2 (Lanjutan)

289 60 16
                                    

Pertengahan bulan Juli aku kembali ke Tangerang. Tidak lama kemudian Kiki menyusul ke Jakarta, tepatnya ia tinggal dengan om dan tantenya di Cakung. Selama sebulan mencari peluang di sini, belum satu pun yang berpihak. Jujur ya... Banyak yang main duit. Masa ya harus ikutan juga??! Kita kerja buat dibayar bukan malah kita yang bayar!! Logika termudah yang harus diingat!!

Bulan Agustus 2017, aku mulai bekerja di perusahaan swasta di Jakarta dan untuk sementara aku tinggal bersama saudara dari ayah di Cakung Jakarta Timur. Di bulan yang sama Rahma merantau ke Bandung, diantar oleh orang tuanya sekalian menghadiri resepsi pernikahan tantenya.

Chat WA dari Rahma :

"Ini aku sambil cari. Cuman kayaknya kurang cocok deh di Bandung".

"Lho kenapa? Bukannya enak? Pakde mu yang di sana kan mampu.." balas ku.

"Iya sih. Tapi ada suatu hal. Aku bakal langsung ngekos kalau udah dapat kerja".

"O-kee.."

"Mumpung ortu masih di sini. Jadi dibantu juga..."

"Enakkkkk"

"Kamu udah dapet Zi?"

"Udah di Jakarta. Ya sama, ngikut saudara dulu".

"Gak kos sendiri?"

"Belum ada dananya. Target sih setelah tiga bulan aku mau kos aja".

"Iya ngekos aja jadi kita bisa main Zi".

"Mau main gimana, orang kamu aja di Bandung. Kejauhan kaliiiiii".

"Nanti nginep Zi..."

"Bisa di atur. Yang penting jajan bayar sendiri lhoo..."

"Wkwkwk iya iya. Masa mau malak ortu mulu".

"Oke siap ditunggu".

Akhir bulan Agustus 2017 Kiki pindah ke Makasar.

Chat WA dari Kiki :

"Tadinya aku mau ke Surabaya, tapi om ku bilang ke Jakarta aja dan kebetulan ayah ku lagi gak ada loker di sana. Dan sekarang aku mau ke Makasar," kata Kiki.

"Terus di sana kamu kerja di mana?" Balas ku.

"Aku masih bantu om ku dulu, jaga toko".

"Sampai kapan? Bakal di sana terus?"

"Enggak kok. Cuman sampai Desember aja. Nanti aku balik lagi".

"Oke. Kabarin aja. Kapan-kapan kita main lagi..."

"Iya nanti ke tempatnya Rahma".

"Okeee... Semangat Kiiiii".

Selang beberapa hari Rahma pindah ke Pondok Kopi. Baru di awal September ia bekerja di Ramayana Klender.

Perlahan kami akan berkumpul di satu kota, yaitu Jakarta. Yap!! Jakarta Timur tepatnya. Meski diawal kurang meyakinkan. Jarak seperti menguji kami dan menyuruh untuk berkumpul lagi.

***


#PM2
Tes tes tes...
Masih lanjutan dari pembukaan di bab 1 nih... Pembukaan aja kok banyak banget yakk ampe 2 bab...
Mianhae... Gomen... Maafkeunnn...
Gak mau aku potong. Karena berasa gantung gimana gituuuhhh kalo bab ini aku hapus... duhh... kan...

Semoga di bab berikutnya kalian suka ^^

PENUNGGU MALAM 2 (True Story)Waar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu