4 - FAKTA LAIN

13K 1K 265
                                    

SELAMAT MALAM MINNA😂 LAGI PADA NGAPAIN NIH? UDAH PADA TIDUR SEMUA YA?

TERUNTUK KALIAN SEMUA YANG MASIH SETIA MENUNGGU KISAH INI, AUTHOR UCAPKAN TERIMA KASIH BANYAK 😉👍😂

MUNGKIN BAGI PEMBACA BARU BELUM TERLALU NGEH SAMA KISAH RAKA INI. KENAPA DI SINI JOSH UDAH NIKAH? KARENA KISAH RAKA AUTHOR TULIS YA SETELAH JOSHNYA NIKAH HAHAHAHAH 😉😘

PLAGIAT DILARANG MENDEKAT 🔪

HAPPY READING DEAR 😘
🌸🌸🌸

Arell menyadari. Beberapa hari terakhir ini seperti ada yang mengikutinya, mengawasinya. Tidak hanya di apartemen. Arell bahkan merasakan itu ketika berada di tempat kerja.

Arell tidak tahu apa tujuan mereka. Dirinya ataukah Alva.

Arell memejamkan mata sambil berusaha mengusir pikiran-pikiran buruk yang mulai muncul dalam benaknya. Itu tidak mungkin. Selama ini ia sudah berhasil melarikan diri dari keluarga besar dan juga Mike. Tidak mungkin mereka menemukannya lagi.

Padahal Arell tidak lagi bekerja pada bidang kesehatan agar tidak bisa dilacak oleh semua yang mencarinya. Tapi kenapa perasaan seseorang mengikuti akhir-akhir ini terasa semakin kuat?

Arell mendongak menatap langit malam yang cerah. Hari ini ia terpaksa pulang malam dikarenakan banyaknya barang yang masuk ke toko. Biasanya ia akan pulang sekitar pukul dua siang. Namun kali ini ia harus pulang pukul delapan malam. Semoga saja Bibi Rachel masih dirumah menemani Alva.

"Kau mau pulang?"

Arell tersentak kaget dari lamunan saat mendengar suara seseorang dari belakang. Wanita itu dengan cepat berdiri lalu menoleh. Alisnya terangkat naik melihat siapa yang kini berdiri di depannya dengan tatapan dalam.

"Maaf?"

"Kau tidak mengingatku?" tanya Raka kecewa. Ia dari tadi berada di dalam mobil. Melihat semua yang dilakukan wanita ini saat bekerja di toko. Dan Raka memutuskan untuk menemui Arell ketika melihat wanita itu tengah menunggu bus. Namun hati Raka merasakan kekecewaan melihat Arell tidak mengenali dirinya untuk yang kedua kali.

Arell tersenyum ramah. "Ingatan ku masih bagus, Mr. Abimayu."

Raka menghela nafas lega. Kekecewaan yang sempat ia rasakan tadi kini menguap seketika. Pria itu memamerkan senyum lebar. "Panggil Raka saja. Kau mau pulang bukan? Bagaimana kalau ku antar."

"Tidak perlu. Aku naik bus saja."

"Jangan menolakku, Arell."

Arell tidak bermaksud menolak sebenarnya. Ia hanya tidak ingin merepotkan seseorang yang tidak ia kenal. Yah walaupun mereka sempat berkenalan dipusat perbelanjaan.

"Busnya masih lama. Dan aku yakin kau pasti ingin cepat-cepat pulang. Kasihan Alva sendirian di rumah."

Arell tanpa ragu mengangguk ketika nama Alva disebut. Ia mengikuti Raka yang lebih dulu berjalan menuju mobil yang terparkir tidak jauh dari tempatnya bekerja.

"Kau sudah makan?" tanya Raka mencoba memecahkan kesunyian yang melingkupi mereka berdua.

Arell menoleh. "Sudah," jawab Arell berbohong. Ia hanya ingin cepat sampai dan segera bertemu dengan Alva. Lagipula bersama pria ini membuat Arell merasa tidak tenang. Ada sesuatu dari diri pria ini yang mengusiknya.Mengirimkan rasa akrab yang sulit di pahami.

"Tapi aku lapar sekali," keluh Raka mencoba membujuk wanita yang duduk di sampingnya. Ia masih ingin berlama-lama dengan wanita ini.

Arell tersenyum kecil seolah meminta maaf lewat tatapan mata. "Aku benar-benar minta maaf tidak bisa menemanimu makan malam. Aku harus segera pulang. Alva mungkin sendirian di rumah."

PROMISE#3 ✔️Where stories live. Discover now