Tegar

72 0 0
                                    

Di sepanjang lorong waktu itu
Sepasang kaki melangkah gundah terasa
Ramai menyerbu
Namun sikapnya beku terpaksa

Melaju menatap dengan hampa
Basah usah usap air mata di wajahnya
Dengan tutur kata yang cepat terbata
Hampir runtuh seketika

Tak hiraukan retak mutiara hidupnya
Bantu sesama selalu jadi yang utama
Belum sempat saling sapa
Lalu pergi sampai hilang dari mata

Terima kasih,
alunan kasih meliputinya
Hingga ke akuanku tak ada lagi padanya
Hilang terhapus cahaya
Beri kebaikan bagi sekelilingnya

—2015

Ombak RasaWhere stories live. Discover now