Unpredictable Destiny

2. Menyebalkan

"Gue ga mau tau ya met, gue mengundurkan diri dari project si abi bibi atau siapalah itu namanya" oceh andin sambil mencak-mencakin kakinya di lantai

"Issh bisa ga sih kaki lo diam din kaya bocah, lo tahu sendiri gimana tadi pak fabian memperingati gue jangan sampai bikin lo mundur. Gue ga bisa din, sorry ini keinginan klien" jawab metha pasrah

"Gue ahh met bisa gila"

Kring,,, kring,,, kring,,, 
Bunyi dering handphone andin menandakan ada yang menelpon.

Siapa ini batin andin

"Siapa sih yang nelpon ga lo angkat din?"

"Mana gue tahu dan males juga gue angkat kalau penipuan atau gue di hipnotis lewat telpon ahh merinding disko gue" ujar andin sambil mengangkat bahunya

"Ihh dasar paranoid lo din, ampun deh gue punya teman gini banget otaknya"

"Selamat siang dengan ibu andina?" tanya seseorang berpakain rapi dengan jas dan tuxedo warna hitam. Kaya bodyguard batin andin

"Ahh iya saya sendiri, mas siapa ya? Kenapa cari saya? "

"Tuan muda fabian tengah menunggu anda di cafe sebrang wo ini"

"APA???"

"Mari ikut saya bu andina"

Andin berjalan mengikuti orang tersebut dengan pasrah. Setibanya di pintu cafe andin menarik nafas berulang kali untuk mengurangi kegugupannya.

"Silahkan duduk"

Oh astaga tuhan kenapa auranya menakutkan apa salah ku tuhan dapat klien kaya psychopat gini batin andin sambil meneguk salivanya sendiri

"Maaf sebelumnya ada apa pak fabian memanggil saya? Saya tidak akan melayani diluar tempat perjanjian kita jika ini mengenai royal wedding anda"

"Kamu tidak tahu siapa saya?" tanya fabian sambil menyipitkan matanya

"Saya tahu anda seorang eksekutif muda yang akan menikah dengan model terkenal tapi maaf anda juga harus mengikuti prosedur kerja sama wo kami"

"Oh baiklah kalau gitu silahkan anda boleh kembali"

"Anda menyuruh saya kembali? Setelah anda menyuruh bodyguard anda memanggil saya dengan paksa hah? Dasar orang kaya ga punya etika kesopanan" sungut andin sambil beranjak dari tempat duduknya.