18;Last

4.2K 373 108
                                    

Napas tersengal serta belati yang telah penuh oleh darah. Pemuda itu menatap garang kearah lawannya. Berharap sang lawan tak akan bangkit lagi. Namun, lagi-lagi ia mendapat serangan mendadak. Beruntunglah ia mampu menangkisnya dengan cepat. Pertarungan semakin sengit sampai sang lawan tak mampu bangkit lagi dan mati seutuhnya.

"Eunbin, kau tak apa?" Pekiknya melihat gadis itu terduduk.

"Tak apa." ia bangkit kemudian melangkah cepat. "JINYOUNG CEPATLAH BERSIAP!" Teriaknya sambil mengambil langkah seribu kemudian berlari mengejar seorang dengan tudung serta jubah hitam itu.

Sedikit lagi, tinggal sedikit lagi. Hanya butuh 10 meter, hanya 10 meter. Eunbin mempercepat langkahnya. Jeno mengambil langkah memotong agar bisa sampai duluan didepan orang itu. Sementara Jinyoung, tetap dibelakang Eunbin agar gadis itu tetap aman.

"JENO DIKIRIMU!" Teriak Somi sekuat tenaga. Dengan sekali tebasan, tengkorak itu langsung rubuh.

"Bagaimana ini? Ini benar-benar tak akan habis." ujar Seoyeon. Keringat mengucur di pelipisnya.

"Sampai Zevy terbunuh. Hanya menunggu sampai saat itu. Bersabarlah." Siyeon segera menebas tengkorak yang mulai mengganggunya.

"Kita habiskan yang disini lalu kita akan membantu Eunbin." Jaemin bergabung dengan Seoyeon dan Siyeon. Sambil menebas beberapa tengkorak aneh itu mereka berlari menuju arah Eunbin, Jeno, dan Jinyoung berada.


"Haechan kanan!" arah Saeron. Haechan segera menendang tengkorak itu kemudian berlari sambil menarik Saeron kearah Somi dan Renjun. Haechan kehilangan belati peraknya, kini ia dengan tangan kosong sementara Saeron ia tak mampu memegang senjata, namun ia bisa melemahkan dengan pikiran.

Sambil melihat kanan kiri mereka berlari memastikan mereka tak diserang. Sesekali Saeron melemahkan musuhnya dan kemudian Haechan menendang. Bukankah itu teamwork yang Bagus?

"HAECHAN ATAS!" Teriak Somi, ternyata jarak mereka sudah hampir dekat dengan sisa tenaga ia menghajar tengkorak itu.

"Kalian tak apa?" tanya Renjun yang masih sibuk dengan belatinya.

"Tak apa. Ayo kita tuntaskan ini segera." ujar Haechan. Rasanya sudah cukup bermain-main dengan keadaan. Sudah tidak ada waktu lagi. Sebelum Fajar menyingsing mereka sudah harus menuntaskan ini semua.


👣👣👣



"Apa sebaiknya kita susulin aja?" tanya Mina cemas.

"Gak bisa, yang ada kita yang mati." ujar Jiho. Sedari tadi ia bolak-balik kaya setrikaan mikirin caranya bantuin adik-adik mereka.

"Mrs, apa kita bisa membantu mereka? Setidaknya meringankan sedikit saja." ujar Chaeyeon. Mrs. Irene diam sejenak, kedua irisnya menatap kearah 10 remaja yang akan beranjak dewasa ini secara bergantian.

"Ah iya!" sentak Mrs. Irene mengagetkan Mingyu yang duduk disebelahnya. "Kita bisa melemahkan Taehyung dengan bola kristal milik Rose." ujar Mrs. Irene. Kening mereka berkerut mendengar ucapan Mrs. Irene.

"Taehyung? Siapa?" tanya Jungkook.

"Ah iya, maksudku Zevy. Haha, maafkan aku." gelak Mrs. Irene. "Baiklah mendekatlah..."





👣👣👣




"Eunbin sedikit lagi." ucap Eunbin pada dirinya sendiri. Zevy mulai kehilangan kendali karena 10 malaikat mautnya ada didekatnya.

Silent ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang