= I'm fine =

1.4K 116 30
                                    

Taehyung pov

Semuanya kacau, benar-benar kacau. Irene memang selalu membuat hidup gua kacau dengan kehadiran nya, tapi entah kenapa gua masih terus mencintainya, hingga sekarang.

Dia adalah calon tunangan gua, dan gua masih mengingat itu, tapi gua pikir semuanya sudah berakhir sejak kepindahan gua ke korea. Tapi ternyata tidak, semuanya masih berlanjut, hubungan gua dan Irene.

Gua tidak tahu dengan jelas, apa yang membuat gua tetap bertahan bersama Irene. Apa karena tuntutan perusahaan ayah, atau karena gua memang benar-benar mencintai nya.

Dan sohyun, entahlah, apa gua benar-benar mencintai nya? anggap saja begitu, tapi jika gua benar-benar mencintainya, apa gua tega melakukan semua hal ini kepadanya?.Satu hal yang gua tau pasti, gua tidaklah layak bagi sohyun yang terlalu sempurna

Tepat setelah Irene memberi tahu ayahnya tentang hubungan gua dan sohyun, tidak sampai 10 menit, ayah menelfon, dan bisa kalian tebak tentunya, gua dimarahi dan diancam akan disekolahkan dengan paksa lagi di Jepang, jika tidak menyelsaikan masalah ini.

Setelah ayah menelfon, ada panggilan masuk lagi, gua kira itu adalah ibu, tapi tidak. Sohyun, wanita itu menelfon. Satu hal yang gua tau, jungkook pasti telah menceritakan semuanya.

"Yeoboseyo?" gua memberanikan diri untuk mengangkat telfon itu. Gua menunggu sohyun untuk berbicara, tapi dia tidak kunjung mengatakan apapun, hanya deru nafasnya yang beratlah yg dapat terdengar, dan juga, beberapa isakan kecil. Wanita itu pasti menangis, dan gua lah penyebab semua tangisan itu.

"Sunbae, sohyun akan percaya semuanya...jika sunbae yang mengatakannya "

Suaranya terdengar sangat bergetar, begitu pilu dan menyesakkan hati. Dan ya, gua sukses menangis akibat mendengar suara itu. Apa lagi yang bisa gua katakan? Bukankah semuanya sudah sangat jelas? Kenapa dia masih belum percaya dan tidak memaki gua? Apakah dia benar-benar mencintai gua?

Gua berperang dengan pikiran gua sendiri, hingga Irene membuka pintu kamar gua dan bertanya kenapa gua belum tidur. Tapi tepat setelah Irene mengatakannya, dapat gua dengar dengan jelas suara sohyun di sambungan itu, bagitu pilu dengan isakan isakan nya.

"Sunbae, i make you the only one, but you actually made me the on of them"

Dan setelah itu, sambungan telefon itu terputus. Sohyun benar, dengan brengseknya gua menghancurkan hubungan kami, membuatnya menjadi salah satu dari wanita yang gua cintai, itu sangat brengsek. Bukankah mencintai itu berarti menjadikannya satu satunya?

Sepertinya gua memang tidak pantas untuk sohyun, terlalu brengsek dan hina. Dan sepertinya, hubungan ini harus benar benar berakhir.

*****

Sohyun menggeliat kan tubuhnya tidak nyaman di ranjangnya, tertidur dengan keadaan menangis dan jendela kamar yang terbuka membuat semua tulang-tulang nya serasa remuk dan hancur. Sudah pukul 6 pagi, dan dia harus segera bersiap pergi kesekolah.

Tenggorokannya terasa sangat kering, mungkin karena menangis semalaman, tangannya mencoba untuk meraih segelas air yang berada di nakas. Sohyun merasa sangat yakin bahwa dia memegang gelas itu dengan erat, tapi entah kenapa gelas itu justru terjatuh, menghasilkan bunyi pecahan yang sangat keras, dan pecahan kaca yang berserakan dimana-mana.

"Sohyun-ah!"

Dapat sohyun lihat jimin yang dengan tergesa-gesa memasuki kamarnya, dengan apron yang masih menggantung di tubuhnya. Kakak laki-laki nya itu pasti berlarian menaiki anak tangga karena mendengar suara pecahan gelas.

• HER •  ✔Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz