; tiga

3.2K 666 38
                                    

Bangchan patah hati.

Ia datang lebih awal dari shift hyunjin. Membeli ramen , kopi , dan beberapa camilan. Tangan  kanan nya menyuap ramen , tangan kiri nya menekan tuts piano dalam ponselnya.

Nada yang terdengar menyedihkan.

Siapapun yang mendengar mungkin akan teringat kenangan buruknya.

Setelah menyeruput kuah ramen nya bangchan menatap lurus keluar. Sial, sungguh sial. Ingin bangchan mengumpat atas pemandangan yang ia lihat sekarang.

Changbin yang sedang mengecup kening hyunjin. Dan hyunjin yang tersipu karenanya.

Ah, bangchan iri. Kenapa orang seperti changbin bisa mendapatkan manusia seindah hyunjin.

Bangchan kembali fokus dengan kegiatan nya. Menata hati.

Matanya sesekali melirik hyunjin. Ia malu sekali ketika hyunjin balik menatap nya dan tersenyum menampakkan deretan gigi nya.

Kenapa hyunjin bisa semenggemaskan itu!?

Suatu hari, ketika hujan lebat turun. Bangchan berteduh di pinggir minimarket. Didalam sana sudah ada hyunjin yang sedang menghitung pemasukan minggu ini.

Tak tahan dingin, bangchan yang saat itu hanya memakai kaos lengan pendek , masuk kedalam dan menyeduh kopi. Ketika menunggu antrian bayar , sebuah lagu terputar.

Lagu ciptaannya. Yang ia buat saat pertama kali bertemu hyunjin.

"Kata changbin hyung ini lagu buatan mu" ucap hyunjin sambil meng-scan barcode harga.

"Iya, itu lagu buatan ku" kata bangchan.

"Lagu mu bagus, aku bisa merasakannya---kopi ini gratis, aku yang traktir" ucap hyunjin.

"Sebenarnya lagu itu aku buat untukmu" aku bangchan.

Hyunjin mengangkat alisnya, "Aku?" , ia terkekeh.

"Hey, sudah selesai bicaranya, aku buru buru" ucap seseorang yang mengantri dibelakang bangchan.

"Ah maaf--aku duluan, terimakasih kopinya" pamit bangchan.

Seperti biasa, bangchan akan duduk ditempat yang sama sembari menunggu hujan reda.

music ● [ chanjin ft. changjin ] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang