Puncak Bogor

30.7K 4.8K 611
                                    

Mendiamkan Rama, itulah yang Winda lakukan selama satu minggu ini. Bahkan selama satu Minggu ini Winda tak lagi melakukan kebiasaannya di pagi hari. Semua yang berhubungan dengan Rama dia jauhi.

"Malam ini aku mau menginap di rumah Kiara, inshaa Allah pulangnya Minggu sore," ujar Winda pada Rama yang tengah menyantap sarapannya, sedangkan dia sendiri tengah berdiri di depan wastafel, mencuci wajan dan spatula bekas memasak.

Rama mengalihkan pandangannya dari makanannya. Dia menatap Winda yang memunggunginya. "Tumben kamu mau menginap di rumah Keira? Ada acara apa?"

"Tidak ada acara apa-apa. Aku hanya ingin menginap saja, Kak. Apa boleh?"

Rama tidak langsung menjawab. Dia beranjak dari duduknya. Meninggalkan sarapannya yang belum habis. Dia berdiri tepat di belakang Winda. Tangannya melingkar di bahu Winda. "Kamu marah?"

Winda diam. Tidak memberikan jawaban apapun.

Rama mengeratkan pelukannya, dengan lembut dia mengecup pucuk kepala Winda. "Selama satu Minggu ini kamu mendiamkanku."

Winda melepaskan tangan Rama dari bahunya. "Cuma perasaan Kak Rama saja." Dia membalikkan tubuhnya sehingga kini posisinya berhadapan dengan Rama. Dia mendongakkan wajahnya, menatap mata cokelat Rama. "Aku ingin menginap di rumah Keira. Boleh yah?"

Rama menggeleng.

"Kenapa? Cuma semalem kok. Besok sorenya inshaa Allah aku langsung pulang."

"Nanti sore kita akan ke puncak. Kita akan menginap disana."

Dahi Winda berkerut. "Menginap di puncak? Ada acara apa disana?"

"Ulang tahun pernikahan."

"Pernikahan siapa?"

"Seniorku."

"Harus ikut yah, Kak?"

Rama mengangguk. Tangan kanannya merapikan surai rambut Winda yang tergerai indah. "Kamu harus ikut, sekalian aku ingin memperkenalkanmu kepada teman-teman kantorku. Selama ini kan yang tahu kamu istriku hanya Rendi dan Willy."

Mata Winda yang selama satu Minggu ini terlihat sendu seketika berubah berbinar. "Be..benarkah? Kakak akan memperkenalkanku kepada teman-teman Kakak?"

Rama mengangguk. Dia ikut tersenyum saat melihat Winda tersenyum. Senyuman yang selama satu Minggu ini dia rindukan.

Sepertinya benar apa kata Willy dan Rendi kalau Winda mendiamkannya karena Winda merasa kesal padanya dan kekesalan Winda berkaitan dengan foto yang dia hapus di Instagram.

***

Winda dan Rama sampai di vila milik Pak Indra, salah satu senior Rama di kantor pada pukul delapan malam. Willy dan Rendi langsung menyambut kedatangan Winda dan Rama. Keduanya berebut ingin mengobrol dengan Winda namun Rama tidak memberi kesempatan kepada keduanya, Rama langsung membawa Winda untuk menemui Pak Indra dan istrinya.

"Ini istrimu?" Tanya Pak Indra saat Rama menghampirinya dan mengucapkan selamat atas ulang tahun pernikahan kepada Pak Indra dan istrinya.

Rama mengangguk.

"Punya istri cantik kok malah disembunyikan sih?" Goda Bu Listia, istri Pak Indra.

Please Don't Go | ENDWhere stories live. Discover now