Rizal Arvanio Rajendra

34K 3.8K 317
                                    

Rizal Arvanio Rajendra, biasa dipanggil Arvan. Anak pertama dari empat saudara—memiliki saudara kembar yang lahir lima menit setelahnya. Semula hidupnya tenang saja bahkan sampai ia menyelesaikan sarjana, tetapi ketenangan itu entah menguap kemana ketika adik-adiknya menikah dan memiliki anak.

Abram dan Ayu, orangtuanya, selalu memberondong menanyakan kapan Arvan meminta mereka melamarkan seorang perempuan untuk mengikuti jejak adiknya. Ia ingin menuruti kemauan orangtuanya, tetapi jika memang perempuan yang disebut sebagai calon istrinya tidak kunjung tampak, Arvan harus bagaimana?

Arvan berhasil menghindar dari rentetan perkataan Ayu yang entah sudah ke berapa kali menyuruhnya menikah karena ia meneruskan studi di Mesir. Tetapi sepertinya ia tidak bisa lega, karena begitu pulang dua tahun kemudian, Ayu kembali menerornya dengan pertanyaan yang sama.

"Emang di Mesir nggak ada yang nyantol gitu?" tanya Ayu heran.

"Nggak ada, Mi," jawab Arvan kalem.

"Yaudah ummi cariin aja gimana?" Ayu memberikan saran seolah sedang mencari jajanan di pasar—kecuali jika Ayu memang sudah menemukan orangnya, hanya saja ingin memberikan penawaran terlebih dahulu pada Arvan.

Ayu bukan bermaksud membuat Arvan terburu-buru yang justru membuat salah memilih pasangan, hanya saja ia takut anaknya itu tidak berniat menikah mengingat dulunya pernah gagal ta'aruf—meskipun kegagalan seperti itu menurutnya biasa saja karena berarti Allah menunjukkan bahwa dia bukan yang terbaik.

"Arvan masih harus fokus membangun pondok pesantren dulu, Ummi sendiri 'kan tahu?"

"Yah terus apa hubungannya? Kalau sudah menikah 'kan lebih enak bangunnya berdua."

"Yaudah kalau gitu doakan nanti Arvan ketemu."

Lagi-lagi Ayu berhasil mengalah ketika melihat Arvan yang saat itu berusia dua puluh empat tahun terlihat putus asa, seperti menandakan memang belum siap untuk menikah.

Diam-diam Arvan bernapas lega karena lagi-lagi berhasil kabur dari sesuatu yang horor itu, menurutnya.

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman,

"Maka jika datang kepadamu petunjuk dari-Ku, lalu barangsiapa yang mengikuti petunjuk-Ku, ia tidak akan sesat dan ia tidak akan celaka. Dan barangsiapa yang berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari Kiamat dalam keadaan buta." (Q.S Thaha: 123-124)

Dalam menjelaskan kedua ayat tersebut, Abdullah bin Abbas berkata, "Allah menjamin kepada siapa saja yang membaca Al-Qur'an dan mengikuti apa-apa yang ada di dalamnya, bahwa dia tidak akan sesat di dunia dan tidak akan celaka di akhirat." [Tafsir ath Thabari, 16/225]

Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,

"Aku telah tinggalkan pada kamu dua perkara. Kamu tidak akan sesat selama berpegang kepada keduanya, (yaitu) Kitab Allah dan Sunnah Rasul-Nya." (Hadits Shahih Lighairihi, H.R. Malik; al-Hakim, al-Baihaqi, Ibnu Nashr, Ibnu Hazm. Dishahihkan oleh Syaikh Salim al-Hilali di dalam At Ta'zhim wal Minnah fil Intisharis Sunnah, hlm. 12-13)

Arvan mengurungkan niatnya menekan tombol post pada instagramnya, ketika mendengar suara ketukan pintu.

Tok Tok

"Lagi ngapain?" tanya Ayu.

Arvan membuka pintu kamarnya lebih lebar mempersilahkan Ayu masuk. "Nggak ngapa-ngapain, istirahat aja."

"Oh, kirain lagi wa-an sama calon menantu ummi," celetuk Ayu ngawur.

Arvan hanya diam, tidak tahu harus menimpali dengan perkataan seperti apa karena yang dikatakan Ayu tidak benar adanya.

Ayu memijat keningnya pusing. "Kak Arvan sudah dua puluh delapan tahun loh sekarang, keponakan bahkan sudah lebih dari lima, kapan mau menikah?"

Arvan terdiam beberapa detik. "Nggak tahu, Mi."

"Memang di pondok nggak ada ustadzah yang cocok gitu?" tanya Ayu menggebu-gebu.

"Nggak tahu, nggak kenal," jawab Arvan seadanya.

"Nggak kenal gimana? Kan itu pondoknya Kak Arvan."

"Kan tempatnya dipisah laki-laki sama perempuan, Mi."

Ayu menatap Arvan dengan helaan napas yang begitu keras. "Yaudah, Ummi cariin aja mau?"

Arvan tahu sekarang tidak bisa menghindar lagi, sehingga mau tidak mau ia hanya membalas dengan anggukan pasrah—padahal di hatinya sudah sekitar dua tahun yang lalu Arvan berharap Ayu berkata akan memilihkan saja yang cocok untuknya ketika ia tidak kunjung mengutarakan keinginan meng-khitbah seseorang, hanya saja ia tidak berani mengatakannya.



-Man Anta?-

Malang, 14 Oktober 2018 published on Wattpad @ariskakhurnia

Revisi, 05 April 2021

Man Anta? ✔ [SUDAH TERBIT)Onde histórias criam vida. Descubra agora