Datang untuk Pergi.

184 15 0
                                    

Jika berakhir meninggalkan, kanapa dari awal dia mengatakan sayang?,

-
-
-
Namjin oneshoot
(datang untuk pergi)
By Kim BangNath
-
-
-

Aku terdiam duduk di sebuah taman, merenung dan mengingat kembali sebuah sesak didada yang diterima beberapa hari lalu olehnya yang kini pergi tanpa membawa pesan.

"aku juga menyukaimu."

"aku tulus, aku mengatakannya dengan tulus. Apa kau tidak mempercayaiku?,"

Beberapa kalimat selalu terniang, menandakan bahwa semuanya hanyalah sebuah ucapan tanpa pembuktian.

Dia mengatakan, bahwa dia menerimaku, memahamiku, memberikan aku sebuah kepercayaan yang kini hanya sebuah kata yang aku ingat kembali kenyataan bersamanya hanya sebuah angan.

Sebab, status hubungan bukanlah sebuah bukti bahwa kalimat yang terlontar hanya sebuah kiasan untuk membahagiakan pasangan.

-
-
-

"kamu masih menghubungi dia?, kamu masih menyanginya?,"

Tatapanku tidak lagi menandakan sebuah kesabaran, melainkan sebuah amarah juga keegoisan yang menginginkan sebuah jawaban yang diingkan.

Aku hanya bisa terdiam masih dengan tatapan, saat dia mendekatiku dengan dengan aura yang mungkin sudah merasa bosan.

"kau selalu bertanya hal itu, sudah aku katakan rasa sayangku padanya beda dengan rasa sayangku padamu."

Suara nada penolakan terdengar, aku menatapnya curiga. 'sayang'apa yang dimaksud olehnya?,

Sedangkan jika diingat kembali sesungguhnya aku dan dirinya belum memiliki ikatan pasti.

"kau meragukanku?,"

Kembali lagi mendengar kata bernada kesedihan.

Aku masih diam, mengepal tangan kuat. Kembali lagi berfikir.

"kita saling meragu, kau menolakku tapi masih mengatakan memahami keadaanku."

Aku menarik nafas perlahan, dan membuangnya seketika. Mata masih berani menatap walau bibir tertutup rapat. Tubuh tidak berani mendekat walau ingin sekali aku mendekapnya.

"aku bosan!, kau selalu membahas ini. Aku mencintaimu tapi ah. Ini terlalu terburu-buru untukku!,"

Pandanganku tidak lagi fokus, mendengar penuturannya amat sangat membuat dada sesak lebih dari sebelumnya.

Ternyata benar, kebersamaan selama ini tidak menjanjikan sebuah hubungan yang diingkan. Hanya karna dia masih menyayangi mantan, dan apakah dia datang cuma menjadikanku pelarian?,

"baiklah."

Suaraku bergetar menandakan kemarahan. Aku pergi dari hadapannya dan tidak ingin mengganggu waktunya. Bukankah perdebatan yang sering terjadi hanya membuang waktu baginya yang tidak memberikanku sebuah kepastian?,

Kring.. Kring.. Kring..

Jauh samar aku mendengar suara telepon genggam berbunyi, belum sempat aku pergi menjauh terdengar suaranya yang manis menyapa seseorang yang kini menelponnya.

"iya?, aku akan menemuimu. Tunggulah, ini takkan lama."

Pendengaran dan otakku mulai bekerja, dia ingin keluar berarti aku harus mengikutinya. Bukankah ini hal biasa dalam menuju hubungan yang pasti, mencari tau sang pujaan hati masih menyimpan rasa pada seseorang di masa lalu atau tidak.

-
-
-

Kini, aku berada didepan sebuah caffe. Diam duduk didalam mobil sambil melihat dua pemuda-pemudi yang sedang asik berbincang dengan canda tawa disana.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 16, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

NamJin oneshotTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang