ASTORET 7

1.1K 131 10
                                    

Salah satu hal yang menyedihkan ketika kau terlalu baik pada seseorang, dia akan berpikir kau cukup bodoh untuk dimanfaatkan.

#Happy Reading#

Sadar jika dia bukan seseorang yang diinginkan dalam keluarga yang baru saja memanggilnya, Yoona berulang kali menarik ulur nafas, jantungnya berdegub kencang saat matanya mulai menyaksikan pagar besar rumah Siwon.

Yoona bahkan telah berpikir ke tahap, apakah dia akan dipaksa belajar memasak, belajar bersikap atau hal aneh seperti drama yang sering ditontonnya? Atau justru dipaksa menanda tangani surat tertentu seperti drama yang lain?

Oh Yoona, berhentilah menonton drama itu.

Tapi apapun kemungkinanya, Yoona sangat paham betapa mengerikannya cerita teman-temannya mengenai calon mertua. Setelah mobil yang ditumpanginya berhenti, detak jantung itu semakin menjadi ditemani dengan pusing serta sesak napas yang masih saja berlanjut.

Dia dibantu 2 orang yang mengawal Ny.Choi tadi, Yoona memasuki rumah besar Siwon, orangtua pria itu sudah lebih dulu bergegas meninggalkan Yoona tanpa kata peduli. Hanya dua orang tadi yang setia menuntunnya menuju ruang tamu dan memohon penuh hormat pada Yoona untuk berkenan menunggu Nyonya mereka di sana, yang entah bagaimana dalam hitungan menit sudah menghilang dari tatapan mereka.

Mata Yoona sekilas mengitari setiap pajangan foto di sana. Pasangan sempurna menurutnya kedua orangtua Siwon yang menghasilkan seorang pria berkepribadian siknifikan sepertinya. Diacunginya jempol untuk setiap sudut rumah itu, namun rasa takut akan orangtua pria itu tidak kunjung menghilang. Yoona bahkan merasa ingin membuang air kecil hanya karena terlalu takut.

Bukan karena terima jika ada kemungkinan dirinya diadili Ny.Choi di sana. Dia hanya terlalu takut akan ancaman ancaman sialan dari wanita itu dengan menggunakan hal yang pernah dilakukan Yoona. Karena demi apapun, Yoona belum siap untuk dihukum pada bagian itu.

Sampai di ruang tamu, Yoona melangkah sedikit menuju sofa, duduk untuk menunggu Nyonya besar rumah itu mengadilinya seperti prediksinya. Begitulah prediksi, dan bisa saja salah.

Yoona menggoyangkan kaki menunggu, menonton pekerja rumah itu asik dengan kegiatan masing-masing. Hingga Nyonya besar yang menghilang tadi turun dari lantai 2. Berekspresi tegas, tidak seperti biasa layaknya kepura-puraan mereka. Tepat saat sudah dekat dengan dirinya, dan belum Yoona menyapa, Nyonya Choi sudah terlebih dahulu berdecak, decakan seperti ejekan yang membuat Yoona mendongkak.

"Tidak punya sopan santun. Sesuai dengan pakaiannya"

Yoona terkejut mendengar itu. Apa dia sudah melakukan kesalahan bahkan sebelum 5 menit dirinya memasuki rumah Siwon?

Oh sudah langsung salah pada tahap pertama, dia lupa keluarga seperti apa Siwon.

"Kapan kau diberi izin untuk duduk?"

Oh ayolah, apakah wanita tua itu sedang berpikir jika wanita seperti Yoona akan menunggunya dengan berdiri? Dan dia mau sok sopan kepada orang yang memperlakukannya buruk?
Itu tidak masuk akal untuk Yoona.

Tapi yasudah, sepertinya pengaruh Siwon sudah cukup besar berdampak pada Yoona. Lihat, gadis itu menahan amarah, dia mengalah tanpa berniat membalas kata-kata Ny.Choi yang menyinggung perasaannya.

Yoona berdiri, menumpu tubunya dengan bertolak pinggang, memaksakan sebuah senyuman di depan Nyonya Choi. Menunduk sebagai tanda dia menghormati yang lagi membuat Nyonya Choi berdecak.

"Bagaimana orangtuamu mendidikmu? Kau sungguh menggunakan pakaian seperti itu saat berkunjung ke rumah orang lain?"

Astaga!!! Yoona langsung memandang pada pakaiannya, apa yang salah dengan pakaiannya? Bukankah ibu mertua sialannya itu yang memaksanya ikut tanpa sempat mandi atau menukar pakaiannya? Dan sekarang wanita itu mengomentari pakaiannya?

ASTORETNơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