43. Bocah Pare (revisi)

7.8K 831 181
                                    

Acara seminar yang dilaksanakan di SMA Sukaanu sudah selesai. Beberapa murid SMA Sukaanu dan juga beberapa murid sekolah lainnya mulai meninggalkan area sekolah, begitu juga dengan Lucas. Remaja laki-laki itu berjalan santai dan matanya tidak sengaja melihat Somi yang sedang berjalan juga di lapangan. Tentu saja ia langsung menghampiri sang gadis.

"Neng Somi!" sapa Lucas ceria saat dirinya sudah berjalan di samping Somi.

"Hmm" gumam Somi malas.

"Mau pulang bareng gak? Oh iya ini juga hari sabtu neng, gimana kalau kita jalan-jalan?" ajak Lucas asal.

"Enggak, gua mau istirahat" tolak Somi.

"Neng, sekali ini aja. Please."

"Enggak."

Kemudian, Somi berjalan lebih cepat dan meninggalkan Lucas begitu saja. Ia sangat malas berurusan dengan kakak kelasnya itu jadi ia paksakan berjalan mengarungi banyaknya murid-murid di lapangan yang juga ingin keluar dari area sekolah.

Lucas hanya memperhatikan Somi dari belakang sampai akhirnya terlihat Somi yang jatuh tersandung batu yang berukuran cukup besar. Entah kenapa juga batu tersebut ada di dekat lapangan.

"NENG!" teriak Lucas panik.

Tentu saja Lucas langsung berlari menghampiri Somi. Gerakannya lebih cepat daripada para murid di sekitar yang tadinya ingin membantu Somi bangun. Ternyata luka Somi di lutut kanannya lumayan lebar dan darah pun mengalir. Gadis itu pun meringis kesakitan.

"Neng, sini akang bant --"

Ucapan Lucas terpotong sebab tangannya yang tadi ingin membantu Somi bangun langsung dihempas oleh gadis itu. Lucas pun langsung membatu, merasa bingung.

"Gak usah, gua bisa sendiri!" tolak Somi.

"Tapi kan neng lututnya berdarah lumayan banyak. Ayo kita ke UKS!"

"Gak usah peduli sama gua deh! Lu bukan siapa-siapa gua."

Mendengar ucapan Somi yang begitu sadis, Lucas pun menatap Somi dengan nanar. Ada perasaan sakit di hati mungilnya. Gadis itu pun bangun lalu menatap Lucas dengan galak.

"Jangan kasihani gua karena gua bener-bener gak suka! Gak usah treat gua seakan-akan lu itu pacar gua!"

Belum sembuh sakit di hati kecilnya, Lucas malah mendengar ucapan Somi yang lebih sadis. Walaupun memang benar Lucas bukan siapa-siapa tapi tetap saja ucapan gadis itu terlalu menyakitkan.

"Tolong anggap akang ngelakuin ini bukan semata-mata akang suka sama neng. Akang mau nolongin neng sekarang bukan karena mau cari perhatian" balas Lucas lirih.

"Sama aja! Gak usah kaya gitu lagi. Sampai kapan pun gua gak bakal bisa bales lebih!"

"Seenggaknya akang mau bantu neng. Takutnya nanti luka neng infeksi gara-gara gak cepet diobatin."

"Gak usah, thanks!"

Lucas pun tetap mencoba menawarkan diri untuk membantu Somi yang memang keras kepala itu.

"Yakin bisa pulang sendiri? Liat tuh darahnya keluar lumayan banyak" ucap Lucas ragu sambil menunjuk luka di lutut kanan sang gadis.

"Gua bisa."

"Sumpah neng, akang gak tega liat neng pulang sendirian apalagi ada luka gitu. Obatin dulu ya?"

"Lu maksa banget sih! Gua udah bilang gak usah kaya gitu lagi. Ngerti gak?"

Prok prok prok!

Terdengar suara tepuk tangan seseorang dari arah samping mereka.

Akang Lucas ➸ NCTWhere stories live. Discover now