Prolog

74.8K 2K 15
                                    

Hai! Kenalin namaku Pradita Wulandari, orang-orang biasa menyebutku Dita. Aku baru saja duduk di bangku kelas 2 SMA dan baru pindah dari Bogor ke Jakarta seminggu yang lalu.

Hari ini adalah hari pertamaku sekolah disekolah baru, asing, sekaligus luar biasa. Pasalnya sekolahku kali ini di Jakarta adalah sekolah terfavorit dan mungkin yang bersekolah disana hanya orang-orang cerdas, berprestasi dan kaya raya. Aku tidak bisa membayangkan bagaimana bisa beradaptasi dengan lingkungan baru, teman-teman baru dan suasana baru.

Tok tok tok
"Dita?? Ayo sayang sarapan dulu." panggil mama di balik pintu kamar

"Iyaaa maaa sebentar. Dita beresin buku-buku dulu." teriakku

"Yasudah mama tunggu kamu dibawah yah? Kamu cepet nyusul."

"Iyah maaa." Jawabku yang sibuk membereskan buku-buku untuk dibawa ke sekolah karena aku tidak ingin dihari pertamaku sekolah ada masalah. Setelah selesai dengan buku-buku aku langsung turun kebawah menemui mama untuk sarapan. Karena hari ini papaku sedang dinas keluar kota. jadi, aku hanya sarapan berdua bersama mama.
"Lama sekali! Cepet sarapan nanti kamu terlambat." ucap mama sedikit kesal

"Iyah ma." jawabku dan buru-buru menghabiskan sarapan

Setelah sarapan selesai aku langsung berangkat ke sekolah. Aku diantar oleh pak Diman supirku.
Saat ditengah perjalanan tiba-tiba saja Ramai sekali orang-orang yang sedang berkerumun didepan sana yang menyebabkan jalanan macet.

"Itu ada apa yah pak?" Tanyaku penasaran

"Gak tau non." ucap pak diman sambil melihat kedepan mencoba melihat apa yang terjadi dan terus membunyikan klakson.

"Haduhhh gimana dong pak bisa-bisa saya terlambat." ucapku cemas karena jam sudah menunjukan pukul 07:15

"Iyah non sebentar bapak liat dulu kedepan. semoga aja bisa kondusif." Ucap pak Diman keluar dari mobil

Tak lama kemudian pak Diman kembali ke mobil dan langsung melajukan mobilnya kembali.

"Tadi itu ada apa pak?" Tanyaku yang masih penasaran

"Oh itu tadi ada yang meninggal non."

"Siapa pak?"

"Ga tau bapak juga kelihatannya sih anak sekolah gak tau sekolah mana. Yang jelas sih dia itu laki-laki. Wajahnya juga tidak bisa dikenali karena banyak darah di wajahnya."

"Meninggalnya karena apa pak? Ko sampai tragis gitu."

"Bapak denger sih kena bacok dikepalanya karena tawuran antar pelajar." ucapnya menjelaskan

"Astagfirullah." aku yang mendengar itupun langsung bergidik ngeri. Masih ada ternyata mahasiswa seperti itu dinegara hukum ini.

~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~

Tak lama aku sampai di sekolah. Saat berada didepan pintu gerbang terpampang jelas nama "SMA BRYANTARA". Diluar saja sekolah itu sudah kelihatan luar biasa apalagi saat melihat kedalam pasti sangat-sangat luar biasa. Saat gerbang akan ditutup aku baru sadar dan langsung buru-buru berlari untuk masuk kedalam sekolah. Untung saja aku bisa menyelip masuk ke gerbang sekolah karena badanku yang kurus tapi tidak terlalu kurus bisa dibilang langsing. Wkwk biar kedengerannya bagus gitu!

"Wahhhhhhhhhhh" ucapku tak berkedip melihat bangunan dengan ukiran-ukiran indah. Sekolah ini seperti sekolah terbaik, termewah dan terfavorit di dunia. Semacam Oxford University Inggris. Namun, yang membedakannya arsitek bangunan ini terlihat lebih modern. Tidak seperti sekolah ku dulu yang terlihat biasa saja.

Disepanjang jalan menuju ke ruangan guru orang-orang memandang ku aneh. Aku tidak mengerti kenapa mereka memandang ku seperti itu.

"Siapa dia! Hei siapa diaa! Siapa dia!" bisik orang-orang terdengar samar ditelingaku. Aku tidak menghiraukan tatapan dan bisikan orang-orang terhadapku dan terus saja berjalan santai. Saat aku berjalan sambil bersenandung langkahku terhenti tatkala melihat segerombolan laki-laki yang kira-kira ada 5 orang  sedang dihukum ditengah lapangan dengan hormat ke bendera merah putih di bawah panasnya terik matahari.

Hijabku Bukan Topengku  (Revisi) Donde viven las historias. Descúbrelo ahora