Gloomy days

4.1K 305 17
                                    




Hinata meremas hasil laboratorium nya.Ia cukup membaca kata-kata Positif (+) itu dengan jelas,namun hati nya masih menyangkal.

Hidupnya semakin rumit,setelah sandiwara itu.
Kini semakin kacau dengan kehamilannya.
Sebagai wanita Ia harusnya bahagia mengandung anak dari pria yang dicintai nya.
Namun statusnya sebagai janda Namikaze membuat nya malah membenci kehamilannya,ini.

"Naruto tak boleh tahu"batinnya,menangis.
Ia tahu tindakan nekat apa yang akan pria itu,lakukan jika mengetahui kini wanita nya itu tengah berbadan dua.

Hinata berusaha mengendalikan tekanan batinnya,melangkah turun dari mobil nya.
Hari belum terlalu sore,Ia memutuskan pulang setelah hasil laboratorium itu sampai di meja nya siang tadi.

Ia melepas heels tinggi nya,itu menjinjingnya lunglai.Hati kecil nya enggan kebiasaannya bersama sepatu tinggi itu akan membahayakan bayi di dalam perutnya.

Para pelayan membungkuk hormat pada nyonya rumah itu,Hinata hanya membalas dengan senyuman malas.

Ia berjalan gontai menuju kamar nya.
Pintu kamar itu terbuka lebar,Ia segera memastikan siapa yang ada di kamar nya.
"Naruto?!"

Pria pirang itu tampak sedang memandangi labirin di bawah sana."Hei,kau pulang cepat"sapa nya tanpa menoleh pada sang wanita.

"Ya,aku merasa lemas"jawab nya seraya menutup pintu.

"Kau masih merasa tak enak badan?"masih ,Naruto enggan melirik wanita itu.

Hinata menganggu berat.
"Lain kali jangan masuk kamarku seperti ini,para pelayan akan curiga"lemah Hinata menaruh tas nya di nakas.

Ia terduduk di ranjang nya,hampa.

Naruto berbalik membuka kemejanya"Aku menginginkan mu,Hinata..."

Wanita itu terkejut mendapat serangan tiba-tiba dari sang pria yang kini tengah menindih nya.

Ada sesuatu yang berbeda dari sentuhan pria itu,kasar itu terasa penuh emosi.

Naruto menautkan jemari mereka,melesak keranjang itu...Tubuh wanita itu terkukung posesif.
"Naruto,aku mohon pelan-pelanlah...Aku takut...menyakiti...."lirih nya,melihat sang pria yang tampak beringas.

"...kau takut menyakiti bayi nya...?!"lontar Naruto,dingin.

Hinata menggigit bibirnya,takut.Tampak ekspresi pria itu yang penuh emosi.

"Naruto...kau tahu?!"Hinata bergetar.

Pria itu bangun,dan membanting vas di nakas"Apa kau akan menyembunyikannya dariku?"

Air mata meluncur dari amethys itu"A..aku baru tahu hari ini...i...ini bukti nya"Hinata mencari kertas laboratorium itu.

Kertas lecek itu tampak membuat Naruto semakin memerah"Kau bahkan tak berniat memberi kertas itu pada ku...apa kau akan membunuh bayi itu juga?"tuduh Naruto,kejam.

Hinata menanar,tak percaya apa yang pria itu katakan"Apa maksudmu?,aku memang tak menginginkan bayi ini tapi...."

Telinga pria itu memanas mendengar pengakuan polos wanita nya,
Tangannya mengepal ,ingin sekali Ia menampar wanita yang di cintai nya itu.
"Cukup,Hinata...kau sama seperti wanita lainnya.Kau hanya memikirkan harta,kedudukan dan perusahaan yang ayah ku tinggalkan itu..."bentak Naruto.

"Naruto...apa kau kira aku serakah akan semua itu?"bela Hinata.

Naruto menahan airmata nya"kau lebih mencintai perusahaan itu ketimbang aku...,kau membuatku seperti pria yang tak berguna..."

Gloomy and BloomyWhere stories live. Discover now