4

1K 190 17
                                    

Cafe sedang ramai-ramainya di jam pulang kerja seperti ini, bahkan sampai membuat Seongwoo harus turun tangan membantu di bagian kasir untuk mempermudah anak buahnya melayani para pelanggan.

Lonceng yang ada di pintu masuk cafe kembali berbunyi, menandakan ada pelanggan lagi yang datang.

"Mau pes- LOHH??? Guanlin? Apa yang kau lakukan disini?" Tanya Seongwoo tidak bisa mengendalikan rasa terkejutnya.

Pria tampan keturunan Taiwan itu tersenyum cerah hingga menampilkan deretan giginya yang rapi.

"Sudah ku katakan kalau aku akan kembali kesini, tentunya untuk bertemu pegawaimu, dimana si gembil kesayanganku?"

"Oh! Kau mencari Jihoon?"

"Jadi namanya Jihoon?"

"Ya, ku kira ada apa kau sampai datang kesini sendiri tanpa Daniel dan Woojin"

"Kalau aku kesini karena ingin menemuimu, aku tidak mau merelakan diriku di bunuh kekasih posesif mu itu, Daniel begitu menyeramkan ketika cemburu" ucap Guanlin menggoda Seongwoo yang kini pipinya sudah memerah.

"Berhenti menggodaku! Harus ku jelaskan berapa kali, kalau aku dan Daniel tidak ada hubungan apapun selain persahabatan kami sedari dulu, berhentilah berkata seolah-olah kami adalah sepasang kekasih" elak Seongwoo.

"Ya terserah kalian saja, jadi, dimana si manis yang ingin ku temui?"

Seongwoo mendengus pada Guanlin sebelum akhirnya berlalu sebentar menuju bagian dapur untuk memanggil Jihoon.

"Nah Jihoon, ini Guanlin, temannya Daniel, dia ingin bertemu denganmu" ucap Seongwoo.

Jihoon memandang bingung ke arah Seongwoo dan Guanlin secara bergantian, ia masih tidak mengerti dengan ucapan Seongwoo kalau Guanlin ingin bertemu dengannya, pasalnya untuk apa Guanlin mencarinya, ia bahkan tidak mengenal sama sekali siapa Guanlin ini.

"Sepertinya dia bingung, boleh aku membawanya jalan-jalan sekarang? Tenang saja, akan ku antar pulang dengan selamat" ucap Guanlin.

"Cafe sedang ramai, aku butuh pegawai ku, tidak bisa sampai jam kerjanya selesai" tolak Seongwoo.

"Kau butuh berapa orang untuk menggantikan dia bekerja disini? Aku akan memberikan gantinya untuk hari ini, lagi pula dia hanya pekerja part time" ucap Guanlin masih bersikeras.

"Ishh! Lihat saja akan ku adukan pada Daniel kelakuan mu ini ya! Yasudah bawa saja Jihoon pergi bersama mu, tapi kalau sampai Jihoon lecet sedikit saja, akan ku hancurkan wajah tampanmu itu nanti"

Guanlin tersenyum menang, ia pun berpamitan pada Seongwoo dan segera menarik tangan Jihoon untuk mengikutinya, bahkan Jihoon masih memakai baju kerjanya.

Selepas kepergian keduanya Seongwoo hanya terkikik geli, sebenarnya ia tidak serius saat melarang Jihoon untuk pergi dengan Guanlin, ia hanya balas menggoda pria Taiwan itu.

"Hey, sejak kapan bos membiarkan pegawainya pergi begitu saja dengan orang asing" sebuah suara yang sudah sangat di kenal oleh Seongwoo itu membuat si pemilik cafe membalikan tubuhnya dan ia melihat Daniel berdiri di hadapannya, hanya terhalang dengan meja kasir.

"Mengagetkan saja" gerutu Seongwoo yang tentunya hanya di balas kekehan kecil dari Daniel.

"Jadi, setelah pegawainya pergi satu, bolehkah sekarang aku meminta izin untuk mengajak pemiliknya juga, aku ingin berkencan dengannya di hari terakhir kerja ini"

Hari Jumat adalah hari terakhir bekerja bagi para pegawai kantor, mereka akan memiliki libur di hari sabtu dan minggu, berbeda dengan cafe Seongwoo yang buka setiap hari. Namun para pegawainya mendapat jatah libur mereka secara bergiliran dan jangan lupakan jam kerja yang juga menggunakan shift karena cafe ini akan buka pada pukul 8 pagi dan tutup pukul 11 malam.

End Of The Road // OngNiel Where stories live. Discover now