Jaket (SungLe)

1K 71 5
                                    


[Langit mendung tumiyung
Mudun ngebis udan gerimis]

Sore itu langit mendung waktu bus yg ditumpangi Chenle berhenti di halte dekat SMA nya dulu. Senyum dibibir Chenle tidak pernah luntur dari awal perjalanannya kemari. Membawanya ke seseorang yg sangat dia rindukan.

Pintu bus terbuka, dan satu persatu penumpang turun. Gerimis turun waktu Chenle sudah turun dari bus. Senyumnya semakin lebar, ketika melihat pemuda di depannya.

[Esemmu wis mapakkake aku
Mbok lepas jaketmu, njur mlayoni aku
Kangen tak suntek neng rangkulanmu]

Jisung, pemuda di depannya juga tersenyum menatap Chenle. Seakan menyalurkan kerinduan dari tatapan matanya. Jisung membuka jaketnya. Menghampiri Chenle dan memayunginya. Tidak. Mereka memayungi diri mereka dengan jaket Jisung.

Chenle segera memeluk erat tubuh tinggi Jisung, ketika pemuda itu sudah ada di dekatnya. Menumpahkan segala kerinduan yg dia pendam selama ini. Dan dibalas dengan pelukan tak kalah erat Jisung. Mereka sama2 rindu.

[Prapatan jalan mastrip, saksi ketemuan iki
Nadyan tanpa ucap aku ngerti]

Di sini, di halte ini. Saksi pertemuan mereka kembali. Setelah satu tahun Chenle pergi untuk meneruskan pendidikannya di kota orang. Dan dia baru mendapatkan kesempatan untuk pulang ke kampung halamannya.

[Soroting mripatmu kebak kangen rindu
Grimis saya deres nganti pada ora ngerteni]

Meskipun tidak ada kata yg terucap Chenle tau, Jisung sangat merindukannya. Seperti dia yg selalu merindukan Jisung. Sorot mata Jisung sudah menunjukannya. Kerinduan yg sangat dalam.

Gerimis semakin deras menjadi hujan. Orang2 berlarian mencari tempat untuk berteduh. Tanpa ada yg peduli dengan dua sejoli yg tengah dimabuk asamara.

Seolah tersadar Chenle berucap, "Jisung, hujannya semakin deras". Jisung yg kemudian sadar, merangkul Chenle untuk berteduh di halte.

Chenle masih menatap Jisung. Dia benar2 rindu dengan kekasihnya itu. Wajah tampan Jisung, dengan hidung mancung dan mata sipit. Aroma Jisung. Aroma yg mampu membuat Chenle selalu merasa tenang. Intinya Chenle sangat merindukan Jisung.

[Nganggo jaketmu iki, udan gerimis mbok payungi
Tanda katresnanmu saktenane aku ngerti
Nganggo jaketmu iki, udan gerimis mbok payungi
Merga jaket iki, tresnaku tan saya ndadi]

Jisung pun sama. Matanya tak lepas dari wajah manis Chenle. Mata Chenle, hidung Chenle, pipi bulat Chenle dan bibir Chenle. Jisung sudah sangat lama tidak melihatnya.

Senyum Jisung semakin melebar dengan bertambah eratnya pelukan Chenle. Dengan jaket yg masih menggantung dipundak, mereka menyalurkan perasaan masing2.

Chenle tau, jaket itu sebagai tanda cinta Jisung kepada Chenle. Meskipun tanpa kata. Dan karena jaket itu, Chenle semakin mencintai Jisung. Begitu pula Jisung ug cintanya takkan pernah luntur untuk Chenle.

"Chenle, aku rindu"

"Jangan rindu, berat. Kamu nggak akan kuat"

Dan setelahnya mereka tertawa bersama. Menghabiskan sore dengan saling berpelukan di halte. Menunggu hujan reda.

.
.

Ldr

Ketika Aku Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang