8

8.8K 1.2K 64
                                    

Kalo ditanya, berapa kali Taehyung berusaha move on?

Banyak.

Berapa kali Taehyung dekat dengan cowo lain?

Jawabannya,





Tidak ada.

Berapa kalipun Jimin berusaha mendekatkan Taehyung dengan temannya, orang lain, atau bahkan pernah kakak seniornya.

Tetap saja,

Taehyung tidak tertarik sama sekali.

Entah mungkin di matanya dan di otaknya sudah tertanam kalau Jeon Jeongguk lah yang paling tampan, paling ini, paling itu, dan paling lainnya.

Tapi, sayangnya, susah dimiliki.

Hm.

Taehyung pernah berpikir kalau cinta tak harus memiliki.

Tapi kemudian ia berpikir lagi.

Memang ia cinta dengan Jeongguk?

Taehyung masih bingung.

Persoalan seperti ini sungguh rumit, lebih rumit dari matematika.

Ngomong-ngomong soal matematika, Taehyung jadi teringat saat ia belajar matematika dengan Jeongguk dulu.

"Jeongguk, nanti lagi aja yaaaa? Capek!" keluhnya.

Waktu itu, Jeongguk tersenyum tipis. "Bilang mau dapat 100."

Taehyung sebal sekali mendengar itu. Iya memang ia mau dapat nilai 100, tapi—jangan salahkan dia jika lelah belajar matematika, otaknya tak sama dengan Jeongguk!

"Huh, kenapa sih, mesti ada pelajaran matematika? Yang penting kan nanti bisa hitung duit!" kesal Taehyung sambil menumpukan dagu dengan tangannya.

"Tapi yang dicari guru kan nilainya. Lo naik kelas juga pake nilai, Tae. Kalo nilai matematika lo rendah sebenarnya gak masalah, asal pelajaran lain lo tinggi. Tapi seenggaknya, kasih tunjuk usaha lo yang bener-benet niat belajar. Urusan nilai segala macem belakangan, usaha aja dulu." jelas Jeongguk.

Taehyung mencebik. "Ya tapi gue capek, Guk!"

Jeongguk tertawa kecil. "Lo itu ya—" dia tersenyum kecil sambil menatap Taehyung.
"Matematika itu kan sudah ada petunjuknya, ada cluenya, lo tinggal pahami soalnya dan cari cara dapetin jawabannya kan?"

Taehyung mengangguk.

"Ya harusnya lo bisa. Gue aja gak ada kasih clue apa-apa ke lo tapi lo paham apa aja tentang gue, lo tau gimana caranya lo bisa deket sama gue padahal gue begini orangnya. Berarti, harusnya lo bisa kerjain matematika yang bahkan cluenya udah jelas."

Taehyung terdiam mendengar itu.

Oh, tidak.

Sepertinya Jeongguk menyadari kalau ia memiliki perasaan lebih terhadap lelaki itu.

Gawat!

Apa terlalu kelihatan?

"Y-ya kan itu beda persoalan." elak Taehyung sambil menunduk.

Jeongguk berdeham sebentar. "Jangan ngelak terus, ayo lanjut lagi. Yang mana yang gak paham?"

Aduh, kalau Jeongguk seperti ini terus, bagaimana Taehyung bisa move on?

Merepotkan!

Banyak sekali momen yang biasa saja menurut orang, tapi spesial buat Taehyung. Jeongguk itu bisa manis juga walaupun terkesan tak peduli. Bisa cerewet juga walau kadang jatuhnya mengesalkan.

Jeongguk itu keren dengan caranya sendiri.

Dan itu yang bikin Taehyung susah berpaling.

Terlepas dari ketampanan dan lainnya, Taehyung menyukai Jeongguk dari cara berpikir lelaki itu yang kritis dan juga logis. Wawasannya luas, membuatnya terlihat cerdas.

Jika berkata ia apa adanya, bukan ada apanya. Jujur, lugas, dan juga tegas. Walau nadanya terkesan datar dan juga ekspresinya lempeng, lelaki itu sangat menghargai orang lain.

Ah, Taehyung jadi ingat saat Jeongguk pertama kali memujinya.

"Manis."

Itu yang Jeongguk bilang saat Taehyung didandani oleh Somi.

Nadanya datar, bahkan terkesan tak tertarik. Tapi bisa membuat Taehyung memerah malu.

Tentu saja, siapa yang tidak merona jika dipuji oleh orang yang disuka?

Makanya jangan heran jika Taehyung sampai sekarang masih belum bisa berpindah dari Jeongguk. Walaupun mereka sudah tidak ada tegur sapa dan semacamnya, tetap saja, bagi Taehyung, Jeongguk itu spesial.

Tidak bisa dipindah dari hatinya.

Lelaki itu punya tempat tersendiri di otaknya.

Huh, jika begini, Taehyung sendiri yang repot kan?

Next?

-----------------------------------------------------------

N o t e s:

Gimana pendapat kalian tentang cerita ini? Feelnya dapet apa enggak?

Saya terpikir buat cerita ini karena sekali lagi, pengalaman. Banyak cerita yang saya bikin itu dari pengalaman yang saya alami atau bahkan orang terdekat saya alami.

Dari situ, saya ingin mengembangkan cerita agar bisa melihat bagaimana sudut pandang orang-orang jika di posisi seperti si tokoh utama.

Siapa disini yang mungkin merasa gregetan dengan tokoh Jeongguk yang sok tsundere?

Hehe.


Kalau kalian ngerasa agak aneh dan ngerasa alurnya lambat, sorry but not feeling sorry, saya emang sengaja bikin cerita ini gak sepanjang classmate, gak sereceh dan sehumor classmate, gak seromance,dan gak secepet classmate.

Ya, mencoba gaya tulisan baru.

Semi-baku.

Hope you like it.

[zara💞]

gengsi!Where stories live. Discover now