dua: Jakarta ramai

4.3K 460 17
                                    

Sonia POV

Jakarta semakin panas. Jakarta semakin ramai. Nafas gua terasa sesak menginjakan kaki di tanah ini. Namun bagaimana lagi, butik Nana di Jakarta butuh manager. Mau tak mau gua orang kepercayaannyalah yang turun langsung. Jika bukan karena itu, gua pasti memperpanjang izin tinggal di negara tetangga.

"Bu, mam." Kata Tabita.

Tabi kecilku sudah bisa berbicara walau belum lancar.

"Nanti ya, sampai ke rumah kita dulu." Ujar gua.

"Balu?" Tanyanya

Gua hanya mengangguk. Tak lupa gua membernarkan beannie Tabita yang mulai tak beraturan karena dia tak bisa diam. Sejak di pesawat memang ia banyam bergerak. Mungkin ia senang ini perjalanan pertamanya. Selama disana perjalanan terjauhnya ia pergi ke universal studio. Baru kali ini ia merasakan suasana baru.

Setelah menunggu lima belas menit taksi yang gua pesan datang. Gua pun segera menuju ke rumah baru. Apalagi Tabi sudah mulai mengantuk karena kelelahan. Padahal sebelumnya ia minta makan. Waktu tempuh dua jam lebih saja, membuat balita ini lelah. Apa karena kamu terlalu excited Bi.

Sebenarnya gua kembali ke apartmen lama. Tempat dimana semua kesalahan gua lakukan. Nana lebih dulu ke sini membereskan barang - barang dan mendekor kamar untuk Tabi. Jika bisa gua pun tak ingin kembali ke tempat ini. Namun karena lokasinya sangat strategis. Dekat dengan butik Nana dan juga salah satu daycare yang baik reputasinya. Karena Tabi tak mungkin gua bawa ke butik.

Semakin dekat menuju ke apartemen gua semakin takut. Semua kenangan gua dengan alter - alternya berputar. Gua yakin setelah dua tahun Revan dan Dipta sudah menghilang. Kini, hanya ada dia. Selama ini pun gua tak berani mencari tahu kabarnya. Walau Nadya cukup aktif di instagram, tak pernah sekali pun gua buka. Gua takut merasa iri, apalagi jika melihat apa yang Tabi tak bisa miliki, kasih sayang ayahnya.

Begitu gua turun dari taksi, sebuah suara memanggil nama gua.

"Rissa kan?" Tanya seseorang.

Takut - takut gua berbalik.

"Jihan kan?" Tanya gua.

"Iya, ya ampun kemana aja lo? Ini anak lo? Udah gede aja." Katanya nyerocos.

"Iya udah lama gua ga balik Indo. Lo tinggal disini sekarang?" Tanya gua.

"Iya unit gua baru disini. Nanti kita cerita, gua udah ditungguin Zacky." Katanya.

Jihan adalah teman SMA gua. Ia memutuskan menjadi pramugari setelah lulus SMA, sedangkan gua mengambil kuliah jurusan fashion design.  Bertahun - tahun gua ga menemukan jejaknya. Hari ini gua bertemu dan saat gua bersama Tabi juga. Dia memang bukan penggosip, namun karena tidak terlalu dekat membuat gua tidak terlalu nyaman. Ah tapi tak mungkin dia kenal Ayahnya Tabi.

👶🏻👶🏻

Empat hari gua disini mempersiapkan grand opening butik. Tabi lebih sering berada di daycare daripada bersama gua. Dalam acara ini gua mengundang beberapa selebgram, termasuk Jennie Permata. Dia meminta undangan untuk dua orang. Gua yakin dia pasti bersama sahabatnya Arini. Mau tak mau gua harus memasang 'poker face' saat bertemu Arini nanti. Dia harus tahu kalau gua bahagia. Tentunya jangan sampai dia tahu soal Tabita.

"Degdegan Mbak." Kata Nana.

"Ya wajar Na. Ini kan store pertama lo."

"Kita kali Mbak, setengahnya karya Mbak Rissa." Timpalna.

"Tapi aku ga mau keungkap Na. Kamu aja yang maju." Kata gua.

Single Mom ✔️Donde viven las historias. Descúbrelo ahora