[Season 2] Chapter 3

4.2K 408 48
                                    

Sebuah getaran terasa disekitar kaki Hinata. Ia meraba-raba tempat tidur mencari ponselnya. "Apa ini?" gumam Hinata dengan mata yang masih terpejam. Ia belum menemukan gadget itu.

Sesuatu yang panjang teraba oleh jemarinya. Hinata menarik – kenapa susah sekali. Mungkin tersangkut.

"Apa yang kau lakukan, Hinata!" desis Sasuke berbalik arah hingga tangan Hinata tertindih. Istrinya salah raba – bukan ponsel melainkan kepunyaan Sasuke.

"Jangan menindih tanganku, Sasuke-kun." Hinata langsung terbangun dan duduk. Ia melihat Sasuke tengkurap – dengan tangan mungilnya terjepit. "Sasuke-kun, TANGANKU!" teriak Hinata ditelinga Sasuke. Sang suami terlonjak kaget hingga langsung bangun.

"Berisik! Kau mengganggu tidurku," kesal Sasuke melotot. Sempat-sempatnya ia bangun lalu langsung melotot. Hinata kasihan dengan mata hitam itu.

"Ponselku berdering daritadi." Hinata mendorong tubuh Sasuke dan mendapati ponselnya ada di bawah guling sang suami.

"Siapa yang menghubungimu malam-malam begini? Jangan bilang itu dari selingkuhanmu?" tuduh Sasuke garang.

Gantian Hinata melotot. Tidak terima dengan tuduhan tanpa bukti itu. "Ini dari Naruto. Kau keberatan?" tantang Hinata yang sengaja menyebut kata 'keramat' Sasuke.

"Sini biar ku maki dia." Sasuke merebut paksa ponsel Hinata.

"Ini dari Sakura." Hinata menunjuk Sasuke dengan sangat tak sopan. "Kau selalu menyuruhku untuk dewasa sedangkan dirimu sendiri tidak dewasa. Suami macam apa kau? Aku ini sudah jadi tanggung jawabmu. Semua dosaku, kau yang menanggungnya. Jadi, berbaik hatilah supaya aku tidak berbuat dosa," kesal Hinata dengan tak sopan juga. Biasanya gadis itu selalu menggunakan suffix-kun. Namun saat ini, ia sengaja menghilangkannya.

"Siapa yang mengatakan itu?" Sasuke semakin geram.

"Naruto-kun."

Kata keramat! Kata meramat!

"Kalau kau percaya padanya maka menambah rukun iman dan menjadi musyrik. Kau tahu jika istri durhaka pada suami maka neraka jahanam tempatnya. Kau mau jadi penghuni neraka?" Sasuke tidak mau kalah.

Ponsel Hinata masih bergetar.

"Kembalikan ponselku. Bersikaplah dewasa, Sasuke-kun. Ini sudah malam jangan teriak-teriak. MALU PADA TETANGGA!" pekik Hinata

"Siapa yang berteriak? Bukannya kau?" Sasuke mendelik dengan cucuran keringat mengalir lancar dipelipisnya.

Sang Uchiha menghembuskan nafas. Berurusan dengan Hinata selalu berujung dengan teriakan. Ia melirik gadis itu. Hinata juga berkeringat – terlebih daritadi ia yang teriak-teriak.

"Angkat." Sasuke membaca nama 'Sakura' dilayar ponsel Hinata. Kali ini ia menaruh dendam pada gadis berambut pink itu.

"Halo Sakura-chan? Ada apa menelpon malam-malam begini?" tanya Hinata. Sakura diam. Gadis di seberang sana merasakan hawa mengerikan datang tiba-tiba. Baru di sadari ia telah mencari perkara dengan Sasuke.

"Kalian tadi bertengkar?" tanya Sakura. Hinata mengangguk.

"Kalian bertengkar?" ulang Sakura karena Hinata tak kunjung memberikan jawaban.

"Ya, Sakura."

"Baiklah Hinata! Selamat malam. Maaf sudah mengganggu tidurmu."

KLIK!

Tautan terputus begitu saja menyisakan tanda tanya di sekitar kepala Hinata. Sasuke menaikkan sebelah bibirnya. Sepertinya gadis itu sadar telah membangunkan singa yang tertidur. Karena kantuk yang mendera, ia langsung kembali tidur.

Love FoolWhere stories live. Discover now