Jin Twins Teen

12.3K 1.4K 366
                                    

"Udah sana buruan"

"Gak ah"

"Yeee, bekicot, ngapa sih? Tadi aja lu bangunin gue sekarang malah gak jadi" omel salah satu anak ayah paling kece dengan berbisik-bisik.

Kembarannya pun menjawab dengan cebikan lucu, tapi sayangnya malah bikin mual. "Gak berani ah, takut" bisiknya.

"Lakik bukan sih lu?"

"Lakik lah, kudu gue buka boxer disini nih biar lu liat?!" Jinyoung hampir saja membuka gesper celana jeans selututnya untuk memperlihatkan bahwa dirinya benar-benar terlahir memiliki burung sama seperti punya kembarannya.

Jinseo segera menghentikan pornoaksi yang hampir dilakukan kembarannya, menggeplak kepala minim otak itu menjadi semakin menciut. "Geli tot" balasnya kesal.

Sebenarnya mereka sedang bersembunyi di pinggir tembok rumahnya untuk memperhatikan gerak-gerik salah satu tetangganya yang berhasil mencuri perhatian mereka dari dulu, yang tercuri hanya Jinyoung, Jinseo mah tingkat kepekaan cetek, kaya kobangan TPA Bantar Gebang.

"Jadi gimana nih?" tanya Jinseo sekali lagi memastikan dirinya. Seikat bunga yang dia genggam dari tadi jadi letoy saking kencengnya dia genggam.

"Ya udah tinggal gascor aja lama banget, ngantuk nih gue" balas Jinseo sudah mulai kesal dengan sifat plinplan saudara kembarnya ini.

Jinyoung melirik tak yakin, "tapi gimana kalau ditolak?"

"Ya tinggal pelet susah bener, dukun banyak noh. Udah ah sana cepet" Jinseo mendorong Jinyoung dari tempat persembunyian saking kesalnya.

Iya, Jinyoung sedang merencanakan strategi pengakuan cinta di minggu pagi kepada salah satu tetangganya yang sangat syantik 7x syantik itu, siapa lagi kalau bukan Kanjeng Ahra.

Sebenarnya Jinyoung sudah merencanakan hal ini dari jauh-jauh hari bahkan dari saat mereka masih menginjak bangku sekolah menengah atas.

Tapi itu semua cuma angan-angannya saja, sejatinya dia bingung harus mengutarakannya seperti apa, timing tidak pernah pas, dan yang parahnya lagi belum menyatakan saja Jinyoung sudah sering kena depak Ahra.

Ya habis bagaimana ya, Jinyoung ganggu banget sih. Amat teramat menganggu kenyamanan dan ketentraman warga banget kalau sudah keluar jurus gombal krupuk melempemnya itu. Sudah tidak keriyuk lagi, alot bikin kesal.

Jinyoung awalnya ingin menghampiri kembarannya lagi, namun tidak jadi karena dipelototi. Dengan langkah ragu Jinyoung menghampiri Ahra yang sedang menyiram tanaman di halaman rumah.

Sebelum benar-benar menghampiri Ahra, Jinyoung sempatkan untuk menoleh menatap Jinseo seakan mereka sedang melakukan kontak batin.

"Gue takut bro"

'Santuy elah, bro'

"Deg degan nying"

'Nafas dulu lah'

"Kalau gue ditolak gimana?"

'Kita ke Banten, gue punya kenalan orang dalem di sana'

"Ok semangat"

'Gitu dong, kembaran gue namanya'

Kira-kira begitulah perbincangan batin kedua kembar pitik ayah Jin.

Jinyoung sudah berdiri di belakang Ahra, berusaha menetralkan detak jantung dan nafasnya.

"Ehem" berdehem, berusaha mengambil atensi tetangga cantiknya itu.

"Maaf mas kalau mau minta-minta saya gak punya uang" imbuh Ahra tanpa melihat orang yang berdehem tadi.

"Ra,"

Bangtan Daddy!Where stories live. Discover now