My Arrogant Boss

55 3 0
                                    

"Apa ini yang kau sebut laporan, Kim?"bentak seorang namja dengan suara tegas dan penuh intimidasi. Setumpuk kertas di tangannya terlempar berhamburan, beberapa mengenai wajah namja yang berdiri menundukkan kepala takut di depan meja kerjanya.

"Aku heran bagaimana bisa seseorang yang menyusun laporan saja tak bisa, mendapat predikat sebagai lulusan terbaik di salah satu kampus ternama. Bahkan karangan cerita keponakanku yang masih SD saja lebih bagus dari ini!"

Namja yang berdiri itu semakin dalam menundukkan wajahnya yang sudah memerah, entah malu, marah, atau-- menahan tangis? Entahlah.

"Yya, Kim Taehyung-ssi jawab aku!!" bentaknya lagi karena tak mendapat jawaban sepatah katapun. "Aku jadi seperti bicara dengan patung saja," gerutunya.

"M-maaf, sajjangnim. Aku-- aku akan mengulanginya," jawab Taehyung dengan suara tercekat. Sungguh dia takut dengan atasannya itu. Muda dan tampan sih, tapi galak.

"Aku tak butuh ucapan maafmu, Kim. Keluar dari ruanganku!" usir sang atasan.

***

BRUUKK!!!

"Aaaaaaaaarrrrgghhh!!!" teriak Taehyung frustasi sesaat setelah mendaratkan bokongnya di kursi kerjanya. Tangannya sibuk mengacak-acak rambut coklat emasnya hingga beberapa anak rambutnya mencuat tak beraturan.

"Kau kenapa, Tae?" tanya seorang namja berperawakan sedikit pendek, Park Jimin. "Kenapa wajahmu begitu?" tanyanya lagi.

"Aku sebal!" gerutu Taehyung, bibirnya mengerucut tanpa sadar. Tangannya bersedekap di depan dada sambil berkomat kamit lucu. Jimin terbahak melihat sahabatnya itu. Sudah bekerja pun tingkahnya masih bocah.

"Apa maksudnya dengan melemparkan serampangan tumpukan laporanku? Dia pikir aku mengerjakannya tanpa berpikir sama sekali? Hah, dasar arogan!" omel Taehyung, kali ini dengan tangan yang sibuk mencoret-coret kertas di depannya.

"Bos Jeon lagi?" tanya Jimin hati-hati.

"Siapa lagi orang di perusahaan ini yang bisa berbuat lebih arogan darinya, Jim?" gerutu Taehyung. "Lagipula, mau sampai kapan sih si Jeon muda itu menggantikan ayahnya. Sungguh ini menyebalkan sekali Jim," cerocos Taehyung

Jimin bisa apa? Seperti biasa, hanya bisa geleng-geleng dan sesekali berdeham. Sahabatnya itu selalu menggebu-gebu setiap membicarakan sang direktur dan itu sudah terjadi 2 bulan ini.

"Sok pintar, sok berkuasa, sok tampan, sok wibawa, sok--"

"Kalau kau ada waktu untuk mengomel, aku harap laporanmu itu bisa saat ini juga ada di atas mejaku, Kim Taehyung-ssi." Suara penuh intimidasi itu memotong gerutuan Taehyung atas sosok sang direktur yang saat ini sudah berdiri tegas di depannya.

"Seingatku kau bilang akan membetulkan laporanmu -- yang menurutku lebih seperti tulisan tak bermutu -- bukannya mengomel dan membicarakanku di belakangku seperti ini, Kim," lanjut si bos, Jeon Jungkook. Nada suaranya semakin tegas dan Taehyung dibuat bergidik karenanya. Awan hitam seakan bergulung-gulung di atas kepala bosnya itu.

"Kalau kau sudah tak berniat kerja di sini, kau bisa membuat surat pengunduran diri hari ini juga!"

Jungkook berjalan pergi setelah selesai mengucapkan kata-katanya. Sungguh Taehyung yang sebal, dibuat semakin sebal saja. Lihat saja wajahnya, sudah tertekuk mengkerut dengan bibir yang terus berkomat kamit lucu. Lagi-lagi hal itu membuat Jimin tak mampu menahan gelak tawanya.

"Diam kau, Jim. Sahabat macam apa yang tertawa di atas penderitaan sahabatnya yang lain," sindir Taehyung mencibir.

"Ehm," dehem Jimin.

Oneshoot KookTaeWhere stories live. Discover now