¤ 3 ¤

1.8K 298 55
                                    

🍂 The Four Knights 🍂

• My Guardian •

"Hallo Bun.." Rowoon menyapa sang Ibunda tercinta.

"Hallo, tumben nelpon ada apa gerangan Fernando?"

Rowoon tersenyum, Ibunya memang hobi sekali bergurau. Tak seperti dirinya yang terlalu kaku, dan tak ekpresip.
"Kangen Bunda aja, lagi ngapain Bun?"

"Bunda baru pulang pengajian, Kakak kapan pulang ke Bandung? Betah ya merantau di Jakarta sampe lupa rumah sendiri. Cukup tau Bunda sama dirimu Alfonso." ujar sang Bunda membuat Rowoon terkekeh kecil.

"Jakarta kan rumah Aku juga Bun, Aku usahain akhir bulan aku pulang ke Bandung."

"Awas ya kalo bohong, sekalian pas ke Bandung nanti bawain Bunda oleh-oleh."

"Oleh-oleh apa Bun? Di Jakarta gak ada yang aneh."

"Ya calon mantu lah Kakak ganteng, jangan bilang kamu belum punya pacar."

"Belum Bun, gak ada yang mau sama aku."

"Jangan berdusta kau, masa gak ada yang mau sama anak Bunda yang ganteng."

"Kakak kan udah mapan, udah dewasa dan harus udah siap buat berumah tangga." lanjut Ibunya.

"Suatu saat nanti Aku bakal bawa calon mantu buat Bunda kok, tapi gak sekarang ya Bun.."

Rowoon mendengar Ibunya menghela nafas disebrang sana, dan diapun menjadi tak enak hati. Berulang kali Ibunya menanyakan perihal calon menantu, tetapi jawaban darinya tetaplah sama.
"Iya Bunda ngerti, jangan dipikirn ya Bunda cuman becanda."

"Iya Bun, Bunda jaga kesehatan disana ya. Salam juga buat Ayah.."

"Iya Kakak ganteng, Bunda tutup dulu ya telponnya mau masak dulu. Kakak juga harus balik kerjakan?"

"Iya Bun, Aku sayang Bunda.."

"Bunda juga sayang Kakak, dadah anak Bunda paling ganteng."

Rowoon menarik nafasnya, dia meronggoh saku celananya mengeluarkan sebatang rokok untuk dia hisap. Dia memang bukan perokok aktif, dia hanya akan menghisap sebatang nikotin itu jika tengah lelah karena pekerjaan atau bimbang dengan pikiran. Seperti sekarang ini, pikirannya berkecamuk memikirkan perkataan sang Ibunda tercinta.

"Disini lo ternyata gue cariin."
Rowoon menoleh kearah seseorang yang baru saja tiba, dia Dawon teman dekatnya.

"Kantor kapan punya ruang khusus ngerokok sih, masa tiap mau ngerokok harus naik ke rooftop." gerutu Dawon seraya menyalakan sebatang rokok ditangannya.

"Itu artinya Bos gak mau karyawannya cepet mati gara-gara rokok." ucap Rowoon.

"Lo lagi banyak pikiran? Mikirin apa kan gajijan udah dapet dua hari yang lalu." Dawon terlalu mengenal Rowoon, lelaki bertubuh tinggi itu hanya akan menyesap rokok jika tengah banyak pikiran.

Rowoon menghela nafas  sebelum menjawan pertanyaan Dawon.
"Biasa,  Nyokap gue selalu nanyain kapan gue ngenalin seseorang yang bakal jadi calon menantu buat dia." jawab Rowoon.

"Ya wajarlah bro, semua orangtua juga bakal gitu. Apalagi ngeliat anaknya udah mapan, dan pasti udah siap buat nikah."

"Gue tau, tapi masalahnya sampai sekarang gak ada yang mau sama gue."

"Jangan merendah lo, terus karyawan cewek yang tiap hari nangkring dimeja lo itu buat apa? Buat nyari perhatian lo. Sampe anak bos juga ikut ngejar-ngejar lo, lo tinggal pilih aja salah satu dari mereka."

[ONHOLD] The Four KnightsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang