Conclusion

2.1K 266 27
                                    

Tidak terasa, beribu hari telah berlalu. Pertemanan keduanya sudah berjalan lima tahun lamanya.

Sekarang mereka berdua sedang tiduran, bermalas di atas di kasur Hyunjin. Tidak ada yang membuka obrolan, mereka sibuk dengan pikirannya masing-masing.

Sekedar memberi tahu posisi mereka: Yongbok sedang tertidur terlentang sambil bermain handphone sedangkan Hyunjin menjadikan perut Yongbok untuk bantal, ia sedang membaca manga.

"Yongbokie..." panggil Hyunjin lirih.

"Kau tau ?"

"Tidak," Yongbok menjawab datar dengan deep voicenya.

"Aku..."

"Aku menyukaimu,"

"Aku juga," jawabnya cepat, itu pun membuat Hyunjin kaget.

"Kau tidak membohongiku?"

"Tidak."

Hening sesaat, Hyunjin sebenarnya sangat senang ternyata ia selama ini tidak hanya bermain dengan perasaannya sendiri.

"Apa kau mau bersamaku?"

Yongbok tidak langsung menjawab, ia meletakkan handphonenya lalu melirik Hyunjin yang masih menjadikannya bantal. Hyunjin sedang menatap langit-langit kamar.

"Aku mau."

"Sebenarnya aku takut, sangat takut kalau kamu menolakku... Terlebih sampai kamu melihatku jijik setelah pengakuan ini, karna memiliki sahabat sepertiku."

"Apa karna kau gay lalu menyukai pria?"

"Kau tahu maksudku bukan?"

"Aku pernah memikirkannya, bahkan berulang kali... entahlah. Aku pun tidak tahu sudah sejak kapan,tapi saat bersamamu itu aku merasa sesuatu yang aneh dalam diriku."

"Seperti kupu-kupu?" balas Hyunjin, sekarang ia sudah menggeser posisi hingga berbaring tepat disebelah Yongbok.

"Ya, mereka terbang bergelung didalam perutku. Ingin segera dibebaskan, membuat dadaku sesak."

"Dan berdebar?"

"Dan berdebar."

Hening untuk beberapa menit, pengakuan itu seolah menguras energi yang cukup besar namun terasa lega diakhir.

"Mau jadi milikku?"

"Aku milikmu dan kamu milikku."

Mereka saling menatap, keduanya saling melemparkan senyuman.

Hari itu mereka menghabiskan waktu bersama. Saling memeluk satu sama lain, saling berbagi kehangatan ditengah butiran salju yang sedang berjatuhan di luar sana.

_

"Yongbokie kau sudah bangun,selamat hari minggu. Mau ikut?"

Yongbok menangguk, ia bangun kemudian bersiap mengikuti Hyunjin yang akan berganti pakaian. Rambut Hyunjin masih basah, tentu saja ia baru saja mandi dan ingin bersiap untuk pergi.

Mereka meluangkan waktu ke rumah Bapa, berbekal sebuah kitab tebal dengan kidung pujian, dan hati tulus.

Tidak ada yang istimewa, mereka berdua sedang duduk di deretan paling belakan. Keduanya sedang menautkan kedua tangannya, dalam doa masing-masing.

Walaupun mereka memutuskan untuk bersama, keduanya tetap mengingat kalau mereka telah melakukan kesalahan.

Menyukai sesamanya namun, bukankah tuhan itu baik. Ialah yang memberi rasa untuk anak-Nya dan anak-Nya pun hanya bisa menjalankan cerita yang telah Ia tulis sebaik mungkin sesuai pilihan mereka.

"Sudah?"

"Sudah," Yongbok tersenyum.

Hyunjin merogoh saku celananya, ia mengeluarkan kotak kayu kecil.

"Walaupun tidak disini, aku mau kita meresmikan hubungan ini."

Yongbok tersenyum. Freakless dan eyes smilenya membuatnya jauh lebih manis.

"Aku mau."

Hyunjin memasangkan kalung berwarna silver itu di leher Yongbok dengan cincin sebagai liontin. Setelah itu sebaliknya Yongbok memasangkan kalung yang serupa miliknya di leher jenjang Hyunjin.

Mereka kembali duduk, dilihat keadaan sekitar yang sudah benar-benar sepi. Mereka akan pulang dan lanjut beraktivitas.

"Selama ini aku tidak tahu jika nama babtismu itu Joseph," kata Yongbok saat melihat nama yang tertulis alkitab milik Hyunjin.

"Aku juga tidak tahu namamu, siapa?"

Yongbok tertawa sesaat, ia kemudian tersenyum.

"Felix, namaku Felix."

Hyunjin terdiam, kilas balik memorinya tentang hari-harinya lima tahun yang lalu kembali terputar.

Hyunjin mengusap air matanya cepat sebelum disadari Yongboknya.

"Ah, Felix ya. Nama yang bagus."





Karna menurutku tanpa penutup itu enggak ena jadi aku tutup secara resmi -Vacant [Is that you?] Hyunlix- sudah selesai.

Untuk yang lain, aku belum tau mau publis cerita lagi kapan. Aku lagi mulai ngedraf.

Ah iya, untuk permintaan kalian yang kemaren sempet komen aku penuhin satu-satu ok. Gabisa barengan, nanti banyak utang... Nanti kpalaku sawangen kaya dompetku:"

Luv u ges, dukungan kalian bener-bener mbuat aku stay sampai sekarang!

Jadi slamat ketemu lagi, adios!
#flyingkiss.nyengirkuda




Vacant [Is that you ?] ✔Where stories live. Discover now