Part 42

7.6K 419 4
                                    

Jaka tiba di Rumah Sakit. Dilihatnya Wati masih terbaring lemas. Wajahnya lebam. Jaka mengecup Wajah istrinya.

"Apa Lintang yang melakukannya?" Tanya Jaka.

"Sudah lah Mas, yang penting aku baik-baik saja."

"Bagaimana mungkin kamu bisa bilang baik-baik saja? Kamu tau betapa paniknya Abang mendengar kamu pingsan?" Jaka menggenggam erat tangan Wati.

"Abang jangan marahi Lintang ya! Anggap saja tidak terjadi apa-apa."

"Abang tidak janji Wati. Bagaimana mungkin Abang diam saja wanita yang Abang cintai disakiti."

"Sebaiknya Abang cepat pulang ke rumah ibu Abang, lihat keadaan ibu."

"Ibu kenapa? Desi tidak bicara apa-apa tentang ibu." Jaka terkejut.

"Wati tidak tau karena Wati pingsan. Tapi Wati khawatir dengan ibu."

"Anak-anak siapa yang jaga?"

"Istri bang Rahman. Tapi hari ini Wati minta ibu bawa anak-anak kemari. Wati kangen sama mereka."

"Abang juga kangen sama mereka. Abang tunggu mereka datang baru Abang ke rumah ibu."

"Abang, Wati mohon jangan marahi Lintang!" Wati menggenggam tangan Jaka tanda memohon. Jaka mengangguk.

Tidak lama kemudian datang bu Lastri membawa Habibi dan Adit. Jaka langsung mencium tangan bu Lastri.

"Ma'af ya Jaka, istrimu ibu tinggal, karena ibu harus jemput anak-anakmu."

"Ngga apa Bu." Jaka mengambil Habibi dari gendongan bu Lastri. "Anak Bapak sudah semakin besar." Jaka menciumi Habibi. Kemudian menggandeng Adit. "Bang Adit, ayo kita ke mamah, mamah sudah kangen katanya." Jaka menghampiri Wati yang mencoba bangun dan bersandar di tembok.

"Mamah wajahnya kenapa?" Tanya Adit.

"Tidak apa sayang. Mamah baik-baik saja."

Jaka mendudukkan anak-anaknya di samping Wati.

"Nak Jaka, apa Ibu bisa bicara?" Ibu mengajak Jaka keluar ruangan. Jaka mengekori. "Sepertinya trauma Wati kambuh. Ibu jadi khawatir." Wajah ibu cemas.

"Sebenarnya apa yang terjadi kemarin Bu?"

"Adikmu bilang dia menemukan Wati dan ibumu ada di lantai. Dan Wati dalam keadaan tidak sadar. Kami membawanya ke Rumah Sakit karena khawatir. Setelah sadar Wati bilang, dia merasa mendengar Rendra sedang memarahi dan memukulnya ketika Lintang menyakitinya, kemudian Wati tidak sadarkan diri. Dokter bilang, trauma Wati bisa kambuh kapan saja kalau dia mengalami kejadian yang sama. Yang membahayakan adalah kondisi jantungnya karena berdetak sangat cepat. Ibu mohon, jauhkan Wati dari istri pertamamu!"

"Apa Jaka harus membawa Wati ke Berau lagi Bu?"

"Ibu hanya ingin anak Ibu dan cucu Ibu baik-baik saja."

*****

Bu Ratna mulai bisa banyak bicara. Dia mencoba bercerita pada Desi walau pun dengan terbata-bata.

"Jadi selama ini mba Lintang membohongi mas Jaka?" Desi terkejut. Ibu mengangguk. Ibu meminta Desi mengambilkan hape ibu. Ibu mencoba membuka pesan WA dari Dito selingkuhan Lintang. Desi terkejut melihat foto-foto Lintang sedang tidur dipelukan Dito. "Bu, ini di rumah mas Jaka kan?" Ibu mengangguk. Desi sangat hapal dekorasi ruang kamar Jaka. Bernuansa serba putih. "Jadi mba Lintang selama ini membawa selingkuhannya ke rumah? Astagfirullah... Mas Jaka harus tau Bu!"

"Lin... Tang... Meng... Ancam... Ibu... Dia... Yang... Mem... Buat... Ibu... Ja... Tuh... Dari... Tang... Ga..."

"Astagfirullah Bu, kenapa mba Lintang setega itu? Dan sekarang mba Wati yang dicelakainya. Mas Jaka harus segera menjauhkan mba Lintang dari kehidupan kita Bu. Kalau tidak, ntah siapa lagi yang akan dicelakainya."

Istri Kedua (Tamat di Channel Youtube : Mitha MDN Channel)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang