ASTORET 2

1.5K 148 9
                                    

Happy Reading

#Vote sebelum dibaca#

********

Siwon bernostalgia dengan lara pada tiap alurnya, membentuk embun di ujung netra. Pilunya jiwa, tidak ada satupun yang mengiba. Di atas sana awan gelap merangkak menjatuhkan luka. Perihnya menghujan menusuk jiwa, rinainya tajam menancapkan derita.

Siwon sekarat. Lemah tak terawat.

Jalanan kerikil penuh liku telah ditempuhnya. Kakinya terbakar melepuh membekas jelas kecuran darah di antara takdir yang di jejakinya dengan susah payah.

Istirahat lah

Hatimu berhak untuk bahagia

Berhentilah menghukum orang lain dan dirimu sendiri dengan mengubah kebaikan yang biasanya kau lakukan. Menjadi Siwon yang tidak peduli bukan sesuatu yang pantas untuk dibanggakan. Banggalah saat kau membuat orang lain bahagia. Bukan marah karena kekesalan yang bersumber dari dirimu.

Dan lihat pria itu lagi, dia bahkan tak lagi bisa melanjutkan hidup dengan normal. Kebiasaan-kebiasaan baik yang sering dilakukannya telah berhenti dilakukannya. Sekarang dia lebih suka menghabiskan waktu sendirian, menghabiskan waktu di kantor, dan menghabiskan waktu tanpa harus bicara dengan siapapun.

Tapi seperti biasa, ekpektasi manusia tidak akan pernah terjadi. Sama halnya dengan yang dirasakan Siwon. gangguan-gangguan dari siapapun selalu datang untuk merusak keinginan itu, dan gangguan paling sering diterimanya sudah pasti dari keluarganya.

Saat dirinya diperhatikan dan di khawatirkan, Siwon lebih setuju mengatakan itu sebagai bentuk gangguan.

Mengertilah, saat ini apapun yang dilakukan keluarganya untuk dirinya selalu salah menurut Siwon. Namun sebelum setiap gangguan itu datang lagi, maka Siwon memutuskan melakukan sesuatu yang harus dikerjakannya dan seharusnya keluarga tercintanya tak lihat.

Dan di sanalah Siwon berdiri.

Berdiri di lantai tertinggi gedung kebanggannya, tempat dimana dirinya mengumpukan pundi pundi uang. Mempekerjakan banyak manusia dan mengurangi jumlah pengangguran di negaranya.

Pria itu memandang kota dari kaca besar di sudut ruangannya. Kedua tangannya betah pada saku celana yang kemudian mengepal tangan itu berulang kali. Satu hal yang selalu dilakukannya jika sedang ingin menyalurkan perasaan yang tak bisa diutarakannya kepada siapapun.
Rasa sedih yang menurutnya tidak pernah dimengerti siapapun, yang walaupun ada yang mengerti namun tidak peduli. Dan itulah keluarganya.

Cincin yang menurut orang lain sebagai sebuah kebanggaan justru dilepasnya dan dianggapnya sebagai benda pembawa sial. Benda kecil itu dibiarkannya saja terletak di dalam laci meja kerjanya. Cincin sialan sebagai salah satu penyebab mengapa dia saat ini menjadi Siwon yang menyedihkan.

Cincin dengan model sederhana namun dibandrol harga selangit itu punya cerita. Cerita menyedihkan dibalik cerita pertunangannya dengan Yoona. Gadis kekanak-kanakan jika dari sudut pandang Siwon.

Sebuah cerita sedih dibalik cincin tunangan miliknya dan Yoona. Ya, saat ini memang sudah menjadi milik Yoona, tapi sebelumnya?

Pada awalnya cincin itu memang disiapkan Siwon bukan untuk dikenakannya di jari manis Yoona. Cincin itu seharusnya melingkar di jemari kekasih hati, gadis manis yang menjadi sumber kebahagiaan Siwon.

Stella

Gadis malang yang digantikan Yoona posisinya dengan paksaan. Gadis yang serindu apapun tak lagi bisa ditemui Siwon. Gadis yang sesedih apapun tidak lagi bisa memeluk Siwon. Gadis cantik malang yang membawa pergi setengah dari nyawa sosok Siwon. Membawa senyum pria itu bersamanya ke surga.

ASTORETWhere stories live. Discover now