2

390 90 8
                                    

<>

"Tetap semangat, Daniel!"

Daniel hanya tersenyum kecil menanggapi ucapan semangat sosok paruh baya di dalam sana. Dia tahu lelaki itu benar-benar serius dengan ucapannya. Setelahnya Daniel menutup pintu kaca itu. Kepalanya menengok ke arah perginya sosok kurus yang tadi berada satu ruangan dengannya.

"Tunggu!" Decakan kesal Daniel keluar ketika sosok yang dia maksud tak berhenti. Kaki-kaki panjangnya mengambil langkah lebar hingga tangannya dapat menggapai lengan Seongwu.

"Apa kau memang tuli atau pura-pura tak mendengarku?" Tanya Daniel kesal.

Seongwu menatap Daniel datar. Melepaskan cengkraman Daniel di lengannya. "Aku punya nama dan kau tak menyebutkan nama ku. Jadi, aku tak tahu bahwa ucapanmu tadi ditujukan padaku."

Manik sipit Daniel mengerjap. Seongwu benar, bisa saja teriakan Daniel tadi bukan ditujukan untuk Seongwu.

"Tapi hanya ada kau dan aku di sini. Memangnya aku orang gila yang akan mengajak hantu berbicara."

"Orang gila bukanlah orang yang bisa berbicara dengan hantu. Mereka mempunyai sesuatu yang istimewa."

Lagi, manik Daniel mengerjap. Tentu saja, pemuda Ong ini lagi-lagi benar.

Kepala Daniel menggeleng cepat. "Kenapa jadi membicarakan hal tak penting? Ish!" Gerutu Daniel dengan mengacak surai almondnya.

Seongwu terdiam mendengar gerutuan Daniel. Sedikitnya dia merasa lucu dengan pemuda berbadan besar di hadapannya ini. Seongwu tidak pernah berhadapan dengan seseorang seperti Daniel sebelumnya.

"Kau—" jari telunjuk Daniel mengacung tepat di wajah rupawan Seongwu. "—apa yang kau lakukan? Kenapa kau menyetujui permintaan pak Jung?"

Pemuda Ong menyingkirkan jari Daniel dari hadapannya. Menghembuskan napasnya pelan. Dia tahu ini akan sulit.

"Apa ada yang salah dengan itu?"

"Tentu saja ada!"

Alis Seongwu terangkat. Mengingat-ngingat semua yang terjadi di ruangan pak Jung, memilah-milah apakah ada kesalahan yang dia perbuat.

Daniel mengacak rambutnya frustasi. Kekesalannya yang tertahan di dalam ruangan sana meluap. Berdoa saja dirinya tak membanting pemuda kurus di depannya sebagai wujud luapan emosi.

"Harusnya kau menolak permintaan dari pak Jung, Ong Seongwu!"

"Kenapa harus menolak?" Kening Seongwu berkerut. "Seseorang meminta tolong kenapa aku harus menolaknya?"

Daniel menggeram. Dia tahu niat Seongwu baik tapi dia tak membutuhkan niat itu untuk sekarang.

"Dengar, Ong, aku hanya akan menghambatmu. Kau mau nilai ujian akhirmu hancur? Kau mau gelar juara 1 mu diambil orang kali ini? Tidak, kan? Jadi, ayo kembali ke ruangan pak Jung dan—"

Seongwu menahan lengan Daniel yang akan menariknya kembali ke ruangan dengan pintu kaca itu.

"Kenapa kau seyakin itu jika kau akan menghambatku dan membuat nilai ujian ku hancur? Apakah kau tak mau berusaha? Jika kau tak mau itu terjadi maka berusahalah bukan dengan memaksaku kembali kepada pak Jung untuk menarik kata-kata yang bahkan belum sejam aku ucapkan."

Let Me Stay [OngNiel]Where stories live. Discover now