya, nadanya gampang dicerna, chord-chordnya bukan termasuk chord yang sulit buat ditaklukkan, ketukannya tidak ada yang aneh-aneh. Band tersebut digawangi oleh Gallagher bersaudara, Liam dan Noel, OASIS.

Gara-gara mereka saya jadi belajar main gitar dan keyboard, dan berobsesi untuk tergabung ke dalam sebuah grup band. Lahirlah "Morning Glory" band dengan empat personil yang digawangi anak-anak sepantaran SMP yang setia membawakan lagu-lagu OASIS. Era itu juga menjadi era dimana saya pertama kali dan kawan-kawan se-band naik panggung, venue pertama adalah di Bumi Perkemahan Gunung Puntang Kab. Bandung tahun 1997.


OASIS? Mereka band favorit saya, menginspirasi saya bahkan sampai ke urusan penampilan. Gaya rambut, jaket, sepatu, bahkan karena saya baca biografi mereka, saya jadi kebawa untuk tidak suka dengan BLUR yang sejaman dengan mereka. Mereka juga menggiring rasa penasaran saya terhadap klub Manchester City, dimana saat itu kalau mendengar kata Manchester yang kepikiran adalah United. Klub macam apa itu Manchester City? Dan mereka berhasil membuat saya tertarik juga dengan Manchester City, sampai sekarang.

Album OASIS jadi album yang saya tunggu-tunggu, begitu rilis albumnya langsung saya buru. Diantara album-album OASIS yang menurut saya the best adalah album 1 (Definitely Maybe), 2 ((What's the Story) Morning Glory?) dan 3 (Be Here Now), sisanya? Semakin menurun dan membuat saya berpikir untuk berpaling. Sampai akhirnya masuk pertengahan masa SMA saya berpaling. Selamat Tinggal Gallagher bersaudara! Terimakasih sudah memberikan pengalaman luar biasa!

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Oct 09, 2018 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Mick Jagger dan GallagherWhere stories live. Discover now