Chap 15

42 7 0
                                    

*
Namun, saat mereka melihat senior gue berjalan bersama gue. Mereka seakan maklum dan mengerti dengan apa yang terjadi. Mereka hanya sedikit menjauh dan tak ingin berurusan dengan senior gue ini. Gue ditakdirkan selalu terhubung dengan senior gue di mana pun gue berada. Mungkin karena itu, dia langsung menemukan gue di sini.

"Kau tahu, kau sudah melakukan hal yang terlewat batas. Aku tidak semudah itu memaafkanmu, dasar otak brokoli! Apa kau sudah gila hah! Kau gila atau kau bodoh! Atau kau memang makhluk tak punya otak! Otakmu sudah tertinggal di tahun 2018 hah!"

Teriakan tak henti-hentinya keluar dari mulut senior. Bahkan air liurnya ikut keluar membasahi wajah gue bagai hujan di gurun sahara. Apes sudah. Kini gue hanya bisa diam menerima air liur itu di hempaskan berkali-kali ke wajah gue ini. Bes, bes, bes. Mantap. Gurih-gurih njoy.

"Se-senior, air liurmu?" ucap gue yang membuat dia menghentikan teriaknya dan mengelap mulutnya yang sudah berbusa itu. Senior gue memang tampan tapi jika tengah marah dan berteriak seperti ini dia sama sekali tak tampan justru terlihat menjijikkan.

"Lantas, apa yang harus aku perbuat? Kau selalu saja memarahiku, bukanya membantu. Aku juga tak ingin semua ini terjadi padaku. Terserah saja, kau mau membunuhku ataupun memakanku aku tak peduli."

Kali ini, entah mengapa untuk pertama kalinya emosi gue meluap. Namun, seperti bias wajah datar itu hanya dia tak berkata apa-apa sama saat pertama kali gue bertemu dengannya. Seketika gue tersadar dengan apa yang telah gue lakukan. Kalau sudah seperti ini dia tak akan memaafkan gue, walau gue memohon, terseret-seret kakinya.

Ngwinggg;  i am an angelOnde histórias criam vida. Descubra agora