1. KELABU

7 0 0
                                    

Aidi meletakkan pensil yang digenggamnya dan melepaskan ear phone yang dia gunakan untuk mendengarkan musik ketika ia melihat handphone-nya bergetar tanda panggilan masuk.

"Iya Ta?" ucap Aidi pada gadis yang sedang menelponnya.

"Kok aku chat gak dibales-bales sih Ai.."keluh Tara sambil agak menjerit kesal pada Aidi.

"Maaf Ta.. dari tadi belum sempat buka WA. Kenapa emang?"

"Ikutan dinner bareng yukAda temen aku lagi grand opening resto baru. Cobain yuk! Aku udah ajak Adam juga dan dia sedia jemputin kita. Kamu bisa gabung kan?"

"Mmm.. Sebenernya malem ini aku harus ke Gardenia buat cari kain baru sih Ta.."

"Lah.. terus kamu gak bisa gabung gitu Ai?" Tara mengeluh kecewa.

"Hahaa.. jangan sedih gitu dong ah.. Iya ayok aku ikutan.. Tapi nanti mampir Gardenia bentar yah.. lewat sana nggak?"

"Asyiikk!! Gitu dong Ai.. iya ntar lewatin arah Gardenia kok. Sekarang kamu siap-siap deh ya. Ntar jam 7 teng kita jemput."

"OK, aku tunggu di tempat biasa ya.."

"Siap.." kata Tara mengakhiri panggilannya.

Aidi menatap jam di layar hp nya yang nunjukin jam 18.23. Aidi segera merapikan segala peralatan menggambar yang berserakan di mejanya dan segera bersiap-siap sebelum Tara dan Adam menjemputnya. 

Tara dan Adam adalah sahabat Aidi sejak kuliah S1 di sebuah universitas negeri ternama di Surabaya. Mereka menjadi dekat sejak semester awal dan selalu mutusin buat ambil mata kuliah dan konsenstrasi yang sama, sampe akhirnya mereka bisa lulus dan wisuda bersamaan. Meski udah lulus dan memilih memutuskan jalannya masing-masing, hubungan mereka masih erat dan selalu menghabiskan waktu luang bersama.

Aidi mengambil jaket rajut dari gantungan di samping lemarinya dan memakainya diatas kaos lengan pendek yang sudah lebih dulu ia kenakan. Ia mulai mengikat rambutnya keatas dengan model top knot dan memakai lip balm agar tak terlihat pucat.

Sambil terburu-buru Aidi segera berlari-lari kecil keluar dari kamar apartemennya dan turun ke lantai bawah sambil menenteng tas tangan dan memperbaiki posisi sepatunya yang masih belum ia kenakan dengan sempurna. Aidi berjalan cepat menuju kursi besi di trotoar yang terletak di sebelah pertigaan depan apartemennya. Disitulah ia biasanya menunggu Tara atau Adam untuk menjemputnya. 

Ia mengecek jam di hp nya, dan terlihat masih ada waktu sekitar 15 menit sebelum jam 7. Aidi duduk di kursi itu dan melihat sekelilingnya. Jalanan sekitar apartemennya nampak cukup sepi dengan hanya terdapat beberapa orang berjalan di sekitar apartemen dan beberapa mobil dan sepeda motor yang lewat. Tapi masih belum ada tanda-tanda mobil Adam mendekat ke arahnya. Langit sangat gelap dan tidak ada begitu banyak bintang malam itu. Seakan mendung dan akan turun hujan, akan tetapi cuaca saat itu cukup panas meski di malam hari. 

"Ah seharusnya aku gak usah pake jaket aja tadi" gumam Aidi sambil melepas jaketnya dan menggantungnya di tangan kirinya. 

Tiba-tiba ia mendengar langkah orang berjalan di dekatnya. Aidi mendongakkan kepalanya, dan melihat dua orang yang berjalan cepat melewatinya; seorang perempuan yang nampak terburu-buru berjalan dengan menunduk dan seorang pria yang mengejarnya dari belakang.  Si pria berhasil menarik tangan perempuan tersebut dan mereka berhenti berjalan dan saling bertatapan. 

Aidi melihatnya dengan bingung dan segera mengalihkan pandangannya ke arah lain sebelum pandangannya bertemu dengan pandangan mereka. Tapi rasa penasaran Aidi menjadi sangat besar, kenapa mereka hanya diam saja dan gak bicara. Padahal jarak mereka berdiri dengan kursi tempat Aidi duduk hanya sekitar lima langkah, tapi Aidi tidak mendengar suara apapun. 

The Colors of SkyМесто, где живут истории. Откройте их для себя