s e m b i l a n b e l a s

4.8K 416 7
                                    

*

*

*

*

*

Flashback <<<<

07.49 PM

Jaemin baru saja selesai menggantikan baju Taeyong, sedangkan Taeyong masih tertidur tenang.

"Aku kasihan padamu hyung, kau pasti tertekan ya?" monolog Jaemin sambil menatap nanar Taeyong.

"Aku harus pergi sekarang, kau baik-baik di rumah hyung" setelah berucap begitu, Jaemin langsung pergi meninggalkan rumah.

Mata Taeyong terbuka pelan, sebenarnya ia sudah sadar sejak tadi. Taeyong bangkit dari tidurnya, pria itu kemudian berjalan menuju taman belakang, tempat ia dan Yeri biasa menghabiskan waktu berdua.

Taeyong menatap kosong ke arah kebun kecil yang berisikan beragam jenis bunga, diantaranya ada bunga tulip kesukaan Yeri.

Taeyong mendudukkan dirinya di teras, menyandarkan tubuhnya ke tembok.

"Yer kau dimana... "Lirihnya. 

Satu tetes air mata berhasil jatuh dari mata tajam Taeyong.

Jelas dari raut wajahnya kalau ia sangat frustasi saat ini, ia sangat merindukan Yeri, sangat dan sangat.

Tangan Taeyong perlahan meraih cutter di laci kecil tempat ia biasa menaruh benda-benda tajam disana.

Taeyong mengarahkan benda tajam itu ke lengannya. Dan tetesan darah berhasil keluar dari kulit putih pucat itu.

Setelah sekian lama, akhirnya Taeyong kembali melukai dirinya sendiri lagi.

"Taeyong!" teriak Jaehyun yang melihat kondisi Taeyong sudah pucat pasi dengan banyak sayatan di tangannya.

Flashback off <<<<

Yeri turun tepat di gerbang flat nya, ia dapat melihat kalau disana ada mobil Jaehyun dan Jaemin.

Yeri memberanikan dirinya untuk masuk kedalam rumah mewah tersebut, dengan segenap keberanian tentunya.

Ceklek...

Yeri masuk kedalam flat maha luas itu, semua yang ada di ruang tamu langsung menoleh ke arah Yeri.

Yeri cukup kaget melihat Jaehyun yang ingin memukul Jaemin dan kondisi Jaemin yang bagian ujung bibirnya sedikit robek. Disana juga ada Seulgi yang berusaha menghentikan Jaehyun.

Seorang pria yang tengah duduk diam disana tengah menatap Yeri dengan ekspresi yang tak dapat diartikan.

Siapa lagi kalau bukan Taeyong.

Yeri berjalan pelan, takut bila nanti ia tak diterima di rumah ini.

"Akhirnya kau pulang Yer" ujar Jaehyun yang sebelumnya menampakkan ekspresi marah kini telah berganti menjadi senyuman.

"Kenapa pulang?" tanya Jaemin dingin. Yeri sempat kaget, lalu menundukkan kepalanya.

"Ya! Kau belum puas aku pukul ya? Ingin aku tambah?! " kata Jaehyun kepada Jaemin.

"Benar kan ucapanku? Biarkan saja dia pergi selamanya hingga Taeyong hyung bunuh diri! Biar dia puas!" kesal Jaemin dan menunjuk Yeri dengan tatapan nyalang.

"Jaga ucapanmu Na Jaemin!" Jaehyun yang mulai tersulut emosi pun membentak Jaemin yang ada dihadapannya.

Yeri menatap Seulgi yang juga balik menatapnya, ekspresi Seulgi sangat datar ketika melihat Yeri.  Seulgi kemudian mendekati Yeri, ia berdiri tepat didepan Yeri.

"Sudah puas membuat kami semua khawatir? Sudah puas membuat Taeyong melukai dirinya sendiri? Sudah puas membuat kami lelah mencarimu?!" kata Seulgi sedikit membentak. Yeri hanya diam menunduk, berusaha menahan tangisnya.

"M-maafkan aku... "Lirihnya.

"Jangan minta maaf padaku, minta maaf pada suamimu! " celetuk Seugi lagi.

Jaehyun yang melihat itu kemudian menarik tangan Seulgi.

"Sudah kita pulang sekarang, Yer bicarakan ini baik-baik dengan Taeyong" Jaehyun menggenggam tangan Seulgi di sebelah kanan dan menyeret Jaemin dengan tangan kirinya.

Kini tinggal Yeri dan Taeyong di rumah itu, Yeri masih menundukkan kepalanya dan Taeyong masih setia menatapnya.

"Maaf... " Akhirnya Yeri buka suara. Terdengar Taeyong menghela napasnya pelan.

"Sini" ujar Taeyong dan Yeri menurut.  Yeri mengambil tempat disebelah Taeyong.

Yeri dapat melihat perban yang berbalut di lengan Taeyong, membuatnya sedikit ngilu.

"Itu pasti sakit" batinnya.

*
*
*
Yeri's POV

aku melirik sedikit tangan Taeyong, sudah di perban namun masih ada sedikit darah yang tembus di perbannya.

"Seharusnya aku yang minta maaf kepadamu" ujar Taeyong. Aku terdiam, rasanya sulit untuk menatap Taeyong saat ini.

"Maafkan aku karna dulu sudah membunuh Taehyung begitu saja, sungguh aku sangat menyesal...  Aku terlalu marah saat itu, ditambah saat aku mendengar dari mulutmu sendiri kalau kau pernah disakiti olehnya" ujar Taeyong panjang lebar.

Aku tak bisa membendung air mataku lagi, dan ya aku menangis.

Taeyong langsung mendekapku ketika aku mulai terisak. Aku sangat rindu pelukannya ini, aku rindu aroma mint yang keluar dari tubuhnya, aku rindu dia dan semua yang ada pada dirinya.

"Jangan menangis..." ujarnya dan kurasakan tangannya mengelus kepalaku. Aku semakin menjadi ketika mendengar suaranya.

"Maaf... Hisk...  Aku s-sudah embuatmu terluka hisk... " sesalku.

Aku dapat merasakan ketika ia mencium puncak kepalaku dan melonggarkan pelukkannya.

"Tatap aku" ujarnya dan aku menurut.

"Kau tak perlu minta maaf, aku yang salah dan emang seharusnya kau pergi meninggalkanku yang sangat brengsek ini" Taeyong tersenyum dan masih mengelus kepalaku.

Kamu sudah mulai tenang karna perlakuan lembut dari Taeyong, kemudian kuraih tangannya yang dibalut perban itu. Refleks saja aku mengusap tangannya, dan dapat terlihat jelas kalau ada beberapa bekas sayatan yang sudah pulih.

"Yong... Jangan bilang kalau ini bukan yang pertama kali" ujarku.

Aku lihat Taeyong sedikit terkejut dan kembali tersenyum.

"Sebenarnya sudah biasa, ketika aku frustasi aku melakukan ini" katanya tanpa bersalah.

"Jangan lakukan itu lagi, k-kau melukai dirimu sendiri hiks..." Aku menangis lagi, ntahlah aku tiba-tiba cengeng begini.

Taeyong kembali memelukku.

"Aku takkan melakukannya lagi tapi dengan satu syarat" ujarnya.

Aku mendongakkan kepala dan menatapnya.

"Apa itu?"

Taeyong mengusap air mataku dan mencium kedua mataku, "Jangan pernah pergi dariku lagi Yerimie" ujar pria itu dan aku tersenyum.

"Aku tak akan pergi lagi" balasku.

Chu~

Taeyong mencium bibirku sekilas.

"Aku mencintaimu Mrs. Lee" ucapnya.

"I love you more Mr. Lee" balasku.

.

.

.

TBC

.

.

.

My Psycho Is Lee TaeyongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang