part 10

1.7K 132 6
                                    


Happy reading 🤘

Jungkook berlari menghampiri appanya yang tengah berjalan menuju kearahnya, ia memeluk appanya erat erat seakan tak ingin sedetikpun melepaskannya.

Seokjin dan taehyung mengekor berlari dibelakang Jungkook dan berhenti saat sang appa telah ada tepat dihadapan mereka, seokjin  menatap appanya yang tengah memeluk Jungkook dengan tatapan sendu. Tuan Kim tahu benar apa maksud dari tatapan anak sulungnya itu.

Seokjin ingin momen itu abadi, ia tak ingin ada satupun diantara mereka yang pergi. Cukup eomma nya yang pergi mendahului mereka ia harap semuanya akan tetap seperti ini , meski ia sendiri tahu  , Tuhan bisa kapan saja  mengambil dongsaenya .

“Appa bogoshippo  ”

Jungkook merengek dalam pelukan appa yang sangat dirindukannya, harapannya untuk bertemu sang appa akhirnya tercapai, rasanya semua kebahagiaan telah ada dalam genggamannya, hyung-hyungnya yang kini sangat menyayanginya, appa yang kini ada disampingnya, dan hanya tinggal satu lagi harapannya yang belum tercapai, bertemu sang eomma.

“nado bogoshippo Jungkook ah~”

Tuan Kim mengelus puncak kepala Jungkook lembut, dalam hatinya ia sudah bertekad kuat untuk merelakan jika suatu saat Tuhan membawa Jungkook pergi, namun setelah kini Jungkook  ada dalam dekapannya pertahanan yang telah ia buat seakan runtuh seketika. Ia tak mau kehilangan kehangatan pelukan dari anak bungsunya itu

******

Tuan Kim memasuki kamar Jungkook , ditatapnya putra bungsunya yang tengah terlelap, ia mengelus kepala Jungkook lembut.

“yeoboo, dia sangat mirip denganmu , maafkan aku karena keegoisan ku , aku menelantarkannya , aku telah  menyia-nyiakan anak kita , buah hati kita , maafkan aku sayang  ”

Tuan Kim bergumam pelan, seulas senyuman miris terukir di bibirnya, ia terus menatap Jungkooknya , mengecup lembut kening putranya  dan akhirnya beranjak meninggalkan kamar putra bungsunya. Kini ia melangkahkan kakinya kearah kamar putra sulungnya, dengan hati-hati ia membuka pintu kamar Seokjin bermaksud agar kedatangannya tak mengganggu istirahat Seokjin namun saat ia memasuki kamar putra sulungnya, dilihatnya ia tengah duduk di ujung tempat tidurnya dengan berkas di tangannya.

“kau belum tidur??”

“eoh, appa”

“berkas apa itu Seokjn ah~??”

“i-ni..... ini hasil chek up jungkook tadi siang”

Seokjin berkata pelan hampir tak terdengar, namun tuan Kim dapat mendengarnya dengan cukup jelas, ia berjalan menghampiri Seokjn dan duduk disamping putra sulungnya tersebut , dengan lembut diambilnya berkas yang sejak tadi ada di tangan Seokjin.

“bagaimana perkembangannya??”

“ haseok bilang keadaannya semakin memburuk, sel kankernya menyebar sangat cepat”

“bagaimana dengan kemoterapi nya?? Bukankah itu bisa membantu??”

“Ia bilang ini sudah terlambat, tapi ia bilang Jungkook  masih bisa sembuh kemungkinan 30% dari 100% ,  jika kita selalu yakin berdoa dan berusaha dan pastinya jika yang Maha Kuasa berkehendak maka  segala penyakit pun dapat di sembuhkan  ”

Seokjin menundukan kepalanya dalam, ia merasa apa yang dikatakan haseok hanyalah sebuah harapan semu, hanya sebuah kalimat penghibur supaya sang sahabat tidak terus menerus  larut dalam kesedihan . kini tubuhnya semakin berguncang seiring dengan semakin derasnya air mata yang ia cucurkan, Tuan Kim merengkuh anak sulungnya kedalam pelukannya, sebagai seorang appa ia tahu benar apa yang Seokjin rasakan. Sama halnya dengan dirinya, duka ditinggalkan sang pendamping hidup masih berbekas dihatinya dan sekarang ia harus sudah bersiap untuk kembali kehilangan, kehilangan seseorang malaikat kecilnya , putra bungsunya , buah hatinya . Sungguh ironis , miris , hal ini benar benar membuat batinya hacur ,

I'm not a perfect person " END"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang