4

1.5K 234 23
                                    

Sial, ternyata dia datang!

Menggunakan jaket abu-abu dan sedang tertawa sampai matanya berbentuk seperti bulan terbalik, Ahn Yujin memang benar-benar membuat Minju gugup. Setelah Yena bilang kalau dia tidak akan datang karena fokus pada turnamen bulutangkis tiba-tiba saja dia langsung datang tanpa bilang-bilang. Dari tadi Minju berusaha mencari momen yang tepat untuk ngobrol dengan Yujin, tapi kesempatan itu tidak pernah muncul.

Pingin bilang maaf tapi kok udah gugup duluan sih?

"Lihatin apa sih neng, serius amat?"

"Oh kak Eunbi, gak lihat apa-apa kok hehehe." elak Minju pada kakak kelasnya itu. Kwon Eunbi, kakak kelas yang se-geng sama Yujin, walaupun gak sampai ikut sebobrok Yena. Minju mengenalnya karena Eunbi adalah anak dari teman ayahnya, Kwon Hyunbin.

"Itu lo kak, dari tadi dia mau ngomong sama Yujin, eh malah udah gugup.... ADUUH!!." belum sempat Yuri selesai bicara Minju sudah mencubit pinggang sahabatnya.

"Oalah, ngomong dong dari tadi, UJIIIINNN!!!" Eunbi ini memang suaranya sudah seperti mic berjalan, keras banget ,mungkin orang yang berada di parkiran Ice skating juga bisa mendengar suaranya yang powerful.

"IYA BENTAR KAK!" kata Yujin sambil berseluncur kearah mereka.

Minju benar-benar bertambah gugup,bahkan dinginnya area ice skating ini tidak membuatnya bebas dari rasa panas yang menjalar ke pipinya.

"Mampus, aku kabur aja deh!" Minju segera meluncur cepat kedepan tanpa peduli dengan arah, bodohnya dia malah semakin dekat dengan Yujin,dengan cepat dia berbalik tapi karena posisi kakinya salah Minju merasa keseimbangannya hilang dan....

AWAS!!

Kejadiannya begitu cepat, kaget dengan tubuhnya yang terasa baik-baik saja walaupun terpeleset,Minju membuka matanya dan langsung menatap seseorang dibawahnya, "Oh my goodness." Minju jatuh menindih Yujin yang sekarang sedang kesakitan memegang tangan kanannya, buru-buru Minju menyingkirkan badannya dari Yujin dan melihat keadaan sekitar, karena dia harap ini hanyalah mimpi.

"Aduduhhh." erang Yujin kesakitan sambil memegang tangan kanan-nya. "Kamu gak apa-apa? gak luka kan?" Yujin menatap Minju khawatir. Minju yang masih shock dengan kejadian barusan hanya diam seribu bahasa.

"Jin,tanganmu gapapa? ayo dicek dulu!" tiba-tiba Yena sudah menarik Yujin agar ia bisa berdiri."Kayaknya tanganmu keseleo jin." kata Yena khawatir.

"Semoga aja cuma keseleo yen,gak tau kenapa tangan ini sakit banget. kayaknya gara gara jatuh. tadi aku numpu-nya salah." sambil meringis dia masih memegang tangan kanannya.

"Didekat sini ada RS Produce, biar Yena antar kamu pakai motormu. aku,Yuri, Minju pakai mobilmu ya yen!" kata Eunbi segera memberi komando. Yang diberi komando-pun dengan sigap menuju ke tempat parkir. Minju masih terdiam di tempatnya "Kamu bodoh Minju, sangat bodoh" kutuknya dalam hati.

Di RS Produce.........

Minju, Yuri, dan Eunbi menunggu diluar ruang perawatan, sedangkan Yena menemani Yujin di ruang pemeriksaan.

"Yul, gimana nih? aku harus ngapain?" kata minju cemas.

"Kamu sih nju, gak segera minta maaf, jdar! masalahnya nambah satu lagi." timpal Yuri, yang agak kesal dengan kecerobohan Minju.

"Sudah sudah, jangan saling nyalahin, toh memang kejadiannya sudah terjadi. makanya lain kali hati-hati!" kata Eunbi memotong pembicaraan. "Kita doakan aja tangan Yujin gak kenapa-kenapa."

Krieettt, suara pintu ruang pemeriksaan perlahan terbuka, Yujin dan Yena melangkahkan kakinya keluar dari ruangan itu. Yujin terlihat lemas dan Yena tidak berhenti menepuk pundak orang yang lebih tinggi darinya itu.

