CTS~1

5.1K 218 11
                                    

Tak pernah terpikirkan dalam benak Ify jika hidupnya akan berubah serandom ini. Meski ia juga tak bisa memungkiri kalau ia bahagia.

"Fy! Ambilin kacang dong di kulkas, yang warna hijau ya!"

Ify memutar bola matanya malas. Ini semua karena dirinya kalah main catur melawan pemuda songong bernama Rio yang kini dengan santainya duduk di kursi dan kedua kaki yang berada di atas meja. Ingin sekali Ify memotong kaki itu, tapi ia juga tak mau repot mengurus orang buntung.

Dengan langkah yang terkesan terpaksa, Ify ke dapur dan mengambil camilan kacang polong di kulkas. Sumpah serapah tak henti keluar dari bibir Ify hingga sebuah ide cemerlang muncul di kepalanya.

Saat kembali ke ruang tamu, raut Ify terlihat lebih berbinar.

"Nih!" ucap Ify sambil menyodorkan toples berisi kacang polong yang langsung disambar oleh Rio. Tanpa mengucap apapun lagi, Rio membuka toples dan mengambil seraup kacang polong yang langsung ia masukkan ke dalam mulutnya.

Ify bersedekap sambil menghitung dalam hati.

Satu, dua, ti ....

"Bruuffttttt, ooeeekkkk!"

Tawa Ify meledak tak bisa ditahan begitu saja. Ekspresi Rio sungguh membuat Ify gemas dan geli di waktu yang bersamaan.

"Asssiiiinnnnn!!!" Rio sibuk memuntahkan kacang polong di mulutnya yang sudah terasa getir karena rasa asin yang terlalu pekat dirasa oleh lidahnya.

Ify menyodorkan segelas air yang langsung diminum oleh Rio tanpa bertanya.

"Byuurrrr!!!"

Rio memandang Ify yang tengah tertawa dengan geram. Tak cukupkah ia memberikan kacang polong dengan garam yang sangat banyak hingga airnya pun harus air garam?

Tawa Ify berhenti saat Rio sudah berdiri di hadapannya dengan tatapan tajam mengintimidasi milik Rio yang sukses membuat Ify terdiam.

Ify mundur selangkah demi selangkah, tetapi Rio terus mengikuti tanpa kata hingga Ify merasa langkahnya mentok karena di belakangnya adalah tembok.

"Ma--mau apa lo?" Ify meneguk ludahnya gugup. Ditatap seintens itu membuat jantungnya berdetak sangat kencang hingga pikirannya buntu. Semua keahlian bela diri yang ia punya seolah lenyap akibat tatapan mematikan dari Rio untuknya.

Rio tetap diam tanpa suara membuat Ify semakin gugup. Ia memejamkan matanya saat merasakan hembusan napas Rio yang semakin dekat hingga sebuah benda kenyal  dan basah menempel di bibirnya. Benda itu bergerak perlahan dan menggigit bibir bawahnya membuat ia reflek membuka mulut. Seketika itu ia membelalak lebar dan mendorong Rio dengan hingga mereka terpisah beberapa meter. Rio tertawa keras saat Ify sibuk mengelap mulutnya dan berlari ke dapur untuk mengambil minum.

"Lo gila!" pekik Ify dari dapur yang dibalas Rio dengan senyum miringnya. Siapa suruh mengerjainya dengan garam. Sekarang impas bukan? Ify juga merasakan bagaimana getirnya garam itu terasa.

****

"Kak, di mana sepatu gue?" Alvin yang saat itu masih sibuk dengan laptop dan berbagai berkas lainnya hanya menjawab singkat.

"Tidak tahu."

"Kemarin gue taruh di belakang pintu," sungut Ify yang merasa sebal karena sepatu favoritnya hilang. Ia masih ingat dengan jelas jika sepatu itu ia letakkan di rak sepatu belakang pintu, tak mungkin sepatu itu hilang dengan sendirinya.

Saat Ify tengah sibuk mencari sepatunya, Rio datang dengan stelan training yang menandakan ia baru saja selesai melakukan ritual lari paginya.

"Ada apaan, nih?" tanya Rio saat melihat Ify sibuk melihat ke kolong meja ataupun kursi.

COUPLE TSUNDERE (Squel TWINS DEVIL) PINDAH KE DREAMEWhere stories live. Discover now