Part 2

6.9K 456 26
                                    

Lovelin POV

Aku menghela nafas kasar, menyenderkan tubuhku di kursi dengan lelah.
Entah sudah berapa banyak buku yang ku baca di perpustakaan pribadi oma Emi, selama dua hari ini.

Tapi, bukan berarti waktuku hanya ku habiskan di ruang perpustakaan oma Emi.
Terkadang, sesekalik aku membantu oma Emi dengan kebunnya atau sekedar berkeliling sekitar rumah. Mengagumi planet yang belum ku pahami ini.

Aneh memang, dari sekian banyak buku yang ku baca.
Tak satupun buku yang menjelaskan tentang manusia, yang datang ke planet ini selain aku.

Jadi bisa dibilang, aku manusia pertama yang kesini.
Tapi kenapa aku...?
Ach...! semua pertanyaan yang berputar di otakku tanpa mendapatkan jawaban ini, membuatku semakin pusing.

Lebih baik aku membantu oma di kebun.
Sekedar menghilangkan stres ini, atau bahkan membiasakanku dengan lingkungan baru yang lebih tepanya aneh.

Aku tersenyum getir mengingat semua hal yang terjadi di beberapa hari ini.

****

Angin berhembus perlahan. Seakan menari, menyapu rambut coklat panjangku.
Ku coba menutup mata ini.

Sekedar ingin menikmati suasana, merasakan hembusan angin yang seolah membawa bebanku pergi...!

Bau harum, yang masuk ke indra penciumanku dari tanaman di sekelilingku.

Membuat hatiku yang merasakan kegelisah menjadi tenang.
Hingga sebuah suara yang akhir-akhir ini selalu ku dengar, masuk ke indra pendengaranku.

"Apa yang kamu lakukan di situ dengan berdiam diri nak..?" ucap oma Emi.

Mataku terbuka, kemudian menatap pemilik suara itu
"Ah oma...! Lovelin cuma mau menikmati suasana dikebun oma kok, ya itung-itung ngilangin stres."  jawabku sambil berjalan mendekati oma, yang tengah merapikan beberapa tanaman di kebunnya.

"Stres..?
Apa kamu masih memikirkan tentang alasan kamu mampu terdampar di planet ini."  tanya oma Emi tanpa memalingkan pandangannya dari aktifitasnya.

"Hem..bagaimana oma tahu..! atau jangan-jangan oma itu, punya kekuatan pembaca pikiran ya.? Karna menurut novel yang ku baca di bumi, kekuatan itu ada bagi mahluk imortal." kataku sambil meletakan jari telunjukku, di bagian samping kening seolah berfikir.

"Ya, kekuatan itu memang ada tapi oma tak memilikinya. Bahkan tanpa kekuatan itupun, oma bisa melihatnya dari raut wajahmu itu." kata oma menatapku dengan terkekeh.

"Wah....benarkah..?
Apakah sejelas itu ya, sampai-sampai oma mampu membaca hanya dengan melihat raut wajahku ini." ucapku tersenyum kecut.

Oma Emi hanya mengangguk menangapi perkataanku.
Hingga terjadi kesunyian, diantara oma Emi yang tengah bergelut dengan beberapa tanaman di kebunnya.

Sedangkan aku memandang kebun tersebut dengan sorot mata menatap jauh.
Dengan pemikiran yang masih penuh pertanyaan.

"Hem... Oma..!!
Apa oma tak keberata, jika Lovelin ingin oma sedikit menceritakan tentang kehidupan di sini. Karna jujur saja aku sedikit kesulitan, memahami penjelasan dari buku di perpustakaan oma." ucapku memecah keheningan.

"Tentu saja,,,!
Mari bicara di pondok peristirahatan, nanti apapun yang ingin kau tanyakan.
Pasti akan oma jawab selagi oma mampu." jawab oma Emi sambil beranjak dari posisinya.

sedangkan aku hanya mengikutinya dari samping, ketempat di mana kami akan mulai berbincang.

"Jadi, apa yang ingin kamu ketahui Lov..?" tanya oma Emi saat sesudah mengambil posisi duduk.

"Aku ingin tahu tentang mahluk imortal yang tinggal di planet ini oma..!" ucapku memulai sesi pertanyaan.

"Sebenarnya, mahluk imortal itu di bagi menjadi 7 ras. Mulai dari ras;  werellof, penyihir, vampir, fairy, mermaid, malaikat dan ras dewa sebagai ras terkuat." jawab oma Emi.

"Lalu, apakah setiap ras memiliki kekuatan yang sama oma..?" ucapku dengan pertanyaan kedua.

"Tentu tidak, setiap ras memiliki kekuatan masing-masing. Bahkan setiap mahluk imorta yang ada di dalam satu raspun, memiliki kekuatan yang berbeda." jawab oma Emi.

Pertanyaan demi pertanyaan ku berikan kepada oma Emi.
Entah itu tentang mahluk imortal, masing-masing ras, kekuatan, elemen, sejarah.
Semua pertanyaan yang selalu menggangguku, ku ajukan ke oma Emi.

Dan tanpa sadar, sesi tanya jawab itu. Berlanjut hingga beberapa jam, entah apa yang membuatku terus ingin bertanya.

Karna yang ku tahu, ketika aku mendapatkan jawaban dari pertanyaanku.
Rasa ketertarikanku tentang dunia yang baru ku diami beberapa hari ini semakin tinggi.

Syukurlah...! ku lihat oma Emi pun tak merasa kesal akan ulah ku yang mengajukan banyak pertanyaan. Sama seperti seseorang yang tengah mengintrogasi tersangka dalam sebuah kasus kejahatan.




Jangan lupa vote.
sertakan pula keritik dan sanar kalian karena itu perlu bagi saya yang tengah belajar menulis cerita😊😊😊

Millefolia AcademyWhere stories live. Discover now