Chapter 3

4 1 0
                                    

"Aku sebenarnya juga.."
"Dijodohkan."

Bodohnya ada orang yang sudah dijodohkan pula yang menyukaiku. Langsung saja, jodoh-jodoh kami kami jodohkan sehingga kami berjodoh dan jodoh-jodoh kami berjodoh juga. Gampang, 'kan?

"Jimin.." suara eomma perlahan menggema di kamarku. "Yoojin Ahn sudah disini... kuharap kau tidak akan mempermalukan keluargamu kali ini" timpalnya.

Hah.

Kalimat eomma yang pahit itu hanya kubalas dengan seringai.

"Punya telinga, 'kan?"

"Ya" jawabku singkat sambil beranjak ke kamar mandi. Kubanting pintu kamar mandi ku hingga eomma kaget. Kudengar dia berkata "aigoo.. aigoo.." di luar sana.

Berat rasanya bila aku harus menghabiskan waktu--apalagi ini waktu yang berharga--dengan orang yang asing bagiku. Siapa dia? Aku sama sekali tidak bersemangat. Apa dia tidak bisa lihat aku sebodoh ini?

Baru kali ini, aku mandi sambil mengumpat--biasanya aku menyanyi--ini adalah mandi yang paling buruk. Kugosok gigiku dengan malas, hingga kudengar langkah kaki seperti menaiki tangga.

Itu pasti eomma.

"Jimin, apa kau su-"

"Apa?" Eomma membuka kamar ku semena-mena tanpa merasa berdosa. Untung aku cepat. Kupandangi eomma, eomma pun memandangiku yang hanya menggunakan handuk di pinggang.

"Cepatlah" sambungnya singkat, lalu meninggalkanku dengan pintu terbuka--heol.

Yah, kuharap apapun yang terjadi hari ini, keberuntungan berpihak padaku.

"Hei, Ahn Yoojin" sapa ku dingin pada perempuan yang baru kulihat 100 detik lalu. Dia hanya melirikku lalu tersenyum.

Manis juga.

Kubalas pula dengan senyuman--yang berusaha setulus mungkin--lalu kami bertatapan. "Halo.." balasnya singkat.

Akankah aku berpaling?

Kulitnya sedikit lebih putih daripada Saelin nuna. Matanya lebih sipit, tapi itu tidak buruk. Dan satu yang mencuri perhatianku dari tadi, rambut pendek yang terurai manis disebelah pipi lembutnya.

"Mau keluar makan?" Ya, bagaimanapun dia juga punya perasaan. Aku takut melukainya jika dia tau aku tidak suka dijodohkan.

Kutekut lengan kananku dan secara otomatis tangannya menjulur diantaranya. Kini tubuhnya dan tubuhku ada di jarak tersempit.

Seperti kerapatan atom yang dijelaskan Saelin nuna--yang sama sekali tak kupahami.

Ya, aku merindukannya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 01, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Draw Me (Ft. Park Jimin) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang