23- Bye New York

1.8K 103 2
                                    

Pagi ini, setelah menerima pesan dari Chi Hyeon, Anya berdecak sebal. Pertama, bagaimana bisa orang itu mendapat nomornya. Kedua, pihak sekolah mengancam mengeluarkan Anya dan teman-temannya jika mereka tidak masuk dalam waktu dua hari lagi.

"Jika begitu, kembalilah ke Seoul. Aku akan menyusulmu tiga hari lagi" ucap Jin sambil memberikan Anya segelas coklat panas.

"sebenarnya aku malas, tapi baiklah. Namun, siapa yang berani memberikan nomor ponselku ke sembarang orang?"

Jin terkekeh mendengar dumelan Anya. "itu artinya, kau populer. Bukankah gadisku dan teman-temannya adalah wanita incaran baru disekolahnya yang baru?" goda Jin.

"yang benar saja. Kau sendiri bisa lihat keadaanku, jauh dari kata cantik, apalagi sempurna. Aku rasa harus mengubah semuanya" gumam Anya sambil memerhatikan tubuhnya

"Kau tidak perlu mengubah ciri khasmu untuk disukai banyak orang. Tampillah seadanya" kata Jin sambil mengacak rambut Anya.

Anya hanya mengangguk mengiyakan perkataan Jin. Lalu Jin pamit untuk kembali ke hotel, karna dapat panggilan dari J-Hope.

Sepeninggalan Jin, Anya langsung masuk ke kamar Glovy untuk mengecek apakah orang itu sudah bangun.

Baru saja Anya membuka pintu kamar hotel Glovy, Anya menemukan pemandangan yang sangat asing baginya untuk seorang Glovy.

"Glov?" panggil Anya ragu-ragu saat Glovy tampak tidak sadar akan kehadiran Anya.

"oh hey" sapa Glovy sambil memasangkan anting berbandul di telinganya.

"gak kesurupan kan ya?" tanya Anya lagi.

Glovy, Anya sangat mengenal anak itu. Glovy adalah salah satu sahabat Anya yang sangat membenci make up dan hal berbau fashion yang berlebihan. Namun, pagi ini Anya menemukan Glovy sudah rapi berbalut dress cream berenda dengan polesan di wajahnya dan aksesoris yang selama ini Anya tau, sebagai hal yang dibenci Glovy.

"gue cantik gak Anya?" tanya Glovy sambil berputar dihadapan Anya.

Anya mengangguk antusias, lalu Anya menatap piyama yang masih melekat pada dirinya. Glovy sudah rapi, sedangkan Anya masih berbekal piyama. Anya lalu pamit pada Glovy untuk membangunkan yang lain.

Anya langsung menuju kamar Rain dan menemukan Rain masih berada di bawah selimut tebal.

"Rain, Rain. Bangun Rain. Kamu harus liat Glovy. Aku takutnya anak itu kesambet" kata Anya dengan nada was-was.

"Anya. Ganggu banget sih, aku masih ngantuk. Lagian Glovy kan emang rada. Kenapa cemas, kayak baru kenal satu hari aja" kata Rain tanpa bergerak sedikitpun dari posisi tidurnya.

"Ah. Masalahnya Rain,dia make up. Kamu bayangin aja ya, ini masih jam 7 dan Glovy udah mandi dan rapi. Biasanya kan tu Anak mandinya jam 11 keatas" kata Anya langsung membuat Rain membuka selimutnya dan mengganti posisi tidurnya jadi duduk.

"demi apa? Glovy sehat kan? Atau dia kesambet. Ih serem kan Nya" kata Rain sambil bergidik.

Anya dan Rain memutuskan untuk memanggil Olla dan Celine. Dan sekarang mereka berempat sedang berada di kamar Olla. Mereka berempat belum ada yang mengganti piyama mereka menjadi baju casual.

"Omong-omong, kemarin Jin oppa nginep ya dikamar lo" tanya Olla.

Anya hanya mengangguk sebagai jawaban.

"kalian ngapain hayo?" tanya Celine dengan tampang ya dongnya.

"tidurlah" jawab Anya santai.

"sambil gituan ya?" tanya Olla.

Seoul, I'm in Love ✔️ [COMPLETED]Where stories live. Discover now