:: duapuluhtujuh ::

627 60 5
                                    

“Valerie!”

Itu bukan suara Jevin. Keduanya—Jevin dan Valerie—sontak menoleh ke sumber suara, dan mendapati seorang laki-laki tengah berjalan cepat mendekati mereka. Gurat kekhawatiran terlihat jelas dari wajahnya.

Satu alis Jevin terangkat otomatis ketika menyadari jika laki-laki itu merupakan laki-laki yang beberapa kali Jevin lihat bersama Valerie. Dia juga orang yang sama dengan orang yang memeluk Valerie tempo hari.

“Kak Ansell.”

Jevin mendengar Valerie berujar pelan.

Laki-laki itu mendekati Valerie. Matanya masih diselubungi kekhawatiran yang pekat ketika netra cokelat itu memindai tubuh Valerie secara teliti. Kedua tangan kekar milik laki-laki itu sudah bertengger di kedua bahu Valerie. Dan entah kenapa, hal tersebut justru menimbulkan sepercik perasaan tidak suka di hati Jevin.

“Aku nyariin kamu, aku kira kamu ke mana.” Kalimat itu keluar tanpa mengurangi sorot kekhawatiran dalam pancaran matanya. “Kamu nggak apa-apa, kan?” Dipindainya Valerie kembali.

Valerie menggeleng pelan. “Aku nggak apa-apa.” Sebuah senyum menenangkan Valerie tampilkan.

Cantik.

“Aku dari tadi di sini. Kak Ansell nggak usah khawatir.”

Embusan napas lega terdengar dari laki-laki yang Valerie sebut dengan panggilan ‘Kak Ansell’. Kelegaan itu menyurutkan kekhawatiran yang sejak tadi menyelubungi matanya.

Berpindah dari Jevin, kini giliran satu alis Ansell yang terangkat kala menyadari jika Valerie tidak sendiri di sini. “Lo siapa?”

Pertanyaan penuh kecurigaan itu tak mampu membuat Jevin terusik. Meski aura mengintimidasi terpancar dari sekujur tubuh atletis di depannya, Jevin tetap mempertahankan ketenangan yang ia miliki.

Diulurkan tangan kanannya di depan laki-laki bernama Ansell itu. “Jevin.”

“Gue cuma nanya lo siapa, bukan ngajak kenalan.”

Oh?

Rikuh, ditariknya kembali uluran tangan itu. Padahal Jevin hanya ingin tahu siapa laki-laki itu.

[]

—Reindrops💦

[ Dipublikasi | 14.11.18 ]

quarter past midnight | √Where stories live. Discover now