sebelas

566 88 6
                                    


di dalam tandu istana joohyun dan jimin tengah mengobrol mengenai kegiatan yang akan dilakukan selama di kota. sebenarnya jimin baru tau keiikutsertaan joohyun ke kota beberapa menit sebelum ia akan berangkat, pemberitahuan yang mendadak itu membuat jimin tak bisa menolak. toh, segala persiapan sudah disiapkan oleh para pelayan istana.

"selama di kota apa yang akan anda lakukan selain mengunjungi rakyatmu yang mulia?" tanya joohyun basa basi.

"hmm, aku belum memikirkannya yang mulia ratu. jika sempat mungkin aku akan ke kedai teh yang terkenal di kota dan menghabiskan waktuku disana" jawab jimin ramah. joohyun tersenyum kecil mendengar jawaban jimin yang sangat ia harapkan tersebut.

"kebetulan sekali, aku ingin mengunjungi bukit cinta dan bermalam di penginapannya. aku harap kita berdua bisa pergi bersama." tutur joohyun, jimin terdiam sesaat.

"kau ingin pergi kesana yang mulia ratu?"

"iya, kita setelah menikah, belum sama sekali menghabiskan waktu berdua. setelah pertemuan kita akan kembali ke kediaman masing-masing. memimpin daerah masing-masing tanpa boleh saling mengusik. bahkan menemuimu saja aku harus berjalan ke paviliunmu dan kurang beruntung jika kau tidak disana." 

penjelasan joohyun membuat jimin menghela nafas, jimin juga setuju dengan apa yang dikatakan joohyun. mereka belum pernah menghabiskan waktu berdua setelah menikah dan pengangkatan gelar. jimin rasa tak ada salahnya untuk menghabiskan waktu berdua dengan joohyun. lagipula mungkin di hari itu ia bisa membicarakan pasal seulgi kepada joohyun secara lebih intens.

"baiklah, aku mengerti. aku akan segera menyelesaikan pekerjaanku dan menemanimu ke tempat itu" ucap jimin tersenyum. joohyun membalas jimin dengan senyum cantiknya juga, meski dalam hati joohyun merasa sedikit bersalah karena saat itulah semua masalah akan dimulai.

***

jimin dan joohyun berpisah karena mereka harus mengurus pekerjaan terlebih dahulu sebelum bertemu di bukit cinta pada hari terakhir di kota. joohyun sedang istirahat di tempat singgahannya sementara son seungwan sang pelayan sedang memeriksa makan siang yang akan dibawakan ke hadapan yang mulia ratu bae joohyun setelah bangun nanti.

"oke, makanan ini lulus, kalian bisa mengantarnya nanti saat waktu makan siang. aku harus ke sumur dulu untuk melihat air yang akan digunakan yang mulia ratu mandi nanti "

seungwan berbicara kepada para pelayan-pelayan dibawahnya dan segera pergi ke belakang untuk mengecek sumur, saat akan berbelok menuju sumur tangan seeungwan ditarik dan seketika tangan yang lain membekap mulutnya.

seungwan meringis namun sebuah suarat berat menginterupsinya untuk diam. seorang pria yang telah menarik joohyun tersebut kini berdiri di hadapan joohyun, tangannya telah memberi seungwan sesuatu yang seungwan sendiri tidak tahu itu apa.

"berikan pada yang mulia ratu, jika sampai tidak maka kau dan seluruh keluargamu akan menghilang di kota ini" 

"tuan min yoongi...."

"tak boleh gagal seungwan, kau juga masuk dalam dosa besar ini jadi jangan mencoba kabur setelah ini, mataku tak akan berpaling juga darimu"

jantung seungwan berdebar kencang karena takut dengan ancaman yoongi yang sukses menembus hingga ke tulangnya. dengan berat seungwan menelan ludah sambil mengangguk mengerti. kedua tangannya menggenggam bungkusan kecil dengan gemetar.

merasa urusannya selesai yoongi meninggalkan seungwan sendiri, sedangkan gadis kepala pelayan istana ratu tersebut hanya bisa terdiam dengan menyembunyikan bungkusan kecil yang berisi bubuk kecil. seungwan tau itu apa sekarang, bubuk itu bisa membuat siapa saja yang mengkonsumsinya akan tertidur dengan pulas dan yang mulia raja jimin adalah target bubuk tersebut.

Two lovers under moonlightWhere stories live. Discover now