Sebuah Moment

478 21 0
                                    

Aldrian mengusap bibirnya sendiri setelah baru saja dia menggunakannya untuk mencium benda yang sama kepunyaan bidadari cantik yang sedang tertidur pulas. Butuh perjuangan keras bagi Aldrian menembus pertahanan rumah kos istrinya. Tak ada yang mempercayai bahwa dia suami Tania.  Aldrian tidak mau penghuni kos membangunkan istrinya yang sedang tidur. Jadi dia menunjukkan bukti pernikahannya dengan Tania berupa foto-foto ijab kabul dan surat pengantar untuk KUA di kota. Untung saja salah seorang teman kos Tania yang tahu masalah ini datang menengahi.
"Mas Aldrian ya," tanyanya.
"Iya, saya suami Tania. " Aldrian tersenyum ramah.
"Tania udah nunggu. Silahkan kamarnya di lantai dua nomor dua ya. "
"Terima kasih, Dek. " lalu Aldrian melenggang ke kamar istrinya. Masih di dengarnya perdebatan kecil diantara penghuni kos,  namun teman Tania yang tadi berusaha memberi penjelasan.

Kembali Aldrian ingin menyatukan bibirnya, tapi makhluk cantik itu sudah bergerak gelisah merasa. Aldrian buru-buru memperbaiki posisi duduknya. Tak lama mata yang dihiasi alis alami itu terbuka. Segera saja si pemilik mata menyadari kehadiran seseorang di kamarnya, tapi itu bukan orang asing, ini suaminya.
"Mas.., kapan datang? " tanya Tania sembari bangkit dari posisi berbaringnya.
"Baru aja," Aldrian mendekati istrinya  dan duduk di sebelah Tania di atas tempat tidur. Tania mengulurkan tangan hendak bersalam dengan mas suami yang segera menyambut dengan genggaman penuh hasrat. Jemari sang istri diremas lembut. Semu merah segera saja menguasai wajah Tania. Aldrian jadi gemas dan tanpa bisa ditahan dia merengkuh sang istri ke dalam pelukan erat. Dadanya bergejolak penuh cinta. Tania pun sama. Tubuhnya yang menempel erat dengan seorang lelaki untuk pertama kalinya terasa panas dingin.
"Sayaang, " suara Aldrian mengalun indah di telinga gadis perawan itu. Bulu2 halus di badan Tania meremang. Seperti ada yang memprovokatori kepompong2 yg bersemedi dalam dirinya berubah menjadi kupu-kupu lucu yang menggelitik syarafnya. Nafas Tania menjadi berat dan cepat. Sekuat tenaga dia menahan agar tidak lupa diri dan khilaf. Aldrian melepaskan pelukan. Dipandanginya wajah sang istri dengan mata sendu. Oke, tepatnya ke bibir merah muda alami yang terpahat indah menggoda iman. Dalam gerakan lambat bibir Aldrian mendekati incarannya. Tania yang polos tak bisa membaca langkah. Hasilnya dia tergeragap ketika merasakan benda kenyal lembut mengecup, mengemut, menghisap bibirnya tanpa jeda. Desahan keluar dari bibirnya yang sangat menikmati cumbuan seperti ini.
"Ahh.. ng.., " Aldrian menjadi hilang kendali mendengar desahan lembut istri. Kembali dia menyasar bibir Tania. Kali ini lidahnya ikut bermain. Bibir Tania yang terbuka mencari pasokan oksigen dimanfaatkan dengan baik untuk lidahnya menyelinap. Tangan Tania meremas kuat kemeja sang suami sebagai pertahanan agar dirinya tak hancur lebur dalam birahi menerima seranga n dahsyat di rongga mulutnya. Sungguh Tania ingin menyerah sekarang sebelum sebuah kesadaran menggugahnya. Tania melepaskan diri dari kuasa Aldrian. Aldrian kaget dengan perubahan respon istri.
"Kenapa, Yang? Kamu tak nyaman dengan cumbuan Mas? " tanyanya khawatir. Tania mengatur nafasnya yang masih memburu sebelum menjawab tanya suami.
"Tania suka kok, tapi sebagai pengantin baru ada sunnah yang sebaiknya kita lakukan sebelum berhubungan terlalu jauh.
"Oya? Seperti apa itu? " Aldrian bertanya heran.
"Mas belum mendo'akan Tania sambil mencium atau meletakkan tangan di atas kepala Tania. Belum ngajak sholat sunat pengantin dua rakaat, belum juga ngasih Tania minum susu."
"Wow, sebanyak itu sunahnya? Mas belum tahu. Aldrian menggaruk tengkuk.
"Mas sudah hafal do'a berhubungan suami istri?" Kembali Aldrian menggeleng. Tania menahan rasa gemasnya dalam hati. Dia tersenyum pada sang suami.
"Mas modal nikahnya semangat doang." sindirnya. Aldrian meringis malu.
"Jadi gimana kelanjutan yang tadi, Yang?"
"Ditunda sampai Mas bisa menghafal do'a pengantin dan do'a berjimak. " katanya tegas. Aldrian langsung loyo.
"Ajarin Mas, Dek. " melasnya penuh harap. Tania menahan senyum.
"Ayo kita ke toko buku. Mas baca sendiri ya.. " ajaknya. Aldrian mengernyit namun mengangguk juga. Lebih cepat dia belajar makin cepat dia mewujudkan impian para pengantin baru. Apalagi dia sudah berpuasa tiga tahun demi menjadi lelaki baik untuk mendapatkan Tania,  maid anti mainstreamnya.

MAiD ANtI MaiNSTreaMWhere stories live. Discover now