Tidak hanya Minju yang kaget, Eunbi dan Yuri pun ikut mendelik melihat Yujin yang tangannya sudah memakai penyangga tangan. "Pergelangan tanganku retak." kata Yujin.

-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Setelah keluar dari rumah sakit, mereka semua sepakat untuk mengantar Yujin sampai kerumahnya. Sampai akhirnya mereka sampai disepan sebuah rumah berwarna coklat sederhana yang tak begitu besar, Eunbi memarkirkan mobil Yena didepan pagar rumah itu.

Begitu mereka masuk tercium aroma kopi yang mengisi ruangan itu, didekat pintu masuk ada ruang tamu dengan sofa dan tv berukuran sedang dan disampingnya dilengkapi dengan rak-rak kayu yang diatasnya terdapat banyak piala dan piagam penghargaan yang didapatkan oleh Yujin, dan juga banyak foto-foto Yujin bersama orang tua-nya terpajang disitu tapi terlihat sangat berdebu.

"Ujin,kamu duduk dulu ya, aku bikinkan kopi kesukaanmu dulu." kata Eunbi sambil berjalan kearah dapur.

"Thanks kak..." kata Yujin datar. Minju yang merasa tidak enak dengan atmosfer disekitarnya akhirnya memutuskan untuk menemani Eunbi di dapur. Eunbi dengan lihai mengambil cangkir dan membuka lemari tempat Yujin biasa menyimpan kopinya.

"Kak Eunbi sering ya main kerumah ini,sampai hafal letak barangnya." kata Minju memperhatikan Eunbi yang sedang memasak air panas.

"Yujin itu udah kayak adikku sendiri nju, kadang-kadang kalau dia sakit atau butuh bantuan aku,Yena, atau Chaewon pasti langsung kesini. pokoknya kita bener-bener kayak keluarga gitu deh."

"lho? orang tuanya Yujin kemana memang kak? kok bisa sampai gak ngurusin Yujin."

"gimana ya nju, mmmm..... ayah dan ibunya meninggal saat Yujin masih SD...."

Yujin selama ini hanya hidup berbekal uang yang dia peroleh dari prestasinya bermain bulutangkis dan berjualan barang antik yang dulu pernah dikoleksi ayahnya, sebenarnya Yujin masih mempunyai paman yang ingin mengajaknya tinggal bersama, tapi Yujin menolak dengan alasan ingin hidup mandiri. Walaupun hidup sendiri, Yujin beruntung masih punya sahabat-sahabat yang baik seperti Yena,Chaewon, dan Eunbi yang kadang rela menemaninya dirumah walaupun mereka punya kesibukan yang lain.

"Ujin, ini kopinya diminum dulu." Eunbi memberikan cangkir kopi panas yang dibuatnya pada Yujin.

"Seperti biasa, kopi buatan kak Eunbi memang nomer 1." kata Yujin sambil tersenyum lebar, memang hanya kopi bisa membuat Yujin yang awalnya lemas jadi bersemangat.

"Gimana tanganmu, perkiraan sembuh kapan?" tanya Chaewon.

Yujin yang selesai menyeruput kopinya menghela nafas, "Butuh 6 minggu buat sembuh total."

"Padahal ada turnamen 2 minggu lagi."

semuanya diam, terutama Minju. Dia tidak menyangka gara-gara sifat gengsi-nya seseorang harus menderita seperti ini.

"Yaa mau gimana lagi, aku terpaksa harus berhe..."

"YUJIN!"

Semua orang disitu mematung melihat gadis itu tiba-tiba memotong pembicaraan dengan nada setengah berteriak. Mata Minju tiba-tiba berkaca-kaca saat melihat Yujin menatapnya balik. Paham dengan situasi disitu, Eunbi mengajak yang lain untuk pergi keluar, memberikan privasi untuk mereka berdua.

Yujin masih menatap mata Minju, menunggu kata-kata keluar dari mulutnya.

"Mulai sekarang aku akan merawatmu Yujin!" kata Minju sambil meneteskan air mata.

"Hah??"

TBC

Halooo, buat yang bingung. minju sama yujin aku jadiin satu angkatan. terimakasih sudah membaca,komen dan vote. dukungan kalian selalu bikin aku semangat update hehehe

see you on next chapter :)




Destiny ;  MinJin JinJooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang