17: lotte

4K 540 19
                                    

Yoongi mendekam dikamar. Ia mencoba tertidur namun tetap tidak bisa. Setelah mengantar Jimin dan mengangkat pria itu ke kasurnya, Yoongi pamit. Sebelumnya ia mengatakan kepada ibu Jimin untuk tidak membahas kenapa Jimim berakhir di sebuah club hingga sampai kerumah pukul dua pagi. Ibu Jimin mengiyakannya. Ia juga tidak akan memberitahu kepada suaminya yang sedang lembur kerja.

Tertidurlah! Yoongi sudah sangat lelah. Biasanya kalau ia sudah merasakan empuknya kasur, ia akan segera tertidur. Mengapa sekarang tidak bisa?

Akhirnya, Yoongi mengalah. Ia turun ke dapur dan menyeduh kopi hitam. Setelah itu, ia melanjutkan untuk menulis novelnya.

***

Jimin bangun dengan pening yang luar biasa. Ia melihat ada obat pereda mabuk diatas nakas disamping kasurnya. Sepertinya ia sudah meminumnya semalam sehingga tidak mual.

"Apa yang terjadi?" Tanya Jimin pada dirinya. Ia seakan lupa semua yang terjadi kemarin. Saat memaksakan diri untuk mengingat, yang melintas dipikirannya adalah sosok Yoongi yang menciumnya disamping gedung klub dance-nya. Lalu ia tertidur hingga pukul tujuh malam disana. Jimin malah merenung sampai hari kian gelap dan berakhir memesan taxi. Jimin ingat saat itu ia menyuruh sang supir membawanya ke club mana saja sehingga berakhir di sebuah club yang belum pernah Jimin masuki sebelumnya, bukan berarti semua club lainnya sudah Jimin masuki. Hal itu membuat biaya taxi-nya lumayan mahal, untung uang Jimin cukup untuk membayarnya.

"Lalu apa?" Tanya Jimin lagi. Ia ingat. Ia mencoba semua jenis alkohol yang ada. Bahkan ada yang rasanya seperti jus jeruk campur bawang putih. Jimin sampai memuntahkan kembali minuman itu dan berakhir ke lantai dansa dan meminta sebuah botol kaca berisi minuman alkohol kepada seorang pria.

Setelah itu Yoongi datang. Lalu Jimin lupa apa yang terjadi. Jimin mencoba mengingat kembali, namun pusing tiba-tiba menyerangnya dengan bertubi-tubi. Jimin menutup wajahnya dengan selimut.

Ya, sepertinya tidak penting. Batin Jimin.

***

Hari terus berganti. Rasanya tidak ada hal yang spesial yang terjadi selama beberapa minggu. Jimin semakin sibuk dengan latihan yang intensitasnya ditambah sehingga ia dan Hoseok harus latihan selama empat hari dalam seminggu karena sebentar lagi akan natal dan tahun baru, mereka tentunya tidak dapat latihan selama dua minggu itu, padahal lombanya akan diadakan kurang dari dua bulan.

Oleh karena itu, Jimin sangat serius. Ia bahkan melupakan Yoongi. Lagian, Yoongi sama sibuknya. Mereka terakhir bertemu saat Yoongi mengantar Jimin dari club, itupula kali terakhir mereka berbicara.

Kecuali hari ini.

Hari Selasa, hari dimana Jimin libur latihan, ketika ia asik menonton drama di layar tv, sebelum ketokan pada pintu utama rumahnya terdengar nyaring. Kalau itu adalah Jihyun ataupun orangtua Jimin, mereka pasti langsung menyerobos masuk.

"Ya?" Teriak Jimin. Ia segera berlari dan menemukan Yoongi didepan pintunya. Ia memberi senyum agak canggung, mungkin karena sudah lama sekali tidak memunculkan diri.

Jimin sendiri terdiam didepan, menunggu Yoongi berbicara sambil menatapnya. Yoongi memakai kaus strip hitam putih lengan panjang, rambutnya rapi, namun beberapa helai dari poninya yang menyatu jatuh hingga menutupi matanya.

"Temani Hyung?" Tanya Yoongi. Jimin langsung mengiyakan. Jimin permisi sebentar untuk berganti pakaian lalu kembali menghadap Yoongi.

Yoongi yang awalnya memberi senyum canggung, perlahan senyum itu berubah menjadi senyum yang usil. "Kita seperti berkencan?" Yoongi malah bertanya. Jimin melongo, sedetik kemudian ia menyadari bahwa ia memakai kaus strip hitam putih yang mirip sekali dengan punya Yoongi, hanya saja pada bagian dadanya dijahit gambar pelangi.

Count Me In (yoonmin)✔Where stories live. Discover now